Wabah COVID-19: Kondisi PM Inggris Stabil dan Tak Gunakan Ventilator

PM Johnson diberikan oksigen selama dirawat

Jakarta, IDN Times - Usai dirawat selama satu hari di rumah sakit, kondisi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson sudah mulai stabil. Ia dilarikan ke RS St Thomas London lantaran kondisi kesehatan Johnson memburuk usai terpapar COVID-19. 

Menurut juru bicara PM Inggris, kondisi pemimpin berusia 55 tahun itu stabil dan tidak menggunakan ventilator. Pada Senin kemarin, kondisi Johnson memburuk lantaran ia mengaku kesulitan untuk bernafas.

"Perdana Menteri dalam kondisi stabil semalaman ini dan tetap dalam semangat yang baik. Ia menerima perawatan oksigen standar dan mampu bernafas tanpa bantuan apapun," ungkap juru bicara kantor PM di Downing Street nomor 10 seperti dikutip dari stasiun berita BBC, Selasa (7/4). 

Jubir itu juga menggaris bawahi PM Johnson belum membutuhkan alat bantu pernafasan atau ventilator atau bantuan alat pernafasan non invasif. Ventilator berfungsi untuk mengambil alih proses bernafas tubuh ketika virus Sars-CoV-2 mulai menggerogoti organ paru-paru. 

"PM Johnson juga tidak memiliki pneumonia," kata mereka lagi. 

Lalu, apa Inggris sudah memiliki rencana cadangan bila kondisi kesehatan PM Johnson memburuk?

1. Walau PM Johnson tengah dirawat namun Inggris sudah memiliki rencana untuk melawan COVID-19

Wabah COVID-19: Kondisi PM Inggris Stabil dan Tak Gunakan VentilatorPerdana Menteri Inggris, Boris Johnson. instagram.com/borisjohnsonuk

Menteri Kabinet, Michael Gove menjadi pejabat tertinggi terakhir yang melakukan karantina mandiri. Kepada BBC, Gove berjanji akan terus mengabarkan kondisi PM Johnson dan memastikan publik akan selalu diinformasikan. 

Selama PM Johnson dirawat, tugas-tugas pemerintahan diserahkan ke Menteri Luar Negeri, Dominic Raab. Pada Selasa, Raab memimpin pertemuan yang membahas mengenai langkah Pemerintah Inggris untuk melawan COVID-19. 

Kepada publik, Raab mengatakan pemerintah memiliki tim yang kompak dan semangat bersama. Ia dan tim di kabinet akan memastikan rencana yang telah disiapkan PM Johnson bisa direalisasikan. 

Namun, di parlemen, beberapa politikus meminta agar posisi Raab dibuat lebih jelas. Apakah ini berarti selama Johnson dirawat, Raab dijadikan PM sementara. Politikus Tobias Ellwood mempertanyakan selama Johnson dalam masa perawatan, lalu siapa yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan rakyat Inggris. 

Baca Juga: Kondisinya Memburuk Akibat COVID-19, PM Inggris Dirawat di Ruang ICU

2. Keluarga Kerajaan Inggris mengirimkan doa untuk kesembuhan PM Johnson

Wabah COVID-19: Kondisi PM Inggris Stabil dan Tak Gunakan VentilatorRatu Elizabeth saat berkunjung ke Wales dalam perayaan Hari St. Davids.twitter.com/RoyalFamily

Di sisi lain, Istana Buckingham mengatakan Ratu Elizabeth II mengirimkan pesan bagi keluarga Johnson, termasuk bagi kekasihnya, Carrie Symonds. Ia mengatakan kondisi kesehatan Johnson menjadi perhatiannya dan mengharapkan PM bisa segera pulih dari COVID-19. 

Pangeran William juga mencuitkan pesan pribadi berisi simpati terhadpa kondisi PM Johnson. Di bagian akhir cuitan itu, ia meninggalkan tanda dengan huruf "W" yang menandakan ia sendiri yang mengetik pesan tersebut. 

Sementara, ayah William, Pangeran Charles yang juga terpapar COVID-19 turut mengirimkan pesan agar Johnson segera sembuh. 

3. Inggris memberlakukan lockdown sejak 23 Maret 2020

Wabah COVID-19: Kondisi PM Inggris Stabil dan Tak Gunakan Ventilatorinstagram.com/londonhiltonpl

Perdana Menteri Boris Johnson sejak (23/3) lalu telah membatasi gerak langkah warganya. Johnson memerintahkan semua warga Inggris agar tetap berada di rumah. Tujuannya, agar memperlambat penyebaran virus corona. 

Menurut data World O Meter per (8/4), ada 55.242 kasus pasien positif COVID-19. Sebanyak 6.159 di antaranya meninggal dunia. 135 pasien di antaranya berhasil sembuh. 

Lockdown yang diberlakukan Pemerintah Inggris turut melibatkan polisi. Harian Inggris, The Telegraph melaporkan semua pusat perkantoran dan tempat umum ditutup, kecuali yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. 

Pemerintah juga melarang adanya perkumpulan lebih dari dua orang. Pemerintahan PM Johnson memberlakukan lockdown hingga (13/4) alias tiga pekan. Bila penyebaran kasus COVID-19 menurun, maka pembatasan itu akan dibuat lebih longgar. Namun, bila kondisi tidak membaik, maka lockdown bisa diperpanjang. 

https://www.youtube.com/embed/sM9g96mrMXE

Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus

Topik:

Berita Terkini Lainnya