Pertemuan Internasional Soal Terorisme di Lombok Ditunda Karena Gempa

Para delegasi sedang makan malam saat terjadi gempa

Jakarta, IDN Times - Delegasi dari beberapa negara tengah menyantap makan malamnya di Hotel Lombok Astoria pada Minggu malam (5/8) sebelum tiba-tiba gempa berkekuatan 7,0 SR mengguncang Pulau Lombok. Mereka pun termasuk Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dan Menkum HAM Yasonna Laoly, langsung lari mencari pintu darurat. 

Hal itu wajar, lantaran makan malam digelar di lantai 12 hotel tersebut. Sementara, ketika gempa menggoyang Lombok, getarannya ikut dirasakan oleh para delegasi acara Indonesia-Australia Ministerial Council Meeting (MCM) on Law and Secutiry and Sub-Regional Meeting on Counter Terrorism. 

Pertemuan itu sudah digelar sejak hari Minggu lalu. Semula, ingin dilanjutkan pada hari ini. Namun, akibat gempa, Indonesia meminta agar para delegasi kembali ke negara masing-masing. 

Lalu, bagaimana situasi di pertemuan tingkat internasional itu saat terjadi gempa? 

1. Semua tamu dan delegasi pertemuan selamat dari gempa bumi

Pertemuan Internasional Soal Terorisme di Lombok Ditunda Karena GempaGoogle Map

Menurut keterangan tertulis dari Kemenkopolhukam yang diterima pada Minggu malam, semua delegasi dan tamu yang mengikuti pertemuan skala internasional itu diketahui selamat. Walaupun ada beberapa kondisi kamar mereka yang mengalami retak karena digoyang gempa.

Menkopolhukam Wiranto pun memutuskan untuk menunda pertemuan tersebut hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

"Semua tamu dan delegasi yang akan mengikuti pertemuan selamat. Karena adanya gempa bumi, maka kami putuskan untuk menunda pertemuan sub regional yang membahas mengenai masalah terorisme dan mempersilakan semua tamu kembali ke negara masing-masing," ujar Wiranto dalam keterangan tertulis yang diterima semalam.

Semalam, Wiranto menggelar pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton. Mereka bahkan sudah sempat membahas beberapa isu. "Kami juga sudah menghasilkan joint communique (pernyataan bersama) yang menekankan pentingnya kerja sama kedua negara," kata Wiranto lagi.

Selain itu, ada pula pertemuan dengan pejabat tinggi Myanmar, Menteri Dalam Negeri Singapura, dan Menteri Hukum Selandia Baru.

Baca Juga: BNPB: Jumlah Korban Tewas Akibat Gempa di Lombok Mencapai 82 Orang

2. Menteri Dalam Negeri Singapura sedang bekerja di dalam kamarnya ketika gempa menggoyang Lombok

Pertemuan Internasional Soal Terorisme di Lombok Ditunda Karena GempaDok. IDN Times/Istimewa

Sementara, Menteri Dalam Negeri Singapura, K Shanmugam mengaku tengah berada di kamar hotelnya di Lombok Astoria ketika gempa terjadi semalam. Ia sedang membuka laptop untuk mengecek dokumen tertentu.

"Saya sedang berada di kamar saya di lantai 10. Tiba-tiba kamar saya bergetar dan dinding langsung retak. Saya kesulitan ketika ingin berdiri dan di saat yang bersamaan saya juga mendengar suara teriakan," ujar Shanmugam melalui akun media sosialnya semalam.

Ia pun berhasil keluar dari kamarnya dan menuju ke tangga darurat ketika gedung hotel masih bergoyang. Ia menjelaskan listrik di hotel sempat padam, walaupun kembali menyala.

"Untungnya para delegasi (Singapura) selamat dan saya dikabari ada tamu lain yang terluka," kata dia.

Shanmugam berharap agar semua kondisinya segera pulih dan tidak ada lagi korban. Ia pun mengimbau bagi warga Singapura yang tengah berada di Pulau Lombok agar segera menghubungi Kedutaan Singapura di nomor kontak 0811-863-348.

Ketika berada di luar hotel, Shanmugam sempat mengabadikan foto-foto situasi pasca terjadi gempa.

Saat ini, semua delegasi tengah menunggu penerbangan agar bisa meninggalkan Lombok.

3. Pertemuan Bali Process di Bali tetap digelar hari ini

Pertemuan Internasional Soal Terorisme di Lombok Ditunda Karena Gempawww.baliprocess.net

Selain pertemuan internasional yang membahas mengenai terorisme, ada pula pertemuan lainnya dengan skala yang sama di Pulau Bali. Kegiatan itu bernama Bali Process yang diketuai bersama oleh Indonesia dengan Australia. Fokus dari pertemuan tahunan itu yakni membahas mengenai imigran gelap yang mencoba menyeberang ke Negeri Kanguru dan kejahatan trans nasional.

Walau pusat gempa berada di Pulau Lombok, namun, getarannya terasa hingga ke Bali dan Jawa Timur. Lalu, apakah kegiatan di Nusa Dua itu tetap digelar? Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan pertemuan tetap digelar sesuai jadwal.

"Bali Process masih tetap sesuai rencana dan persiapan masih terus dilakukan," kata Arrmanatha melalui keterangan tertulis pada hari ini. Menteri Luar Negeri Australia, Julia Bishop pun sudah tiba di Surabaya sejak hari Minggu kemarin. Ia sempat meresmikan gedung konsulat jenderal yang baru di Surabaya.

Baca Juga: Listrik Padam Akibat Gempa di Lombok, Begini Penjelasan PLN

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya