Brasil Umumkan Efikasi Vaksin Sinovac 78 Persen, Aman untuk Lansia

Brasil akan beli 100 juta dosis vaksin CoronaVac

Jakarta, IDN Times - Peneliti di Brasil pada Kamis, 7 Januari 2021 menyampaikan vaksin CoronaVac yang dibuat oleh Sinovac Biotech, Tiongkok memiliki efikasi dalam melawan virus corona mencapai 78 persen. Ini merupakan tindak lanjut dari pengumunan pada Desember 2020 lalu yang menyebut efektivitas vaksin di atas 50 persen. Namun, dalam pengumuman kali ini vaksin tersebut dinyatakan aman dikonsumsi oleh orang-orang lanjut usia. 

Kantor berita Reuters, Kamis kemarin melaporkan dalam uji klinis tahap ketiga, Institut Butantan, mitra Sinovac Biotech, turut melibatkan relawan usia lanjut. Mereka termasuk dalam populasi yang rentan terpapar COVID-19. 

Direktur Utama Institut Butantan, Dimas Covas mengatakan uji klinis tahap ketiga di Brasil melibatkan 13 ribu relawan. Ada 218 relawan yang tetap terpapar COVID-19 selama proses uji klinis. Sebanyak 160 relawan hanya diberi plasebo, sedangkan sisanya tetap terpapar COVID-19 meski sudah disuntik vaksin. 

Menurut Covas, vaksin CoronaVac terbukti mencegah relawan agar kondisinya tidak memburuk meski tertular COVID-19. Bahkan, hasil uji klinis turut membuktikan vaksin CoronaVac ampuh mmberikan perlindungan bagi kaum lansia. 

"Tidak ada satu pun relawan yang disuntik vaksin menjadi sakit parah (bila kena COVID-19) dan harus dirujuk ke rumah sakit," kata Covas. 

Ia menambahkan hasil detail dari uji klinis tahap ketiga sudah diserahkan ke otoritas kesehatan yang disebut Anvisa. Hal itu merupakan salah satu persyaratan agar vaksin CoronaVac memperoleh izin edar darurat (EUA) di Negeri Samba. Namun, warga Brasil rupanya tetap enggan untuk disuntik vaksin CoronaVac. Mengapa?

1. Data lengkap uji klinis ketiga vaksin CoronaVac masih belum diungkap ke publik

Brasil Umumkan Efikasi Vaksin Sinovac 78 Persen, Aman untuk LansiaIlustrasi vaksin yang dibuat oleh Sinovac (www.scmp.com)

Meski Institut Butantan sudah mengungkap lebih banyak informasi mengenai efikasi vaksin CoronaVac, namun hal itu tidak menghilangkan keraguan mengenai transparansi data. Sebab, hingga kini Brasil pun belum mengumumkan detail informasi mengenai vaksin buatan Tiongkok itu. 

Bahkan, sebelumnya, Institut Butantan sempat harus menunda untuk mengumumkan hasil uji klinis vaksin CoronaVac hingga tiga kali. Tak pelak hal itu meningkatkan keraguan di mata warga Brasil mengenai keampuhan vaksin tersebut. Kantor berita Reuters melaporkan survei yang dilakukan pada Desember 2020 yang menyebut hampir separuh warga Brasil tidak bersedia divaksin menggunakan vaksin dari Tiongkok. 

"(Apa yang disampaikan oleh Institut Butantan) tidak cukup jelas atau transparan," ungkap epidemiolog yang bekerja selama 23 tahun di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), Denise Garrett. 

“Mereka menyajikan hasil sekunder dalam mencegah kasus ringan, kasus serius dan rawat inap, tetapi bukan kemanjuran dalam mencegah penyakit," tutur Garrett lagi. 

Sementara, anggota komite Masyarakat Imunologi Brasil, Cristina Bonorino, meminta publik agar bersabar usai mengetahui hasil efikasi vaksin CoronaVac. Ia tak menampik bila hasil vaksin CoronaVac sesuai yang disampaikan dalam jumpa pers, maka itu luar biasa.

"Presentasi (hasil efikasi vaksin) saat jumpa pers merupakan satu hal, tetapi itu akan menjadi hal berbeda ketika data itu dianalisa. Itulah yang akan dilakukan oleh Anvisa," ungkap Bonorino.  

Baca Juga: Turki Klaim Efikasi Vaksin Sinovac Capai 91,25 Persen

2. Vaksin CoronaVac dinilai bisa jadi alternatif untuk didistribusikan ke negara berkembang

Brasil Umumkan Efikasi Vaksin Sinovac 78 Persen, Aman untuk LansiaVaksin Sinovac (Dok. Kementerian Kesehatan)

Bila melihat dengan hasil vaksin COVID-19 lainnya, efikasi yang dimiliki oleh CoronVac berada di bawah Moderna Inc atau Pfizer yang bermitra dengan BioNTech. Tetapi, angka 78 persen sudah di atas ambang minimum yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni sekitar 50 persen hingga 60 persen.

Di sisi lain, vaksin CoronaVac dinilai lebih cocok untuk pasar negara berkembang karena mudah untuk didistribusikan. Vaksin CoronaVac bisa disimpan di lemari pendingin dengan suhu 2 derajat Celcius - 8 derajat Celcius. Hal ini berbeda dengan vaksin Pfizer yang membutuhkan lemari ultra dingin dengan suhu minus 70 derajat Celcius. 

Selain Brasil, Indonesia juga termasuk negara yang banyak memesan vaksin CoronaVac. Pemerintah berencana melakukan suntik vaksin perdana pada 13 Januari 2021. Tetapi, selain kedua negara itu, ada beberapa negara lainnya yang ikut memesan vaksin CoronaVac, antara lain Turki, Chile, Ukraina, Singapura, dan Thailand. 

Meski Presiden Brasil Jair Bolsonaro menolak penggunaan vaksin asal Tiongkok, tetapi Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello sudah menyebut akan tetap memanfaatkan vaksin CoronaVac. Pazuello menyebut pada tahun 2021, Brasil akan membeli 100 juta dosis vaksin.  

3. Presiden Jokowi akan disuntik dengan vaksin CoronaVac pada 13 Januari 2021

Brasil Umumkan Efikasi Vaksin Sinovac 78 Persen, Aman untuk LansiaANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Sementara, Presiden Joko "Jokowi" Widodo direncanakan akan disuntik vaksin CoronaVac pada Rabu, 13 Januari 2021. Penetapan jadwal itu memicu perdebatan di ruang publik lantaran izin edar darurat (EUA) belum dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Maka, tak heran bila muncul spekulasi pengumuman jadwal itu merupakan cara pemerintah untuk menekan BPOM. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan keputusan untuk mendistribusikan vaksin CoronaVac ke seluruh Indonesia sebelum EUA keluar lantaran mengikuti masukan dari para epidemiolog. Saran yang diikuti yakni vaksin yang sudah diperoleh maka harus segera diberikan. 

Budi menyebut angka kematian di Indonesia akibat COVID-19 tergolong tinggi yakni 150 hingga 200 jiwa setiap harinya. Sedangkan, satu bulan sudah ada 6.000 jiwa yang wafat. 

"Apa kita mau menunggu satu bulan 6 ribu orang mati atau satu tahun 72 ribu orang mati untuk dapatkan vaksin yang baik? Itu sangat gak manusiawi," ungkap Budi ketika berbicara di program Mata Najwa, Rabu, 6 Januari 2021. 

Ia pun memastikan akan menjadi penerima awal vaksin CoronaVac yang diimpor dari Tiongkok. Sebab, pada periode Januari hingga Maret 2021, vaksin merek itu lah yang masuk ke Indonesia. Ia mengatakan vaksin CoronaVac dijamin aman. Sebab, hasil uji klinis di tahap I dan II sudah lolos. 

"Selama vaksin yang masuk ke dalam daftar WHO, sudah lolos uji klinis satu dan dua, maka aspek safety-nya sudah lewat. Kedua, harus dapat persetujuan BPOM. Apapun vaksin yang disetujui BPOM dari merek apapun, itu sama saja (kualitasnya), yang paling penting yang paling itu akan kami ambil," tutur dia. 

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Efikasi Vaksin? Ini Penjelasannya!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya