Korut Akhirnya Terpapar COVID-19, Kim Jong-Un Lockdown Kota Kaesong

Pemberontak yang sempat kabur diduga bawa virus corona

Jakarta, IDN Times - Pimpinan tertinggi Korea Utara, Kim Jong-Un akhirnya memutuskan untuk lockdown Kota Kaesong usai seorang pemberontak diduga telah terpapar COVID-19. Dikutip dari laman Time, Minggu, 26 Juli 2020, Kota Kaesong mulai dinyatakan ditutup sejak Jumat, 24 Juli 2020. Padahal, kota itu dihuni oleh sekitar 200 ribu penduduk dan dulu sempat dijadikan area industri bersama antara Korut dengan Korea Selatan. 

Konfirmasi soal Korut akhirnya terpapar virus corona dilaporkan oleh kantor berita KCNA pada Minggu kemarin. Mereka melaporkan berdasarkan pemeriksaan saluran pernafasan dan tes darah menunjukkan individu itu diduga kuat telah terpapar COVID-19. Menurut laporan, individu itu kini tengah diisolasi di rumah sakit khusus. 

Selain itu, Pemerintah Korut kini tengah mendata siapa saja yang pernah melakukan kontak langsung dengan individu tersebut. Siapa individu yang disebut-sebut telah terpapar COVID-19 itu?

1. Individu yang disebut terpapar COVID-19 adalah warga Korut yang membelot ke Korsel

Korut Akhirnya Terpapar COVID-19, Kim Jong-Un Lockdown Kota KaesongIlustrasi pasien COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Dikutip dari stasiun berita BBC, Senin (27/7/2020), individu yang pertama kali dilaporkan terpapar COVID-19 adalah seorang pria yang pernah membelot dan kabur ke Korsel tahun 2017 lalu. Ia tertangkap oleh otoritas keamanan Korut pada pekan lalu ketika memutuskan untuk kembali ke sana. 

Sedangkan, militer Korea Selatan menyebut pria itu berusia 24 tahun dan kembali ke Korut melalui Pulau Ganghwa. Dulu ia kabur ke Korsel dengan cara berenang dari Korut. Pria itu kemudian sempat menjejakan kaki di Kota Kaesong pada 19 Juli 2020 lalu. 

Baca Juga: Korea Utara Umumkan Kasus Suspek COVID-19 Pertama

2. Kim Jong-Un langsung menggelar rapat darurat untuk membahas COVID-19 pada akhir pekan

Korut Akhirnya Terpapar COVID-19, Kim Jong-Un Lockdown Kota KaesongPemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in saat melintasi perbatasan bersejarah pada 27 April 2018. Photo: www.thetimes.co.uk

Lantaran adanya informasi soal penyebaran COVID-19, pimpinan tertinggi Korut, Kim Jong-Un langsung menggelar rapat darurat Politbiro pada Sabtu, 25 Juli 2020. KCNA turut melaporkan Kim memberikan instruksi agar otoritas di Korut mengubah arah kebijakannya dari sistem darurat anti-epidemik ke sistem pengamanan maksimum dan menaikan tingkat kewaspadaan ke level tertinggi. 

Sementara, pengamat kebijakan luar negeri mengkhawatirkan bila virus corona terkonfirmasi masuk ke Korut, maka bisa berakibat fatal. Sebab, sistem kesehatan di negara komunis itu lemah. Mereka tidak memiliki infrastruktur layanan kesehatan yang baik dan kurangnya pasokan obat-obatan. 

Para pengamat pun sejak awal sudah meragukan klaim Kim yang menyebut Korut termasuk satu dari sedikit negara yang masih bebas dari COVID-19. Sebab, Korut berbatasan darat langsung dengan Tiongkok, negara pertama yang melaporkan kasus COVID-19. 

3. Analis menyebut Kim Jong-Un khawatir terpapar COVID-19

Korut Akhirnya Terpapar COVID-19, Kim Jong-Un Lockdown Kota KaesongKim Jong-un dan Moon Jae-in saling berpegangan tangan di Korea Utara. twitter.com/wdunia1

Sedangkan, analis dari Institut Sejong di Korsel, Cheong Seong-Chang, memprediksi Kim langsung menggelar rapat darurat karena ia khawatir akan terpapar virus Sars-CoV-2. Bila ia terpapar dikhawatirkan bisa berdampak kepada kepemimpinan Korut di masa mendatang. 

"Kekhawatiran dan ketakutan COVID-19 menyebar di Korea Utara menjadi lebih besar karena negara itu minim peralatan medis dan alat tes COVID-19. Bahkan, mereka juga tidak memiliki fasilitas khusus untuk merawat pasien COVID-19," kata Cheong dan dikutip Time

Selain itu, di pertemuan darurat tersebut turut dibahas mengenai sanksi bagi petugas militer yang membiarkan pemberontak itu bisa masuk ke wilayah Korut. Kim turut menyebut akan ada sanksi berat bagi petugas yang kebobolan. 

Lebih dari 33 ribu warga Korut kabur ke Korsel dalam kurun waktu 20 untuk menghindari kemiskinan dan tekanan politis. Mayoritas mereka kabur melalui Tiongkok. Namun, sangat jarang ada pemberontak yang sudah kabur dari Korut lalu kembali ke sana melalui wilayah perbatasan Inter Korea. 

Baca Juga: Kim Yo-jong di Balik Putusnya Komunikasi Korea Utara dan Korea Selatan

Topik:

Berita Terkini Lainnya