Curhat Jacob Blake Usai Siuman: Saya Harus Tahan Sakit Setiap Hari

Blake ditembak tujuh kali oleh polisi dari belakang

Jakarta, IDN Times - Warga kulit hitam yang ditembak polisi dari belakang sebanyak tujuh kali, Jacob Blake, akhirnya siuman di rumah sakit. Pria 29 tahun itu curhat usai ditembak polisi dan kini ia harus menahan sakit setiap hari. 

"Sangat sakit, bahkan untuk bernapas, tidur dan bergerak dari satu sisi ke sisi lain," ungkap Blake seperti dikutip dari stasiun berita Al Jazeera, Minggu, 6 September 2020. 

Blake menyampaikan pernyataan itu dalam sebuah video yang kemudian diunggah ke akun media sosial pengacaranya, Ben Crump. Ia juga menyadari akan lumpuh dari pinggang ke bawah, sehingga menyulitkannya menjalani hidup. Belum lagi ada "staples" yang menutup luka jahitannya di bagian punggung dan perut. 

"Selama 24 jam, setiap 24 jam itu (jahitan) terasa sakit. Tak ada hal yang saya rasakan selain rasa sakit ini," kata dia. 

Blake ditembak polisi sebanyak tujuh kali di bagian belakang ketika ia ingin masuk ke mobilnya pada 23 Agustus 2020 di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat. Menurut Crump, ketika kliennya ditembak, tiga putra Blake yang berusia tiga, lima dan delapan tahun turut menyaksikan kejadian itu dari dalam mobil. 

Mengapa Blake ditembak polisi pada akhir Agustus lalu? Apa tanggapannya mengenai dakwaan hukum yang menjeratnya sebelum ia ditembak polisi?

1. Jacob Blake ditembak polisi karena menolak ditahan

Curhat Jacob Blake Usai Siuman: Saya Harus Tahan Sakit Setiap HariWarga kulit hitam Jacob Blake yang ditembak polisi (www.facebook.com)

Stasiun berita BBC melaporkan, Jacob Blake ditembak ketika ia sedang berusaha masuk ke dalam mobil. Polisi coba menahan dia usai menerima laporan dari mantan kekasihnya bahwa ia membawa kabur mobil dan kartu debit. 

Menurut kantor jaksa di wilayah Kenosha, ada beberapa dakwaan hukum bagi Blake hingga ia bisa ditahan sewaktu-waktu. Dakwaan hukum itu termasuk penyerangan dengan kekerasan seksual dan memasuki wilayah milik orang lain tanpa izin. 

Blake tak bersedia ditahan dan dibawa ke kantor polisi. Sehingga, ia ditembak tujuh kali. Peluru yang bersarang di tubuhnya dilepaskan seorang polisi bernama Rusten Sheskey, yang kini tengah diselidiki alasan menggunakan tindak kekerasan untuk menahan Blake. 

Belakangan, polisi menemukan pisau di dalam mobilnya. Blake mengakui pisau itu memang miliknya. Tetapi, apakah pisau itu hendak digunakan untuk melawan polisi, otoritas berwenang masih menyelidikinya. 

Baca Juga: Jacob Blake Akui Simpan Pisau di Mobil saat Ditembak Polisi 

2. Jacob Blake mengaku tak bersalah atas tuduhan penyerangan dengan kekerasan seksual ke mantan kekasihnya

Curhat Jacob Blake Usai Siuman: Saya Harus Tahan Sakit Setiap HariJacob Blake ditembak oleh polisi berkulit putih (www.thesun.co.uk)

Sementara, pada 4 September 2020, digelar sidang secara virtual untuk tiga dakwaan kepada Blake. Padahal, ia masih dirawat di rumah sakit dengan kondisi tangan diborgol. 

Dalam sidang tersebut, Blake mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan yang disampaikan mantan kekasihnya. Tuduhan itu dilaporkan mantan kekasihnya ke polisi pada Juli lalu, dan tidak ada sangkut pautnya dengan penembakan Blake. Sidang akhirnya dilanjutkan pada pekan lalu. 

Menurut otoritas berwenang, ada cukup bukti untuk menyeret Blake ke pengadilan dan membuktikan bahwa ia bersalah atas semua tuduhan hukum. 

3. Penembakan Jacob Blake memicu terjadinya aksi kericuhan di negara bagian Wisconsin

Curhat Jacob Blake Usai Siuman: Saya Harus Tahan Sakit Setiap HariKebakaran di penjara saat terjadi protes penembakan Jacob Blake di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat, pada 24 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stephen Maturen

Peristiwa penembakan Jacob Blake sempat terekam kamera oleh pejalan kaki. Video penembakan ini kemudian viral di media sosial dan memicu kembali aksi unjuk rasa. Peristiwa serupa sempat terjadi ketika warga kulit hitam, George Floyd, tewas saat hendak ditahan polisi kulit putih. 

Akibatnya, muncul aksi unjuk rasa serupa di negara bagian Wisconsin hingga memicu tindak kekerasan. Dua pengunjuk rasa tewas ditembak seorang remaja bernama Kyle Rittenhouse. Kepada media, Rittenhouse mengaku sudah menjadi tugasnya menjaga bangunan-bangunan di area Kenosha. 

Dalam aksi unjuk rasa tersebut para demonstran turut merusak dan membakar beberapa bangunan. Bahkan, ada pula yang melakukan penjarahan. 

Ibu Blake, Julia Jackson, memohon kepada publik untuk menghentikan aksi protes yang berujung tindak kekerasan. Jackson meminta agar aksi kekerasan dihentikan lantaran perbuatan tersebut tidak mencerminkan sikap putranya. 

"Aksi itu juga tidak mencerminkan keluarga kami. Saya benar-benar memohon dan mendorong semua orang di Wisconsin dan luar negeri untuk berhenti sejenak. Lalu, tanyakan kembali ke hati kalian," kata dia yang dikutip stasiun berita BBC

Baca Juga: Kasus Jacob Blake Berujung Penembakan Wisconsin dan Pemboikotan NBA 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya