Khawatir Terjangkit Virus Corona, WNI di Wuhan Ingin Dievakuasi Keluar

Masih tersisa 98 WNI di Kota Wuhan

Jakarta, IDN Times - Penyebaran virus corona yang begitu massif dan cepat, menyebabkan Pemerintah Tiongkok mengambil langkah ekstrem yakni mengisolasi Kota Wuhan, tempat di mana virus tersebut muncul untuk kali pertama. Laman Business Insider edisi Sabtu (25/1) menyebut pemerintah setempat melarang adanya transportasi yang keluar dan masuk ke kota tersebut. Mereka berharap dengan kebijakan itu, penyebaran virus bisa diminimalisasi. 

Namun, di dalam kota itu juga terdapat sekitar 98 WNI. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa. Menurut Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Wuhan, Tiongkok, Nur Musyafak, sebanyak 98 WNI itu memutuskan tidak kembali ke Tanah Air. Kendati saat ini tengah memasuki liburan semester dan tahun baru imlek. 

"Alasan mereka tidak kembali ke Tanah Air saat ini macam-macam sih. Ada yang memang ingin stay di Wuhan, ada yang pengen travelling, ada yang memang tiketnya jatuh di hari akhir," ujar Nur yang dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Minggu malam (26/1).

Nur sendiri sudah berada di Indonesia sejak 29 Desember 2019. Hal itu lantaran kampus tempat Nur menimba ilmu program doktoral sudah memasuki masa libur.

"Kami sedang memasuki libur musim dingin di Wuhan, yang biasanya bermula dari pertengahan Januari hingga Februari," tutur dia lagi. 

Situasi di area Wuhan, lantaran mayoritas warganya adalah pelajar, sudah sepi ketika musim libur kuliah tiba. Tetiba, situasi semakin terasa sunyi sejak pemerintah setempat memberlakukan larangan transportasi memasuki dan mengangkut orang dari dan ke Wuhan. 

Sementara, sebagian orang tua yang mengetahui anaknya masih berada di Wuhan, ingin keluarga mereka segera dievakuasi dari kota tersebut. Bagaimana kisahnya? 

1. Pelajar Indonesia di Wuhan didesak oleh keluarga agar segera kembali ke Tanah Air

Khawatir Terjangkit Virus Corona, WNI di Wuhan Ingin Dievakuasi Keluar(Situasi di Kota Wuhan, Tiongkok) Istimewa

Nur memahami pelajar atau mahasiswa Indonesia yang masih berada di Wuhan didesak oleh keluarga agar segera kembali ke Tanah Air. Keluarga khawatir orang yang mereka sayangi akan terjangkit virus corona apabila tetap berada di sana. Kondisi itu semakin diperburuk karena belum ditemukan obat bila terjangkit virus tersebut.

"Ya, memang ada beberapa yang mendesak untuk dilakukan evakuasi. Kan ada juga pelajar yang baru lulus SMA lalu bersekolah di sini. Otomatis keluarga khawatir. Saya sebagai Ketua PPI Wuhan, kan menjadi penghubung dengan KBRI dan Kemlu. Memang ada arahan agar mengeluarkan mereka dari kota Wuhan. Tapi kan prosesnya tidak gampang," ujar Nur.

Tantangan yang dihadapi, mereka tidak terpusat berada di Kota Wuhan. Adapula para pelajar yang bermukim di kota-kota sekitar Wuhan.

"Jadi, tidak sesederhana itu. Kami harus berkoordinasi dengan otoritas setempat di Provinsi Hubei, kota-kota sekitar Wuhan dan Kota Wuhan itu sendiri," katanya lagi. 

Ia mengatakan pemerintah melalui KBRI Beijing tengah mengusahakan agar bisa memboyong mereka pulang ke Tanah Air. Desakan agar pemulangan semakin tinggi usai diketahui Pemerintah Amerika Serikat mengirimkan pesawat khusus ke Wuhan. Kantor berita Reuters edisi Minggu (26/1) memperoleh konfirmasi dari Departemen Luar Negeri AS, mereka akan mengeluarkan staf diplomat dan pejabat di konsul jenderal di Wuhan.

Di dalam keterangan tertulis, Deplu AS menyebut selain pejabat diplomat, warga biasa juga bisa menumpang pesawat tersebut. Mereka telah menyediakan beberapa kursi yang kosong dan penerbangan akan menuju ke San Francisco pada Selasa (28/1) esok.

"Kapasitas ini sangat terbatas dan apabila ada ketidakmampuan untuk membawa semua orang yang ingin dievakuasi, maka prioritas akan diberikan kepada orang-orang yang lebih berpotensi terjangkit virus corona," demikian pernyataan Deplu AS dan dikutip Reuters.  

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Menhub Tutup Rute Penerbangan ke Wuhan

2. PPI tengah meminta pelajar di Kota Wuhan dan sekitarnya untuk mengisi data

Khawatir Terjangkit Virus Corona, WNI di Wuhan Ingin Dievakuasi Keluar(Situasi kota Wuhan) Istimewa

Sementara, untuk memperoleh data yang lebih akurat, Nur meminta agar WNI yang masih tersisa di Wuhan dan sekitarnya mengisi formulir. Tujuannya, apabila nanti kebijakan evakuasi diambil, maka tidak ada satu pun yang tersisa. 

"Makanya, kami sedang meminta mereka mengisi data, karena setiap kampus, daerah ada koordianatornya. Sehingga, kami meminta kepada mereka agar jangan sampai ada yang terlewat," kata Nur. 

Ia menjelaskan komunikasi di antara 98 mahasiswa itu masih lancar. Sehingga bila opsi evakuasi diambil, mereka akan diinformasikan. 

Nur juga menjelaskan agar bisa keluar dari Wuhan dan kota di sekitarnya, KBRI Beijing telah mengeluarkan surat kepada pihak kampus agar bisa memahami situasi ini. 

"KBRI sudah menghubungi pemberi beasiswa kami, kampus. Awalnya sih minta izin agar liburannya bisa diperpanjang," tutur dia. 

3. Hingga Minggu malam, 26 Januari 2020 belum ada mahasiswa Indonesia yang terjangkit virus corona

Khawatir Terjangkit Virus Corona, WNI di Wuhan Ingin Dievakuasi KeluarPeta online penyebaran virus corona/gisanddata.maps.arcgis.com

Sementara, ketika dikonfirmasi kembali apakah ada WNI yang terjangkit virus corona, Nur memastikan hingga saat ini belum ada. 

"Alhamdulilah, hingga saat ini belum ada. Teman-teman (pelajar) patuh sih ya terhadap imbauan KBRI itu. Kalau keluar ruangan pasti mereka mengenakan masker," tutur dia. 

Nur mengakui mahasiswa yang ada di Wuhan merasa khawatir akan terjangkit virus mematikan tersebut. Oleh sebab itu, ia meminta kepada koordinator di masing-masing kampus di Wuhan agar menenangkan rekan-rekannya. 

"Kami akan melakukan yang terbaik dan minta tolong agar teman-teman mendukung pemerintah agar bisa berkoordinasi dengan Pemerintah Tiongkok," katanya. 

4. Jumlah korban meninggal telah mencapai 56 orang

Khawatir Terjangkit Virus Corona, WNI di Wuhan Ingin Dievakuasi Keluarhttps://www.vanguardngr.com/2020/01/coronavirus-how-football-matches-sport-events-are-affected-by-outbreak/

Sementara, menurut laporan CNN edisi Minggu (26/1), jumlah korban tewas di Tiongkok telah bertambah mencapai 56 orang. Itu data yang diperoleh dari otoritas setempat di Tiongkok pada Sabtu kemarin. 

Sedangkan, lebih dari 1.900 orang terkonfirmasi telah terjangkit virus yang hingga kini belum ditemukan obatnya tersebut. Kantor berita pemerintah, Xin Hua, menyebut 237 pasien saat ini dalam kondisi kritis. 

Selain di Wuhan, virus itu kini telah menyebar di 13 negara lainnya, termasuk Australia, Singapura, Malaysia, hingga Amerika Serikat. Pemerintah Tiongkok mengirimkan lebih dari 1.200 petugas kesehatan, dan 135 personel medis dari militer. 

Baca Juga: Setelah Wuhan, Tiongkok Menutup 3 Kota Lain karena Virus Corona

Topik:

Berita Terkini Lainnya