Kemlu: Belum Ada Korban WNI dalam Gempa Magnitudo 7 di Turki

Ada 98 WNI yang bermukim di Izmir, Turki 

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri mengatakan, belum ada warga negara Indonesia yang menjadi korban gempa berkekuatan Magnitudo 7,0 yang mengguncang wilayah perairan Aegean, Turki. Berdasarkan data yang dimiliki oleh KBRI Ankara, ada 98 WNI yang bermukim di Kota Izmir, area yang paling parah dilanda gempa. 

Koordinator Perlindungan WNI di KBRI Ankara, Harliyanto mengatakan, dari jumlah korban jiwa dan luka yang berhasil didata oleh otoritas di Turki, tidak ada satu pun WNI. 

"Hingga saat ini, kami belum menerima informasi terdapat WNI yang terkena dampak (gempa). Berdasarkan pembaruan data dari otoritas Turki hingga pagi ini, terdapat 21 orang yang meninggal dan 799 warga luka. Mereka semua adalah warga Turki," ungkap Harilyanto ketika dihubungi oleh IDN Times, Sabtu (31/10/2020), melalui pesan pendek. 

Berdasarkan informasi yang juga ia peroleh, tidak ada WNI yang rumah atau apartemennya rusak akibat gempa ini. 

1. Pemerintah Turki mendistribusikan 960 tenda untuk tempat tinggal sementara korban gempa

Kemlu: Belum Ada Korban WNI dalam Gempa Magnitudo 7 di TurkiIlustrasi kerusakan akibat gempa di Kota Izmir, Turki pada 30 Oktober 2020 (www.twitter.com/@i_gillani4)

Berdasarkan data yang diperoleh Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, otoritas sudah langsung mendistribusikan bantuan ke Kota Izmir, area yang paling parah terdampak gempa. Bahkan, tak lama setelah gempa disusul gelombang tsunami kecil.

Badan penanggulangan bencana di Turki yang bernama AFAD, sudah mendistribusikan 960 tenda, 4.500 selimut, 3.672 tempat tidur, 3.000 bantal dan 3.000 set sprei ke Izmir. Sedangkan, untuk membantu proses pencarian korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan, otoritas di Turki telah mengirimkan 64 personel, 22 relawan, 17 kendaraan, dan 12.593 bahan katering. 

Bulan Sabit Merah Turki mendirikan tiga dapur lapangan yang dapat melayani 25.500 orang. Sedangkan, distribusi sup dilakukan oleh 12.708 orang. 

Selain itu, Kementerian Transportasi dan Infrastruktur mengatakan, selama proses pencarian korban, untuk sementara waktu terdapat pemadaman listrik di 115 bidang dan pemutusan layanan di 10 bidang di Provinsi Izmir. 

Baca Juga: Gempa 7 Skala Richter di Turki dan Yunani, 24 Orang Tewas 

2. Ucapan duka cita datang dari berbagai pemimpin dunia untuk Turki

Kemlu: Belum Ada Korban WNI dalam Gempa Magnitudo 7 di TurkiIlustrasi gempa bumi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dalam kondisi yang tengah dilanda duka, para pemimpin dunia menyampaikan simpatinya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Salah satu yang mengucapkan duka adalah Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis. Meski kedua negara sedang terlibat sengketa wilayah perairan di Mediterania, namun Mitsotakis tetap menghubungi Erdogan. 

"Apapun perbedaan yang kami miliki, ini merupakan saat-saat di mana warga kedua negara harus bersatu," demikian cuitan Mitsotakis. 

Cuitan itu kemudian direspons oleh Erdogan. "Saya juga menyampaikan ucapan duka cita bagi warga Yunani, atas nama saya pribadi dan rakyat Turki," cuit Erdogan. 

Ia menambahkan, Turki siap membantu Yunani untuk memulihkan luka. "Dua negara yang bertetangga menunjukkan sikap solidaritas di masa-masa sulit jauh lebih berharga dibandingkan apapun di dunia," kata dia lagi. 

Komunikasi kedua pemimpin diapresiasi oleh calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden. Melalui akun media sosialnya, Biden menghargai pemimpin Turki dan Yunani bisa mengesampingkan perbedaan mereka untuk membantu warganya masing-masing melewati masa sulit. 

Biden menjadi kandidat capres Amerika Serikat pertama yang menyampaikan ucapan duka cita. Capres petahana Presiden Donald Trump belum menyampaikan ucapan senada kepada pemimpin Turki dan Yunani. 

Ucapan duka juga datang dari Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian. Melalui akun media sosialnya, Le Drian mengatakan, pemerintahnya siap membantu Turki dan Yunani melewati masa sulit pasca-gempa. 

"Kami siap membantu rakyat Yunani dan Turki dengan penuh rasa solidaritas," cuit Le Drian. 

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, juga menawarkan bantuan bagi kedua negara. Dukungan solidaritas yang ditawarkan Prancis datang usai Presiden Erdogan sempat menyampaikan di ruang publik agar memboikot produk-produk asal Prancis.

Seruan untuk memboikot itu sebagai bentuk protes dan kemarahan terhadap pidato yang disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron karena dinilai telah menyudutkan Islam. 

3. Tagar #PrayForTurkey menjadi trending di media sosial Indonesia

Kemlu: Belum Ada Korban WNI dalam Gempa Magnitudo 7 di TurkiKota Izmir di Turki jadi salah satu yang parah kena dampak gempa 7 SR (www.twitter.com/@guseynislamov)

Bencana gempa dan tsunami kecil yang menimpa Turki turut menjadi perhatian publik di Indonesia. Sejak awal, hubungan kedua negara memang erat. Apalagi banyak pengagum Presiden Erdogan ada di Indonesia. 

Data yang dimiliki oleh KBRI Ankara menunjukkan, ada 5.000 WNI yang kini tinggal di Turki. Sebagian besar adalah mahasiswa sebanyak 2.700 orang, dan pekerja spa 1.500 orang.

Sebagai bentuk solidaritas, tagar #PrayForTurkey pun bergema dan menjadi tren di akun media sosial di Tanah Air. Bila ditelusuri, sebagian besar menampilkan foto-foto dampak kerusakan gempa di Kota Izmir. 

Warganet berharap, Turki bisa segera pulih usai dilanda gempa di tengah-tengah pandemik COVID-19. Berdasarkan data yang dikutip dari laman World O Meter, per (31/10/2020), kasus aktif COVID-19 di Turki mencapai 40.512, di mana 10.177 pasien dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan virus Sars-CoV-2 itu. 

Baca Juga: Presiden Erdogan Jadi Olok-olok di Sampul Depan Majalah Charlie Hebdo

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya