Brasil Lanjutkan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac Buatan Tiongkok 

Kematian relawan tidak terkait pemberian vaksin coronavac

Jakarta, IDN Times - Otoritas kesehatan di Brasil, ANVISA, akhirnya mengizinkan uji klinis vaksin buatan Sinovac Biotech dilanjutkan. ANVISA telah memperoleh cukup data bahwa peristiwa kematian yang melibatkan relawan vaksin yang diberi nama coronavac itu tidak terkait suntikan vaksin. 

Stasiun berita BBC, Rabu, 11 November 2020 melaporkan pernyataan ANVISA yang menyebut penghentian sementara uji klinis merupakan sesuatu yang wajar. "Tidak berarti penghentian sementara bermakna produk yang sedang diselidiki tidak memiliki kualitas, tidak aman atau manjur," demikian pernyataan tertulis ANVISA. 

Pada Senin, 9 November 2020 lalu ANVISA mengumumkan penghentian sementara uji klinis vaksin Sinovac Biotech. Keputusan itu sempat mengejutkan Institut Butantan, mitra Sinovac Biotech untuk memproduksi vaksin COVID-19 di Negeri Samba tersebut. 

Saat itu, ANVISA menyebut telah terjadi peristiwa yang merugikan pascauji klinis. Tetapi, mereka tidak menjelaskan secara detail apa yang telah terjadi dan di mana peristiwa merugikan itu terjadi. 

Direktur Institut Butantan Brasil, Dimas Covas menyebut penghentian sementara uji klinis itu terkait adanya satu relawan yang meninggal. Tetapi, ia bersikeras kematian relawan tersebut tak terkait pemberian imunisasi vaksin COVID-19. 

Bagaimana hasil penyelidikan kepolisian terhadap kematian relawan tersebut?

1. Kematian relawan vaksin COVID-19 Sinovac Biotech diselidiki sebagai peristiwa bunuh diri

Brasil Lanjutkan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac Buatan Tiongkok Ilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dokumentasi Sinovac)

Menurut keterangan media lokal, G1, relawan vaksin itu dinyatakan meninggal akibat bunuh diri dan tidak terkait dengan pemberian vaksin Sinovac. Laporan itu diperkuat dengan hasil pemeriksaan forensik medis. 

Laman Tiongkok CGTN, melaporkan relawan yang meninggal itu diketahui seorang pria, berusia 32 tahun dan tinggal di Sao Paulo. Direktur Institut Butantan, Dimas Covas dalam keterangan pers, mengatakan mereka telah mengirimkan data mengenai hasil uji klinis vaksin coronavac dan data klinis lainnya kepada ANVISA. Covas menggaris bawahi bahwa vaksin coronavac sejauh ini masih dinyatakan aman. 

Sementara, Direktur ANVISA, Antônio Barra Torres menjelaskan data yang dikirimkan oleh Institut Butantan tidak diterima tepat waktu lantaran jaringan pemerintah tengah diserang oleh pihak tertentu. Di dalam informasi awal yang disampaikan oleh Institut Butantan juga tak menyebut kematian relawan akibat bunuh diri. 

"Maka, kami tak memiliki pilihan lain, selain menghentikan sementara waktu uji klinis melihat situasinya ketika itu," ungkap Torres.

ANVISA juga menegaskan keputusan mereka untuk menghentikan sementara waktu uji klinis coronavac bukan didorong motif politis. Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengaku sempat mendukung kebijakan ANVISA itu. Sejak awal Bolsonaro memang menolak memberikan vaksin COVID-19 ke warganya yang merupakan buatan Tiongkok. 

Torres menjelaskan keputusan ANVISA menghentikan sementara waktu, murni karena alasan teknis. 

Baca Juga: Brasil Hentikan Sementara Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac, Kenapa?

2. Sinovac Biotech menjamin vaksin COVID-19 buatan mereka aman

Brasil Lanjutkan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac Buatan Tiongkok Markas Sinovac Biotech di Haidian, Beijing (European Press Agency)

Sementara, manajemen Sinovac Biotech memastikan vaksin buatan mereka aman. Vaksin buatan Sinovac Biotech termasuk salah satu dari beberapa vaksin yang kini masuk dalam daftar yang tengah menjalani uji klinis tahap ketiga secara global. Selain di Brasil, Sinovac Biotech juga menjalani uji klinis di Indonesia. 

Brasil termasuk salah satu negara yang sangat membutuhkan vaksin COVID-19. Sebab, data yang dikutip dari John Hopkins University menunjukkan 5,6 juta orang di Brasil telah terpapar COVID-19. Berdasarkan penghitungan, ini merupakan kasus terbanyak ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Sementara, angka kematian akibat COVID-19 di Brasil mendekati 163 ribu. 

3. Uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia tidak pernah dihentikan

Brasil Lanjutkan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Sinovac Buatan Tiongkok pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 produksi Sinovac (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Sementara, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 di Bandung, Jawa Barat, Prof Dr. Kusnandi Rusmil mengatakan hasil riset vaksin Sinovac di Brasil tidak akan berpengaruh terhadap uji klinis di Indonesia. Menurut Kusnandi, semua relawan telah menerima dua kali suntikan vaksin buatan Sinovac tersebut. 

"Di Indonesia sudah tidak ada lagi penyuntikan. Jadi, tinggal diikuti keamanannya. Satu bulan kemudian nanti darah (dari relawan) akan diambil, lalu proses yang sama dilakukan tiga bulan dan enam bulan kemudian," ungkap Kusnandi ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Selasa, 10 November 2020. 

Uji klinis di Bandung diikuti oleh 1.620 relawan. Namun, belakangan sebanyak 14 relawan mengundurkan diri. Tetapi, menurut Kusnandi, hal itu tidak terkait dengan dampak vaksinasi. 

  1. "Tujuh (orang) itu karena pindah lokasi pekerjaan. Sedangkan, tujuh orang lagi sakit dan tidak berhubungan dengan imunisasi. Ada yang kena flu berat dan sebagainya," tutur dia lagi.  Sisa 1.606 relawan lainnya, kata Kusnandi, tidak mengalami gejala berat usai disuntik vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Semua hanya mengalami gejala ringan. 

Rencananya, laporan mengenai hasil uji klinis vaksin Sinovac di Bandung akan disampaikan kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada Januari 2021. 

Baca Juga: Di Brasil Disetop, Uji Klinis Vaksin Sinovac di Indonesia Tetap Jalan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya