Paris Didenda Rp1,5 Miliar Gegara Pekerjakan Lebih Banyak Perempuan

Di balai kota Paris ada 11 pekerja perempuan dan 5 laki-laki

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Paris, Anne Hidalgo tak habis pikir, karena harus mendapatkan denda 90 ribu Euro atau setara Rp1,5 miliar dari Kementerian Layanan Publik Prancis. Ia dinyatakan bersalah akibat mempekerjakan lebih banyak perempuan pada posisi senior di Balai Kota Paris. 

Stasiun berita BBC, Rabu, 16 Desember 2020 melaporkan, Hidalgo dianggap melanggar aturan yang disahkan tahun 2013, yakni mempekerjakan jumlah satu jenis kelamin tidak boleh lebih dari 60 persen untuk posisi manajemen. Sementara, di Balai Kota Paris ada 11 perempuan yang duduk di posisi manajemen dan lima laki-laki. 

"Pengelolaan balai kota tiba-tiba menjadi terlalu jauh feminis," kata Hidalgo sambil mencemooh putusan pemerintah pusat itu. 

"Saya dengan bahagia menyampaikan bahwa kita telah didenda (karena hal itu)," ujarnya lagi. 

Apakah Wali Kota Hidalgo akan membayar denda tersebut?

1. Denda itu akan dibayar oleh Wali Kota Hidalgo dan semua pekerja perempuan di Balai Kota Paris

Paris Didenda Rp1,5 Miliar Gegara Pekerjakan Lebih Banyak PerempuanIlustrasi Menara Eiffel di Paris, Prancis (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)

Wakil Wali Kota Paris, Audrey Pulvar mengatakan, pihaknya tak akan mengajukan banding atas keputusan pemerintah pusat. Pulvar menyebut ia bersama Wali Kota Hidalgo serta semua pekerja perempuan di balai kota akan mendatangi kantor Kementerian Layanan Publik dan membayar denda Rp1,5 miliar. 

"Kami akan datang bersama-sama dengan Wali Kota Anne dan semua wakil wali kota perempuan. Kolega kami yang laki-laki juga ikut mendampingi. Kami akan sangat bangga bisa membayar denda ini," ungkap Pulvar ketika diwawancarai oleh BBC

Ia juga mengaku kecewa dengan kebijakan itu, alih-alih memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berada di kursi pemimpin, malah dijatuhi denda. 

"Tidak ada permasalahan apapun sebenarnya di balai kota. Sebab, di sini ada begitu banyak laki-laki yang duduk di posisi yang bagus dan menjabat sebagai deputi Wali Kota," tutur dia lagi. 

Baca Juga: 5 Kebiasaan Orang Prancis di Film Emily in Paris, Sudah Nonton?

2. Anne Hidalgo adalah perempuan pertama yang terpilih jadi Wali Kota

Paris Didenda Rp1,5 Miliar Gegara Pekerjakan Lebih Banyak PerempuanWali Kota Paris, Anne Hidalgo (www.instagram.com/@annehidalgo)

Anne Hidalgo merupakan perempuan pertama yang terpilih menjadi Wali Kota Paris pada 2014 lalu. Ia kembali terpilih pada Juni lalu. Hidalgo sebelumnya menjabat wakil wali kota yang memilih mundur, Bertrand Delance. 

Laman VOA News melaporkan, ia berhasil menang karena janji-janji akan membangun perumahan baru untuk warga dan membuat tempat-tempat penitipan anak lebih murah bagi para keluarga penduduk Paris. Selain itu, Hidalgo juga berjanji untuk mengurangi kendaraan di jalan-jalan di Kota Paris. 

Laman France 24 melaporkan, ketika berkampanye untuk periode kedua, Hidalgo menjanjikan akan mengubah 60 ribu tempat parkir menjadi area jalur sepeda. Ia sudah menutup puluhan jalan tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Sementara, di jalan yang masih dibuka, kecepatannya dan jumlah jalurnya dibatasi. 

Banyak pengamat yang mengatakan posisi Wali Kota Paris adalah tiket menuju kursi kepresidenan.

3. Pekerja perempuan di Prancis memperoleh gaji lebih rendah dari laki-laki

Paris Didenda Rp1,5 Miliar Gegara Pekerjakan Lebih Banyak PerempuanIlustrasi ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Pekerja perempuan di Prancis masih mengalami perlakuan yang tak setara di tempat kerja. Mereka memperoleh gaji lebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki. 

Laman France 24 pada 2018 lalu melaporkan trend ini juga menimpa seluruh negara Uni Eropa. Di mana perempuan dibayar 16,2 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki. Artinya, ada waktu di mana perempuan selama dua bulan bekerja tanpa dibayar karena nominal yang rendah. 

Akhirnya para perempuan dan organisasi yang peduli terhadap isu perempuan menginisiasi gerakan yang diberi nama "Equal Pay Day" atau hari di mana ada kesetaraan gaji antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan data dari World Economic Forum (WEF) pada 2018 yang melakukan pemeringkatan terhadap 144 negara, menempatkan negara-negara Skandinavia sebagai yang teratas yang membayarkan gaji setara antara perempuan dengan laki-laki. 

Perbedaan pendapatan yang signifikan biasanya ada di sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi dan politik. 

Baca Juga: Turis Perancis Gemar Kopi Jateng, Ganjar Ditawari Buka Warkop di Paris

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya