Desak-desakan Saat Tahun Baru, 9 Orang Tewas di Uganda karena Sesak

Kali pertama Uganda rayakan pergantian tahun usai pandemik

Jakarta, IDN Times - Di saat malam pergantian tahun 2023 seharusnya jadi momen suka cita dan bahagia, di Uganda momen pada Sabtu (31/12/2022), justru berubah menjadi bencana. Sebanyak sembilan orang tewas akibat berdesak-desakan di sebuah pusat perbelanjaan di daerah Kampala. 

Dilansir stasiun berita Al Jazaeera, Senin (2/1/2023), satu dari sembilan korban tewas adalah bocah laki-laki yang berusia 10 tahun. Mereka berdesak-desakan karena ingin menyaksikan parade kembang api yang biasanya digelar untuk menandai momen pergantian tahun. 

"Ada banyak orang yang terjepit di saat banyak orang berbondong-bondong ingin melihat parade kembang api. Akhirnya, mereka merasa sesak karena kehabisan oksigen. Sejauh ini, sebanyak sembilan orang dipastikan tewas," ungkap kepolisian setempat melalui pernyataan tertulis. 

Membeludaknya warga yang ingin merayakan momen pergantian tahun, lantaran ini kali pertama pembatasan dilonggarkan usai pandemik COVID-19. Lalu, warga memilih merayakan tahun baru di mal Freedom City yang berada di jalan raya yang menghubungkan Kampala ke Bandara Internasional Entebbe. Apakah sudah diketahui berapa banyak korban yang mengalami luka akibat tragedi itu?

1. Gegabah dan lalai menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa

Desak-desakan Saat Tahun Baru, 9 Orang Tewas di Uganda karena SesakIlustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Juru Bicara Kepolisian Nasional Uganda, Luke Owoyesigyire, mengatakan tak lama setelah kembang api ditampilkan, desak-desakan terjadi. Alhasil, lima orang langsung tewas di tempat dan melukai warga lainnya. Sedangkan, empat orang lainnya tewas saat dalam perjalanan menuju ke rumah sakit. 

"Mayoritas mereka meninggal akibat kekurangan oksigen," ungkap Owoyesigyire seperti dikutip dari harian The Guardian

Menurutnya, tragedi itu bisa terjadi karena warga gegabah dan penyelenggara parade kembang api lalai. Mereka dianggap tak memperkirakan kembang api itu bisa menarik perhatian luas dari warga. 

Baca Juga: Uji Coba Vaksin Ebola di Afrika Barat Hasilkan Antibodi yang Kuat

2. Kepolisian setempat masih menghitung jumlah korban luka

Desak-desakan Saat Tahun Baru, 9 Orang Tewas di Uganda karena SesakPexels.com/Pixabay

Sementara, Juru Bicara Kepolisian lokal, Patrick Onyango mengatakan, mayoritas korban tewas masih berusia remaja. Korban berusia mulai dari 10 tahun, 11 tahun, 14 tahun, dan 20 tahun. 

"Ada pula beberapa korban luka. Tim penyelidik kami terus melakukan penghitungan untuk memastikan angka resmi korban," ungkap Onyango. 

3. Korban mulai berjatuhan ketika warga turun dari lantai atas pusat perbelanjaan

Desak-desakan Saat Tahun Baru, 9 Orang Tewas di Uganda karena SesakPexels.com/Rakicevic Nenad

Sementara, menurut kesaksian salah satu korban selamat, Sylvia Nakalema (27 tahun), peristiwa maut itu dimulai ketika orang-orang pergi untuk melihat kembang api di atas panggung lalu kembali ke lantai bawah pusat perbelanjaan. 

"Ada kerumunan besar. Orang-orang mulai mendorong satu sama lain untuk mendapatkan ruang. Beberapa orang akhirnya terjatuh. Maka sebagian pun mulai terinjak-injak. Anak-anak menangis dan terjadi kekacauan. Saya selamat karena saya didorong ke sudut lain oleh banyak orang," ungkap Nakalema. 

Ia mengaku sempat kehilangan napas, tapi memilih tak banyak bergerak. "Saya memilih diam karena tidak punya jalan keluar hingga situasinya tenang. Tetapi, beberapa orang sudah terlihat tergeletak dengan napas terengah-engah," tutur dia.

Baca Juga: 10 Persiapan Menyambut Tahun Baru 2023, Sederhana tapi Bermakna

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya