Diprotes Publik, Raja Belanda Percepat Waktu Liburan di Yunani

Publik nilai tak pantas raja berlibur saat masih pandemik

Jakarta, IDN Times - Raja Belanda, Willem-Alexander, dan sang istri mempercepat waktu berliburnya di Yunani. Semula, mereka sudah berangkat menuju ke Yunani pada Jumat, 16 Oktober 2020 lalu. Tetapi, mereka kembali ke Belanda sehari kemudian. 

Hal itu lantaran pasangan kerajaan mendapat kritikan tajam dari publik di Belanda yang menilai hal tersebut tak pantas dilakukan saat pandemik COVID-19 masih melanda.

Apalagi saat ini Pemerintah Belanda tengah memberlakukan kebijakan karantina secara parsial untuk mengendalikan virus corona. Sikap raja dan ratu yang tetap memilih berlibur seolah mencerminkan keduanya tidak peka dengan situasi di dalam negeri. 

"Kami melihat bagaimana reaksi yang disampaikan oleh publik di media. Kami tetap berharap publik tetap mematuhi protokol agar virus corona bisa dikendalikan. Diskusi mengenai liburan kami sama sekali tidak membantu (untuk mengendalikan pandemik)," demikian isi pernyataan tertulis Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima pada Jumat, 16 Oktober 2020 lalu dan dikutip stasiun berita CNN

Raja Willem-Alexander dan sang istri memang tidak melanggar protokol kesehatan termasuk kebijakan karantina wilayah yang kini mulai diberlakukan lagi. Tetapi, Pemerintah Belanda menyarankan agar menunda perjalanan ke luar negeri yang sifatnya tidak darurat. 

Lalu, apa komentar Perdana Menteri Mark Rutte ketika mengetahui pasangan kerajaan memilih tetap berlibur di tengah situasi kasus COVID-19 kembali naik di Belanda?

1. Perdana Menteri Mark Rutte mengaku keliru tidak mencegah Raja dan Ratu Belanda untuk berlibur di tengah pandemik

Diprotes Publik, Raja Belanda Percepat Waktu Liburan di YunaniPerdana Menteri Belanda Mark Rutte (www.twitter.com/@MinPress)

Selain dari publik, protes juga disampaikan oleh anggota parlemen dari partai yang berkoalisi dengan Perdana Menteri, Joost Sneller. Ia mengatakan keputusan berlibur yang diambil oleh raja dan ratu tidak bijak dan tidak bisa dipahami oleh publik. 

Perdana Menteri Mark Rutte kemudian melayangkan surat ke parlemen dan mengakui ia bertanggung jawab karena tidak mencegah rencana berlibur raja dan ratu. Ia pun mengakui pasangan kerajaan itu akan berlibur pada Jumat pekan lalu. Tetapi, ia berdalih sudah tidak memiliki waktu untuk mendesak agar raja dan ratu menunda rencananya berlibur. 

"Ini seharusnya mendorong saya untuk mempertimbangkan kembali tujuan dari berlibur itu. Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian itu," kata Rutte dan dikutip stasiun berita BBC pada Minggu, 18 Oktober 2020. 

Sedangkan, laman kantor berita Belanda, ANP News melaporkan raja dan ratu sudah sempat terbang ke Yunani dengan menggunakan jet pribadi milik pemerintah. 

Baca Juga: Di Tengah Wabah Virus Corona, Raja dan Ratu Belanda Tetap ke Indonesia

2. Pemerintah Belanda telah mengimbau agar tidak melakukan perjalanan ke luar negeri yang tak mendesak

Diprotes Publik, Raja Belanda Percepat Waktu Liburan di YunaniPerdana Menteri Belanda, Mark Rutte, ketika berkunjung ke Indonesia tahun 2016 (www.twitter.com/@NLIndonesia)

Pemerintah Belanda pada pekan lalu telah memberlakukan karantina wilayah parsial terhitung pada 13 Oktober 2020 lalu hingga satu bulan ke depan. Mereka ingin mengendalikan kasus COVID-19 yang kembali melonjak di Benua Eropa, termasuk di Belanda. 

Selama karantina wilayah parsial berlangsung, Pemerintah Belanda melarang restoran dan bar untuk melayani pelanggan secara langsung sehingga harus ditutup, namun diperbolehkan menerima pesanan take away. Selain itu, Belanda juga tidak mengizinkan pertemuan publik ataupun kegiatan di luar ruangan yang mengumpulkan lebih dari empat orang.

Pada Selasa pekan lalu, PM Rutte sudah mewanti-wanti agar tidak menguji aturan karantina wilayah ini. Sebab, akan ada sanksi tegas yang dijatuhkan. Sementara, mengenai berlibur ke luar negeri, hal tersebut memang tidak dilarang di dalam aturan karantina wilayah. 

"Anda bisa saja berlibur, tetapi Anda hanya bisa pergi ke tempat di mana Anda telah memesan tempat penginapan dan jangan pergi ke mana-mana. Walaupun Anda pergi ke luar negeri, opsi Anda (untuk berlibur) sangat terbatas, karena hanya ada beberapa negara yang membolehkan kita masuk," kata Rutte lagi. 

3. Belanda mencatat lebih dari 8.000 kasus baru COVID-19 sejak pandemik merebak

Diprotes Publik, Raja Belanda Percepat Waktu Liburan di YunaniIlustrasi pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, berdasarkan data dari stasiun berita BBC, pada akhir pekan lalu mencatat lebih dari 8.000 kasus baru COVID-19. Ini merupakan angka yang paling parah sejak pandemik melanda COVID-19 di Belanda. 

Ini bukan merupakan kali pertama pasangan Kerajaan Belanda menjadi sorotan di saat pandemik. Pada Agustus lalu, raja dan ratu terekam kamera melanggar aturan jaga jarak dengan seorang pemilik restoran ketika tengah berlibur di Yunani. 

Lantaran hal itu, anggaran tahunan keluarga kerajaan mendapat tekanan dari anggota parlemen kelompok oposisi agar ditinjau ulang. 

Baca Juga: [FOTO] Gemas! Cucu Jokowi Ikut Foto Bersama Raja dan Ratu Belanda

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya