Media Italia Sebut Paus Fransiskus Negatif dari Virus Corona

Paus terlihat batuk-batuk dan menyeka hidung saat misa

Jakarta, IDN Times - Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus, telah menjalani tes virus corona dan dinyatakan negatif. Demikian laporan harian Italia, Il Messaggero edisi Selasa (3/3) dan dikutip ulang oleh beberapa media internasional. 

Kecurigaan Paus telah terjangkit virus corona bermula dari dibatalkannya masa pra Paskah dengan alasan ia kena demam. Acara publik lainnya juga dibatalkan oleh Paus pekan lalu tak lama usai ia terlihat batuk-batuk dan menyeka hidungnya dengan sapu tangan. Belum lagi memperoleh konfirmasi, hoaks mengenai kondisi Paus berusia 83 tahun itu semakin merajalela di ruang publik sehingga rumor itu dipercaya. 

Lalu, bagaimana kondisi Paus Fransiskus kini?

1. Indikasi Paus Fransiskus terjangkit virus corona lantaran ia membatalkan beberapa agenda dan disebut sakit

Media Italia Sebut Paus Fransiskus Negatif dari Virus CoronaPaus Fransiskus menghadiri pertemuan dengan sejumlah uskup dari kedutaan Vatikan di Tokyo, Jepang, pada 23 November 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Remo Casilli

Awal mula Paus Fransiskus diisukan terjangkit COVID-19 bermula dari beberapa agenda publik yang harusnya ia datangi namun tiba-tiba dibatalkan. Indikasi itu semakin diperkuat ketika memimpin misa pada Rabu abu kemarin di sebuah gereja di Roma, suara Paus terdengar serak. Stasiun berita Al Jazeera melansir pada Kamis pekan lalu, ia membatalkan jadwal kunjungan ke Gereja Santo Basilica, Roma. 

Ia juga memilih tak mengikuti acara misa retreat jelang Paskah secara mendadak. Paus memilih untuk memantau dari kejauhan di rumah tamu di Vatikan. Sejak lama, Paus Fransiskus memang tidak menghuni apartemennya yang luas. 

Harian ll Messaggero memang tidak menyebut kapan Paus Fransiskus telah menjalani tes virus corona hingga hasilnya diketahui negatif. Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni memilih tak mengomentari pertanyaan media. 

Baca Juga: [CEK FAKTA] Benarkah Paus Fransiskus Terserang Virus Corona?

2. Kondisi Paus Fransiskus sejauh ini dalam kondisi sehat

Media Italia Sebut Paus Fransiskus Negatif dari Virus CoronaPaus Fransiskus di Napoli, Italia. instagram.com/franciscus

Laman Business Insider (3/3) melaporkan kendati sudah berusia lanjut, namun selama menjalankan tugasnya, Paus Fransiskus dalam kondisi sehat. Seolah untuk mengirimkan pesan ke publik bahwa kondisinya baik, ia mengirimkan dua tim khusus ke Meksiko untuk membantu proses penyelidikan dan pencarian fakta pelecehan seksual di sebuah gereja. 

Paus Fransiskus saat ini memang hidup dengan satu organ paru-paru saja. Ia kehilangan sebelah paru-paru karena di usia 20 tahunan, Fransiskus menderita penyakit Tuberculosis (TBC). 

Ia juga memiliki penyakit di bagian kaki karena sciatica. Lantaran hal itu ia kerap kesulitan ketika menapaiki anak tangga dan harus menjalani terapi secara reguler. 

3. Tingkat kematian akibat virus corona di Italia terus meroket

Media Italia Sebut Paus Fransiskus Negatif dari Virus Corona(Suasana Lapangan Duomo, Italia yang kosong akibat virus corona) ANTARA FOTO/REUTERS/Yara Nardi

Tingkat penyebaran virus corona di Italia memang mengkhawatirkan. Sebab, jumlah peningkatannya begitu masif dan lokasinya secara geografis tidak jauh dari Vatikan. 

Berdasarkan data real time Universitas John Hopkins per (4/3), saat ini jumlah kematian di Italia akibat COVID-19 mencapai 79 orang. Angka itu sudah melampaui kematian di Iran yang mencapai 77 orang. 

Hal itu lantaran rumah sakit gagal mengidentifikasi seorang pasien laki-laki yang belakangan didiagnosa terjangkit virus corona. Harian Inggris, The Guardian, menyebut pasien itu adalah laki-laki di Codogno, Lombardy, yang memeriksakan diri ke dokter pada (14/2) lalu karena merasa tak enak badan. Dokternya, yang kini juga terinfeksi COVID-19, hanya memberinya obat flu.

Tak kunjung membaik, ia kembali ke rumah sakit pada 16 dan 18 Februari tanpa dites apa pun karena dianggap tak pernah ke Tiongkok atau melakukan kontak dengan orang dari Negeri Tirai Bambu. Pada (19/2), ia mengalami sesak nafas dan mengunjungi rumah sakit lagi. Baru keesokan harinya, laki-laki itu dites dan ternyata positif terinfeksi.

"Di semua departemen gawat darurat di seluruh dunia, dokter harus selalu mengingat yang namanya pencegahan universal untuk mempertimbangkan setiap pasien, kapan pun atau di mana pun, sebagai orang yang berpotensi menyebarkan penyakit," kata pakar dan anggota WHO di Italia, Walter Ricciardi.

Baca Juga: KBRI Roma: Lima WNI Berada di Zona Merah Virus Corona di Italia

https://www.youtube.com/embed/2BlyV2Dv894

Topik:

Berita Terkini Lainnya