Prancis Ikuti Negara Eropa Lain Lawan COVID-19, Terapkan Lockdown 

Penutupan akses ke Prancis berlaku selama 15 hari

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Prancis akhirnya mengikuti kebijakan yang ditempuh oleh negara lain di Eropa dalam melawan pandemi virus corona. Mulai Selasa (17/3) siang, Prancis menutup seluruh wilayahnya selama 15 hari ke depan. 

Hal itu disampaikan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Senin waktu setempat (16/3). Ada beberapa poin yang disampaikannya dalam instruksi kepada publik. Pertama, tidak boleh ada perkumpulan yang dihadiri oleh banyak orang dimulai Selasa siang hari waktu setempat. Bahkan, berjalan-jalan keluar pun dilarang. Publik sebaiknya berada di dalam rumah dan tidak menemui orang lain kecuali urusan mendesak. 

Kedua, bagi warga yang tidak bisa bekerja dari rumah atau ingin mencari pertolongan medis karena mengalami gejala-gejala COVID-19, maka tetap dibolehkan bepergian. Namun, khusus bagi warga lainnya diwajibkan tetap berada di dalam rumah. 

Ketiga, Macron meminta warga untuk sementara waktu tidak menggunakan transportasi publik bila tidak diperlukan. Kecuali mereka hendak berbelanja kebutuhan sehari-hari. 

Keempat, bila ada warga Prancis yang melanggar aturan selama lockdown diberlakukan, maka akan dikenakan sanksi. Keterangan lanjutan mengenai penutupan akses di seluruh Prancis akan disampaikan belakangan. 

Kelima, pembatasan bagi warga untuk bepergian ke negara UE lainnya dan warga lain dilarang masuk ke UE, akan berlaku pada hari ini. Pembatasan itu akan berlaku selama 30 hari. 

Lalu, bagaimana dengan WNI yang terdampak dari lockdown tersebut? Berdasarkan data dari KBRI Paris, ada sekitar 4.000 WNI yang tengah bermukim di sana. 

1. KBRI Paris mengimbau kepada WNI untuk meningkatkan kehati-hatian

Prancis Ikuti Negara Eropa Lain Lawan COVID-19, Terapkan Lockdown attractionsmanagement.com

Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Arrmanatha Nasir kepada IDN Times mengatakan pihak KBRI telah mengikuti kasus penyebaran COVID-19 sejak awal virus itu masuk ke sana pada akhir Januari lalu. KBRI, kata Arrmanatha, terus memberikan informasi dan mengimbau WNI di Prancis agar berhati-hati, menjaga diri dan mengikuti arahan dari otoritas setempat. 

"Berbagai informasi dan imbauan dilakukan baik melalui berbagai channel media sosial dan langsung kepada WNI," kata Arrmanatha melalui pesan pendek pada (16/3) lalu. 

Langkah pencegahan virus corona juga sudah dilakukan di KBRI Paris. Semua tamu yang ingin menjejakan kaki di KBRI diminta melengkapi informasi mengenai riwayat perjalanan selama 14 hari berada di lokasi mana saja, apakah berada di negara yang terjangkit COVID-19 atau tidak. 

"Tujuannya, sebagai antisipasi untuk dapat dihubungi bila terjadi kasus di KBRI," ungkap dia lagi. 

Di berbagai lokasi di KBRI juga disediakan hand sanitizer. KBRI, ujarnya lagi, juga menerapkan kebijakan work from home bagi staf tertentu.  

Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya

2. Presiden Macron akan mengerahkan 100 ribu personel keamanan untuk memastikan kebijakan lockdown dipatuhi

Prancis Ikuti Negara Eropa Lain Lawan COVID-19, Terapkan Lockdown Presiden Prancis Emmanuel Macron mendengarkan penjelasan Jacques Fredj, kepala Shoah Memorial pada peresmian Wall of Name yang telah direnovasi di Shoah Memorial di Paris, Prancis, pada 27 Januari 2020. ANTARA FOTO/Michel Euler/Pool via REUTERS

Untuk memastikan kebijakan lockdown dipatuhi oleh warganya, maka Presiden Macron menginstruksikan kepada 100 ribu personel keamanan untuk mengawasi hal itu. Macron mengatakan instruksi lockdown ini tidak bisa dianggap sepele, sebab kini semua negara di dunia tengah dalam perang supaya publik bisa kembali sehat. 

"Kita semua tengah dalam perang agar bisa kembali sehat," kata Macron seperti dikutip stasiun berita BBC, Selasa (17/3). 

Ia mengaku kecewa karena imbauannya agar untuk sementara waktu berada di rumah dan menjaga jarak justru tak didengar. Sebagai contoh, ia masih melihat orang-orang masih berkumpul di taman, restoran, pasar, dan bar tidak memberlakukan jam tutup lebih awal. 

Oleh sebab itu, ia berjanji akan bersikap lebih tegas. Presiden Macron juga akan mengerahkan militer untuk membantu membawa warga yang sakit menuju ke rumah sakit terdekat. Sementara, putaran kedua pemilu lokal untuk sementara waktu ditunda dulu. 

Ia pun juga mencoba memberikan kepastian, lockdown ini tidak akan berdampak besar terhadap perekonomian Prancis. 

"Tidak ada perusahaan Prancis, berapa pun ukurannya, akan berisiko tutup (karena kebijakan ini)," ungkapnya lagi. 

3. 146 pasien COVID-19 meninggal di Prancis

Prancis Ikuti Negara Eropa Lain Lawan COVID-19, Terapkan Lockdown Ilustrasi Corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data yang dikutip secara real time dari Universitas John Hopkins per (17/3), jumlah pasien yang meninggal di Prancis mencapai 148 orang. Sementara yang berhasil pulih 12 orang. Sedangkan, yang terinfeksi mencapai 6.000 orang. 

Oleh sebab itu, tak heran bila kepala layanan kesehatan Prancis, Jerome Salomon, pada Senin kemarin menggambarkan situasi itu sangat mengkhawatirkan dan memburuk dengan sangat cepat. 

Untuk mencegah situasi itu semakin memburuk, maka Presiden Macron memutuskan untuk menutup wilayah perbatasan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya dimulai pada siang ini. Kebijakan itu akan berlaku selama 30 hari ke depan. 

https://www.youtube.com/embed/eFLpdE7HfWQ

Baca Juga: Berhasil Lawan COVID-19, Tiongkok Kini Tawarkan Bantuan ke Eropa

Topik:

Berita Terkini Lainnya