Menlu Retno Dorong RI dan Swedia Bangun Perekonomian Hijau, Apa Itu?

Jokowi sebut peluang ekonomi hijau 10,1 triliun dolar AS

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong agar Indonesia dan Swedia membangun perekonomian hijau dan berkelanjutan. Menurut Retno, pandemik COVID-19 menjadi pengingat yang baik bahwa hal tersebut bisa terjadi sebagai dampak dari aktivitas manusia. 

Konsep ekonomi hijau, kata Menlu perempuan pertama di Indonesia itu, sudah lebih dulu disinggung Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam KTT G20 pada akhir pekan lalu. Menurut Jokowi, peluang bisnis yang bisa diwujudkan dari ekonomi hijau mencapai 10,1 triliun dolar AS. Belum lagi sektor tersebut diklaim Jokowi bisa menciptakan 395 juta lapangan kerja baru. 

"Swedia sudah menjadi mitra yang penting dan lama bagi Indonesia di Benua Eropa. Oleh sebab itu, penting bahwa kita pulih bersama dan menjadi lebih kuat dari krisis ini," ungkap Retno ketika memberikan pidato pembuka Pekan Kemitraan Berkelanjutan Swedia-Indonesia (SISP Week) pada Senin, 23 November 2020. 

Acara yang juga dibuka Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven dilakukan secara virtual karena situasi pandemik COVID-19 yang terus memburuk. Meski menurut data World O Meter, kasus akumulatif di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibandingkan Swedia, salah satu negara Skandinavia itu mencatat 208.295 warga sudah terpapar COVID-19. 

Retno mengakui Indonesia perlu belajar lebih banyak dari Swedia mengenai ekonomi hijau. "Sebab, Swedia telah menunjukkan bahwa mengombinasikan pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan adalah suatu hal yang memungkinkan," katanya. 

Bagaimana kerja sama konkret ekonomi hijau antara Swedia dan Indonesia akan terjalin? 

1. PM Swedia dorong para pengusahanya berinvestasi di Indonesia

Menlu Retno Dorong RI dan Swedia Bangun Perekonomian Hijau, Apa Itu?Perdana Menteri Swedia Stefan Lovfen (Tangkapan layar Zoom)

Dalam acara pembukaan tadi, PM Lofven turut mendorong para pengusaha asal Swedia mengikuti pekan SISP yang berjalan selama lima hari. Perusahaan-perusahaan Swedia sebenarnya sudah lama berada di Indonesia, bahkan ada yang telah beroperasi sejak 1907. Perusahaan itu adalah produsen ponsel Ericsson. 

Lofven menggaris bawahi hal ini menjadi bukti nyata bahwa perusahaan Swedia sudah lama ikut berkontribusi terhadap perekonomian di Indonesia. Termasuk, membuka banyak lapangan kerja. 

"Saya dorong Anda untuk mengambil kesempatan pada pekan ini dan bertemu orang-orang baru, dan memperluas bisnis Anda dan berkreasi demi masa depan berkelanjutan. Mari gunakan kesempatan ini untuk mempererat kemitraan dua negara," ungkap dia. 

Lofven menebukan momen SISP ini sangat tepat, karena hubungan bilateral kedua negara sudah terjalin selama 70 tahun. Dia pun juga berharap dunia pada akhirnya bisa keluar dari krisis kesehatan ini. 

Baca Juga: 6 Sisi Lain Swedia, Negara yang Ramah untuk Keluarga

2. Jokowi sebut RI sudah mulai terapkan ekonomi hijau dengan memanfaatkan biodiesel B-30

Menlu Retno Dorong RI dan Swedia Bangun Perekonomian Hijau, Apa Itu?ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Sementara, menurut Presiden Jokowi, Indonesia sudah lebih dulu menunjukkan inisiatif menerapkan ekonomi hijau. Hal itu sudah dimulai antara lain dengan memanfaatkan biodiesel B-30, menguji coba green diesel D100 dari bahan kelapa sawit dan menyerap lebih dari satu juta ton sawit produksi petani. 

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga mengklaim telah memasang ratusan ribu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di rumah-rumah warga. 

"Proyek ini menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan," tutur Jokowi ketika memberikan keterangan resmi pada Minggu, 23 November 2020.

3. Jokowi klaim UU Cipta Kerja ramah lingkungan karena tak menghilangkan Amdal

Menlu Retno Dorong RI dan Swedia Bangun Perekonomian Hijau, Apa Itu?Aksi penolakan Omnibus Law. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Dalam forum KTT G20 itu, Jokowi juga memamerkan soal penerapan Undang-Undang Cipta Kerja. Undang-undang kontroversial yang diteken pada awal November lalu itu, diklaim Jokowi tidak akan merusak alam. Sebab, adanya undang-undang ini  diklaim memberi kepastian mengenai izin amdal dan pembangunan dana rehabilitasi lingkungan.

Indonesia, kata Jokowi, juga berkomitmen menjaga kelestarian hutan tropis. Sebab, kata dia, hutan tropis merupakan benteng dalam mencegah perubahan iklim.

Baca Juga: [WANSUS] Dubes Bagas: Swedia Belum Resmi Terapkan Herd Immunity

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya