Pakar Ingatkan Kasus COVID-19 Akan Melonjak Usai Selebrasi Pilpres AS

AS cetak rekor per hari ada lebih dari 100 ribu kasus corona

Jakarta, IDN Times - Pakar kesehatan di negara bagian Baltimore, Amerika Serikat, Leana Wen mengatakan, khawatir akan muncul lebih banyak kasus COVID-19 usai selebrasi proyeksi hasil Pilpres AS akhir pekan lalu.

Pada Sabtu, 7 November 2020, warga AS banyak turun ke jalan untuk merayakan kemenangan pasangan capres-cawapres dari Partai Demokrat Joe Biden dan Kamala Harris. Meskipun kemenangan itu baru proyeksi yang disampaikan oleh media. 

"Virus ini tidak peduli mengapa kita berkumpul. Mereka hanya melihat bila ditemukan adanya orang-orang yang saling berdekatan dan tidak menjaga jarak," kata Wen dikutip dari CNBC, Minggu, 8 November 2020. 

Apa yang disampaikan oleh Wen bukan sekadar isapan jempol belaka. Pada Rabu, 4 November 2020, Negeri Paman Sam mencetak rekor baru yakni jumlah kasus harian COVID-19 mencapai 100 ribu per harinya. Dikutip dari harian Washington Post, 104.004 ribu kasus baru ditemukan pada pekan lalu. 

Bahkan, rekor baru itu terus terjadi selama tiga hari berturut-turut saat media memproyeksikan Biden-Harris akan memenangkan pemilu. Ahli medis dan epidemiolog bahkan memperkirakan, situasinya justru akan semakin memburuk karena musim dingin segera tiba. 

Di sisi lain, Biden dan Harris belum bisa mengambil kebijakan apa pun lantaran masih dalam proses transisi hingga dilantik pada Januari 2021 mendatang. Lalu, apa strategi Negeri Paman Sam menghadapi lonjakan kasus baru COVID-19 usai pilpres?

1. Situasi pandemik COVID-19 di AS setiap hari bertambah buruk

Pakar Ingatkan Kasus COVID-19 Akan Melonjak Usai Selebrasi Pilpres ASIlustrasi virus corona (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Leana Wen, saat ini sudah ditemukan kenaikan kasus COVID-19 di seluruh negara bagian. Situasinya bahkan terus memburuk setiap hari. 

"Saat ini ada badai COVID-19 dan kita melihatnya sudah terjadi di seluruh penjuru negeri," ungkap Wen. 

Berdasarkan data dari Washington Post, kasus COVID-19 setiap hari melonjak 16,1 persen. Jumlah orang yang dites pada pekan lalu jauh lebih tinggi 5 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Sedangkan tingkat positif mencapai 6,8 persen. 

Jumlah pasien yang dirawat akibat COVID-19 juga mengalami kenaikan. 

Baca Juga: Waspada! 50,2 Juta Orang di Dunia Terpapar COVID-19

2. Kasus COVID-19 akan melonjak jelang akhir tahun 2020 dan tak ada strategi yang jelas

Pakar Ingatkan Kasus COVID-19 Akan Melonjak Usai Selebrasi Pilpres ASIlustrasi corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Keluhan juga datang dari Dekan Emory School of Medicine and Grady Health System di Georgia, Amerika Serikat, Carlos del Rio. Ia mewanti-wanti saat proses transisi pemerintahan AS dari Donald Trump ke Joe Biden justru menjadi momen yang kritis, karena diprediksi akan terjadi peristiwa yang paling mematikan selama pandemik.

Strategi yang diterapkan oleh pemerintahan Trump menggantungkan keajaiban pada vaksin, yang nantinya akan diberi izin darurat oleh BPOM AS atau FDA. 

"Strateginya, bila Anda bisa rangkum dalam satu kata (selama masa transisi ini) yakni harapan. Tetapi, harapan bukan strategi (melawan pandemik COVID-19)," kata del Rio yang dikutip dari harian The Guardian

Seolah senada dengan situasi pandemik, kondisi perekonomian di Negeri Paman Sam juga tidak menunjukkan titik terang. Para ahli mengingatkan bila koordinasi masih terus buruk selama dua bulan terakhir di 2020, maka mereka memprediksi akan jatuh lebih banyak korban akibat pandemik. 

"Bila kita tidak melakukan sesuatu untuk menghentikannya, maka kita proyeksi kasusnya langsung melonjak," tutur del Rio. 

3. Joe Biden akan mewajibkan warga AS mengenakan masker

Pakar Ingatkan Kasus COVID-19 Akan Melonjak Usai Selebrasi Pilpres ASCalon presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden menarik turun masker pelindungnya saat ia berbicara dalam acara kampanye di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, Minggu (1/11/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Sementara, dalam proses transisi pemerintahan, presiden terpilih Joe Biden bergerak cepat. Stasiun berita BBC melaporkan, salah satu fokus utamanya ketika mulai bekerja di Gedung Putih yakni mengatasi pandemik COVID-19. 

Tim Biden mengatakan, strategi yang akan dilakukan oleh pria yang pernah menjadi wakil presiden dua periode itu, yakni meningkatkan kemampuan tes dan mewajibkan warga AS untuk mengenakan masker. Menurut Biden, dengan mewajibkan semua warga mengenakan masker bisa menyelamatkan ribuan jiwa. 

Rencananya, Biden akan meminta ke semua gubernur di negara bagian untuk membuat aturan yang mewajibkan warganya pakai masker. Biden sendiri sejak kampanye pilpres kerap terlihat mengenakan masker, sedangkan Trump kerap menolak memakainya. 

Baca Juga: Belum Resmi Menang, Joe Biden Sudah Mulai Bahas Isu Terkini AS

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya