Menlu Retno: RI Tak Berniat Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Indonesia buka fasilitas calling visa untuk warga Israel

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi kembali menegaskan, sampai saat ini Indonesia tak berniat untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Meski, memberikan pelayanan fasilitas calling visa bagi warga Israel, Kemlu menggaris bawahi fasilitas layanan itu tidak sama dengan membuka hubungan diplomatik. 

"Sebagai tindak lanjut arahan Bapak Presiden kepada Menteri Luar Negeri, hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel," kata Retno ketika memberikan keterangan pers virtual di kantor Kemenlu Jakarta pada Rabu (16/12/2020). 

Hal lain yang ia sampaikan yaitu Indonesia tetap memegang teguh kepada prinsip two state solution, di mana baik Palestina dan Israel sama-sama mengakui keberadaan satu sama lain sebagai negara yang berdaulat.

"Prinsip ini yang secara konsisten akan kami jalankan," ujar Menlu perempuan pertama di Indonesia itu. 

Namun, yang jadi pertanyaan apa bisa prinsip two state solution direalisasikan? Apalagi kini negara-negara Muslim mulai membuka hubungan diplomatik dengan Israel. 

1. Indonesia diprediksi akan membuka hubungan ekonomi yang melibatkan pihak swasta

Menlu Retno: RI Tak Berniat Buka Hubungan Diplomatik dengan IsraelIlustrasi perekonomian di Indonesia (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, dalam pandangan pengamat di bidang Timur Tengah, Faisal Assegaf, Indonesia membuka kembali layanan calling visa bagi Israel karena ingin membuka kerja sama ekonomi. Namun, ini hanya melibatkan pihak swasta kedua negara. 

 "Bahkan, sumber saya juga mengatakan akan ada pejabat Israel yang datang ke Indonesia," tutur Faisal ketika dihubungi IDN Times pada Senin, 14 Desember 2020 lalu. 

Faisal juga mengatakan dalam normalisasi hubungan bilateral kedua negara ada beberapa tingkatan. Yang kini sedang dijajaki Indonesia dengan Israel adalah kerja sama di bidang ekonomi. 

Hal ini, ujarnya, mirip dengan hubungan Indonesia dengan Taiwan.

"Kita kan mengadopsi one China Policy, di mana kita hanya mengakui satu China yaitu Tiongkok. Meski kita mengakui Taiwan bagian dari Tiongkok, tapi kan kita tetap membangun hubungan ekonomi dengan Taiwan," ujar pria yang mendirikan situs berita yang fokus mengenai Timur Tengah bernama Albalad.co itu. 

Faisal mengatakan, pembukaan hubungan dagang dengan Israel tidak melanggar ketentuan yang berlaku di Indonesia. Apalagi larangan hubungan dagang dengan Israel sudah dicabut.

Hal itu ditandai dengan dikeluarkannya surat nomor 26/MPP/Kep/11/2000 pada 1 Februari 2000 lalu di mana dokumennya diteken oleh Jusuf Kalla yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Bahkan, mendiang Presiden Abdurrahman Wahid juga sempat meminta agar hubungan kedua negara semakin terbuka. 

Baca Juga: Kemenlu: Tidak Ada Lobi-lobi Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

2. Tujuh negara sudah membuka hubungan diplomatik dengan Israel

Menlu Retno: RI Tak Berniat Buka Hubungan Diplomatik dengan IsraelPresiden Trump bersama petinggi Israel, Bahrain dan Uni Emirat Arab (www.twitter.com/@WhiteHouse)

Saat ini tercatat sudah ada tujuh negara yang mayoritas berpenduduk Muslim telah membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Terakhir negara yang sepakat untuk melakukan normalisasi adalah Maroko. Enam negara lainnya yaitu Turki, Yordania, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, dan Bhutan. 

Faisal berpendapat, tujuh negara itu bersedia normalisasi hubungan dengan Israel semata-mata karena faktor menguntungkan kepentingan negaranya.

"Sama sekali tak ada yang mementingkan soal Palestina. Isu Palestina itu semakin terpinggirkan, bahkan seperti yang saya tulis 2008 lalu, Palestina itu hanya negara khayalan," kata pria yang pernah menulis buku berjudul "Ironi Palestina" pada 2010 lalu. 

Sebab, bila ingin hidup berdampingan sebagai dua negara, maka hal yang harus dikompromikan benar-benar menyakitkan. Israel harus merelakan kota Yerusalem Timur menjadi ibu kota bagi Palestina.

"Bila tidak ada yang mau ngalah, ya tidak akan pernah ada negara Palestina," ujarnya. 

3. Organisasi yang menaungi negara dengan penduduk Muslim tak bersuara saat isu Palestina diabaikan

Menlu Retno: RI Tak Berniat Buka Hubungan Diplomatik dengan IsraelPerdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, yang terus mengupayakan segala cara diplomatik guna mencari kedamaian bagi Palestina. twitter.com/PalestinePMO

Faisal tak menampik bahwa antara Indonesia dan Israel sama-sama saling membutuhkan untuk kerja sama ekonomi. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh Presiden AS, Donald J. Trump yang juga menggunakan pengaruhnya ke negara lain.

Sebab, di bawah Trump, hubungan Israel dan Negeri Paman Sam semakin erat. Trump bahkan tidak ragu menawarkan ke negara lain bila ingin berhubungan dengan AS, maka negara tersebut harus bersedia membuka hubungannya dengan Israel. 

"Yang dilakukan oleh Trump ini termasuk terobosan. Ia juga mengajarkan ke para pemimpin negara Muslim yang namanya sahabat ya harus begini. Meski di mata dunia internasional, kebijakan itu tidak populer, tapi ia berhasil menunjukkan ke pemimpin negara muslim, sebagai sahabat ya jangan setengah-setengah membela teman," kata dia. 

Di sisi lain, organisasi yang menaungi negara-negara berpenduduk Muslim seperti OKI dan Liga Arab tidak bersuara ketika isu perdamaian di Palestina semakin terpinggirkan. 

Baca Juga: Jubir Kemlu: Calling Visa untuk Israel Bukan Buka Hubungan Diplomatik

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya