Khawatir Rusuh Usai Pilpres, Kaca Toko-toko di New York Dipasangi Kayu

WNI di AS diimbau untuk menjauhi kerumunan massa

Jakarta, IDN Times - Sejumlah pertokoan di sepanjang jalan utama di Kota New York, Amerika Serikat, terlihat diberi pelindung papan kayu di bagian kaca sejak Senin, 2 November 2020. Rupanya para pemilik usaha retail khawatir akan terjadi kerusuhan usai pemilihan presiden yang digelar, Selasa (3/11/2020). 

Dikutip dari CNN, beberapa toko retail yang melindungi kaca tokonya dengan papan kayu antara lain toko perhiasan Tiffany, Saks Fifth Avenue, toko obat CVS, supermarket Target hingga Macy's. 

"Meski kami berniat untuk tetap beroperasi, tetapi sebagai langkah pencegahan dan jaga-jaga maka kaca di beberapa toko yang telah kami tetapkan akan diberi papan. Tujuannya, untuk mengantisipasi peristiwa yang terkait dengan aktivitas pemilu," ujar juru bicara toko perhiasan Tiffany, Nathan Strauss. 

Sementara, mini market CVS, memberi pelindung papan kayu hanya untuk toko-toko yang sempat jadi sasaran kericuhan ketika terjadi aksi unjuk rasa memprotes kematian George Floyd.

"Kami akan tetap buka dan melayani pelanggan selama dinyatakan aman," kata juru bicara CVS, Mike DeAngelis. 

Sebelumnya, kepolisian di Kota New York, NYPD, telah mewanti-wanti kepada para pemilik toko di area yang kerap menjadi titik aksi unjuk rasa, untuk menempuh langkah pencegahan. Pejabat di NYPD tidak mewajibkan untuk mengambil langkah ekstra dalam melindungi toko-toko mereka. Itu semua diserahkan kepada para pemilik toko. 

Apakah ini berarti akan terjadi kerusuhan usai Pilpres? Apakah ada imbauan dari perwakilan Pemerintah Indonesia bagi WNI di AS?

1. Wali Kota New York sebut tidak ada ancaman tertentu saat malam pemilu

Khawatir Rusuh Usai Pilpres, Kaca Toko-toko di New York Dipasangi KayuWali Kota New York, Bill de Blasio (Tangkapan layar YouTube)

Dalam briefing yang diadakan Senin, 2 November 2020 lalu, Wali Kota New York Bill de Blasio mengaku, tidak memiliki persiapan khusus bila terjadi kericuhan usai pemilu. Namun, pihaknya siap bila situasi berubah menjadi buruk. 

Dikutip dari laman Radio, Blasio mengaku sudah sempat kontak dengan kepala kepolisian di New York. Tetapi, sejauh ini belum ditemukan adanya ancaman saat malam pemilu. 

"Saya ingin menekankan saat ini kami tidak melihat adanya tantangan khusus, tapi kami siap menghadapi semua tantangan," kata Blasio. 

"Banyak persiapan yang sudah dilakukan selama beberapa pekan terakhir," ujarnya lagi. 

Ia mengatakan, tidak memberikan arahan khusus kepada para pemilik toko untuk melindungi toko mereka dengan memasang papan kayu. "Mari tidak menduga-duga apa pun dan menunggu hingga malam pemilu tiba. Kami akan siap untuk berbagai situasi," tutur dia. 

Baca Juga: Trump Perintahkan agar Vaksin COVID-19 Dibagikan 2 Hari Jelang Pemilu

2. KJRI New York mengimbau WNI menghindari kerumunan massa saat Pilpres AS

Khawatir Rusuh Usai Pilpres, Kaca Toko-toko di New York Dipasangi KayuSurat imbauan dari KJRI New York bagi WNI saat pemilu AS (Istimewa)

Sementara, melalui surat imbauan yang dikeluarkan oleh KJRI New York pada Minggu, 1 November 2020 lalu, konsul jenderal meminta agar WNI menghindari area kerumunan massa yang berpotensi menjadi lokasi aksi unjuk rasa atau kerusuhan. Selain itu, WNI diimbau tetap berada di rumah kecuali ada kepentingan yang mendesak. 

"Bila harus meninggalkan rumah dan mengingat saat ini masih dalam situasi pandemik, warga masyarakat Indonesia diimbau untuk bersikap hati-hati dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Di antaranya dengan mengenakan masker dan menjaga jarak," demikian isi surat imbauan KJRI New York.  

3. Lebih dari 99 juta warga AS sudah menggunakan hak pilih

Khawatir Rusuh Usai Pilpres, Kaca Toko-toko di New York Dipasangi KayuCapres AS di pemilu 2020 (Star Tribune)

Pemilu AS digelar pada Selasa (3/11/2020) dengan cara datang langsung ke tempat pemungutan suara (TPS). Tetapi, karena pandemik, sebagian besar warga Negeri Paman Sam sudah menggunakan hak pilihnya lebih awal. 

Stasiun berita BBC pada hari ini melaporkan, 99 juta warga AS sudah menggunakan hak pilihnya. Ini merupkan rekor terbanyak warga AS menggunakan hak pilih lebih awal yang dipicu karena adanya pandemik COVID-19. Mereka tak ingin berkerumun untuk menggunakan hak suara pada hari ini. 

Berdasarkan hasil polling nasional, calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, unggul 52 persen dibandingkan capres petahana dari Partai Republik, Donald Trump. Ia meraih 44 persen. Namun, yang menentukan pemenang Pilpres AS bukan kepopuleran kandidat, melainkan oleh sistem suara elektoral. 

Pada Pilpres 2016, capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton menang dan unggul 3 juta suara dibandingkan Trump. Tetapi, ia gagal meraih suara elektoral terbanyak. 

Baca Juga: Michelle Obama Sebut Donald Trump Sumber Kehancuran Amerika Serikat

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya