PM Selandia Baru Minta Maaf karena Tak Pakai Masker Saat Kampanye

"Di foto itu saya sudah berbuat kesalahan"

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, mengakui telah keliru karena berfoto dengan para pendukungnya di Palmerston North tanpa mengenakan masker. Selain itu, ia juga tidak menerapkan jaga jarak yang sesuai.

Dikutip dari laman The New Zealand Herald, Selasa (22/9/2020), pernyataan itu disampaikan oleh Ardern usai foto tersebut menuai kritik dari pimpinan kelompok oposisi. Pemimpin Partai Nasional, Judith Collins, mengaku terkejut ketika melihat foto Ardern yang diabadikan pada pekan lalu.

Ketika menggelar jumpa pers sekitar pukul 13.00 waktu setempat, Ardern pun meminta maaf. "Di foto tersebut, saya membuat kesalahan," ungkap perempuan yang menjadi pemimpin Partai Buruh itu.

Ia juga menjelaskan, sudah berusaha keras untuk tidak bersalaman ketika bertemu dengan para pendukungnya dan menerapkan jaga jarak.

"Saya seharusnya memang lebih menjaga jarak lagi dan meminta mereka (para pendukung) untuk ikut menjaga jarak juga," ujar Ardern lagi.

Namun, ia mengakui sulit untuk membiasakan momen janggal tersebut. Meski begitu, selama pandemik masih berlangsung, Ardern akan menolak menjabat tangan orang lain.

Apa tanggapan lainnya dari pemimpin kelompok oposisi ketika melihat PM Ardern tak mengenakan masker?

1. Pemimpin kelompok oposisi menilai PM Ardern munafik soal aturan pencegahan COVID-19

PM Selandia Baru Minta Maaf karena Tak Pakai Masker Saat KampanyePerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern (Instagram.com/jacindaardern)

Pemimpin Partai Nasional, Judith Collins, mengomentari foto PM Ardern kerika ia ditanyakan pendapatnya soal situasi di Ibu Kota Auckland, yang seharusnya sudah bisa dilonggarkan. Saat ini situasi Auckland ada di level 2.5.

PM Ardern berfoto tanpa masker ketika berada di luar Ibu Kota Auckland. Artinya, di area itu warga tak wajib mengenakan masker. Namun, perkumpulan tetap dibatasi 100 orang. PM Ardern pun kerap mengingatkan warga agar tetap berhati-hati dan tetap menjaga jarak.

Collins juga mengingatkan Ardern kembali soal pernyataannya bahwa masker bukanlah pengganti aturan jaga jarak. Masker sifatnya tambahan.

Sementara, dari foto tersebut, Ardern tidak tampak khawatir akan terpapar COVID-19 meski tak pakai masker dan tidak menjaga jarak.

"Warga kan tidak bodoh. Publik akan menilai siapa yang hipokrit di sini," ujar Collins.

Baca Juga: PM Selandia Baru Ditolak Masuk Kafe karena Kebijakan Jaga Jarak

2. Industri pariwisata bangkrut karena Selandia Baru masih terus menutup negaranya

PM Selandia Baru Minta Maaf karena Tak Pakai Masker Saat KampanyePerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern (Instagram.com/jacindaardern)

Pemimpin kelompok oposisi lainnya, David Seymour, juga mempertanyakan apakah PM Ardern benar-benar mendengarkan aspirasi warganya. Sebab, aturan pengetatan pembatasan pergerakan manusia di Auckland yang masih ada di level 2, menyebabkan industri pariwisata Selandia Baru ambruk.

"Industri yang menawarkan jasa sebentar lagi akan bangkrut karena kebijakan level 2 ini di mana harus bersikap solitair dan menjaga jarak, terus diberlakukan. Sedangkan, orang yang bertanggung jawab membuat aturan itu, malah melanggarnya," ujar Seymour.

Melihat sikap Ardern yang tak konsisten, menurutnya, warga pemilik UMKM akan marah dan protes.

3. Selandia Baru sempat mencetak rekor 100 hari tanpa ada transmisi COVID-19 di masyarakat

PM Selandia Baru Minta Maaf karena Tak Pakai Masker Saat KampanyePerdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern (Instagram.com/jacindaardern)

Selandia Baru termasuk salah satu negara yang kerap dipuji oleh dunia internasional dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan menilai PM Ardern sukses menekan tingkat penularan dan kematian akibat COVID-19.

Bahkan, Selandia Baru sempat mencatatkan pencapaian 100 hari tanpa ada transmisi kasus COVID-19 di komunitas. Namun, PM Ardern memutuskan kembali memberlakukan lockdown pada Agustus lalu.

Hal itu bermula dari kemunculan kembali kluster COVID-19 dari keluarga yang berada di selatan Auckland. Angka penularannya pun bergerak cepat menjadi tiga digit.

Tetapi, PM Ardern segera mengumunkan kelonggaran pembatasan pergerakan manusia di Selandia Baru. Saat ini, selain Ibu Kota Auckland, daerah lainnya sudah kembali memasuki kondisi level 1. Kondisinya sudah mulai normal dan penggunaan masker tidak lagi wajib.

Sementara, Auckland masih akan ada di level 2 selama 14 hari. PM Ardern pun sempat menunda pemilu parlemen yang semula digelar September hingga 17 Oktober mendatang.

Baca Juga: Selandia Baru Resmi Masuk ke Jurang Resesi Terburuk Sejak 1987

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya