Presiden Brasil Diperintah Pengadilan Wajib Pakai Masker

Bila bandel, maka Bolsonaro kena denda per hari Rp5,5 juta

Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro diperintahkan oleh hakim Pengadilan Federal wajib pakai masker bila berada di area publik. Bila membandel maka ia bisa dikenai denda US$386 per harinya atau setara RpRp5,5 juta [kurs 1 US$ = Rp14.444]. Keputusan itu tidak hanya berlaku bagi Presiden Bolsonaro saja, namun juga bagi semua pegawai pemerintahan di distrik federal Brasilia. 

Ketika dimintai komentarnya oleh stasiun berita CNN, kantor Bolsonaro mengalihkan agar meminta pernyataan dari kantor Jaksa Agung. Sementara, kantor Jakgung menyampaikan tengah mempelajari keputusan majelis hakim untuk bisa membalikan instruksi tersebut. 

Stasiun berita BBC (30/6) melaporkan kewajiban mengenakan masker di pemerintahan federal mulai berlaku pada (30/4) lalu. Aturan itu dibuat kali pertama oleh Gubernur pemerintah distrik Brasilia, Ibaneis Rocha.

Ia mewajibkan semua orang untuk menutupi hidung dan mulutnya ketika berada di area publik, termasuk transportasi umum, toko-toko, pusat perbelanjaan dan kawasan industri. Putusan Hakim Renato Borelli juga bermakna Presiden Bolsonaro wajib mematuhi aturan gubernur tersebut. Bila tidak, maka ia dan pejabat publik lainnya juga bisa dikenai denda. 

Apakah putusan itu kemudian mengubah sikap Bolsonaro dalam menghadapi pandemik COVID-19?

1. Presiden Bolsonaro tiba-tiba memberi penghormatan bagi korban COVID-19

Presiden Brasil Diperintah Pengadilan Wajib Pakai MaskerANTARA FOTO/REUTERS/Bruno Kelly

Presiden Bolsonaro tiba-tiba memberikan pidato mendadak pada (25/6) lalu dan disiarkan melalui akun Facebooknya. Stasiun berita Al Jazeera melaporkan presiden yang dulunya adalah kapten militer itu mengubah caranya berbicara ke publik. Ia juga mengajak warga untuk memberi penghormatan bagi korban COVID-19.

Berdasarkan data, jumlah korban meninggal akibat COVID-19 per (1/7) sudah mencapai 59.656. Tidak diketahui apa yang menyebabkan perubahan sikap tersebut. 

Padahal, sejak awal ia sudah menganggap remeh pandemik COVID-19. Ia menyebut COVID-19 sekedar flu ringan dan bisa dengan cepat disembuhkan. Namun, akibat sikapnya yang meremehkan itu, Brasil menjadi negara kedua di dunia yang paling banyak memiliki kasus positif COVID-19. Tercatat ada 1,4 juta orang di Brasil yang sudah terpapar COVID-19. 

Baca Juga: [BREAKING] Usai Dikabarkan Positif COVID-19, Kini Presiden Brasil Mengaku Negatif

2. Presiden Bolsonaro mengatakan sudah jadi takdir bila ada orang yang meninggal akibat COVID-19

Presiden Brasil Diperintah Pengadilan Wajib Pakai MaskerPasien sembuh dari virus corona meninggalkan rumah sakit di Brasil ( ANTARA FOTO/REUTERS/Diego Vara)

Namun, kian meningkatnya orang yang terinfeksi COVID-19 tidak lantas membuat Presiden Bolsonaro mengubah arah kebijakannya. Pada awal Juni, Brasil mulai melonggarkan pembatasan pergerakan manusia dan memasuki new normal

Laman Business Insider melaporkan usaha yang tidak esensial dan beberapa tempat publik di kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro kembali buka untuk kali pertama setelah tutup selama empat bulan. Begitu juga tempat wisata seperti pantai, gereja, showroom mobil, dan toko mebel. 

Wali Kota Rio de Janeiro, Marcelo Crivella mengatakan tidak masalah bila warga di areanya kembali beraktivitas asal protokol kesehatan dipatuhi seperti wajib mengenakan masker dan menghindari kerumunan. 

"Kita semua akan kembali ke kehidupan normal, normal baru di bulan Agustus," kata Crivella. 

Sementara, Presiden Bolsonaro mengaku bersedih atas warganya yang meninggal akibat COVID-19. "Tetapi, itu kan takdir semua orang (akan mati)," katanya yang membuat dahi publik mengernyit. 

3. Presiden Bolsonaro diduga ikut campur dalam proses penyelidikan kasus korupsi yang melibatkan putranya

Presiden Brasil Diperintah Pengadilan Wajib Pakai MaskerPresiden Brazil, Jair Bolsonaro, saat sedang bersantai di ruang kantornya. facebook.com/jairmessias.bolsonaro

Di tengah-tengah beban berat mengatasi pandemik, Presiden Bolsonaro malah menambah masalah baru dengan ikut terlibat dalam pemeriksaan kasus korupsi yang menyeret dua puteranya. Menteri Kehakiman, Sergio Moro, memilih mundur pada akhir April lalu. Ia menuding Bolsonaro ikut campur dalam proses penyelidikan. 

Kondisi itu semakin diperparah karena Bolsonaro turut memecat kepala polisi federal yang mengusut kasus korupsi dua puteranya. Diduga kepala polisi itu dipecat karena motif pribadi. 

Akibat tuduhan serius Moro, Bolsonaro kini terancam akan digulingkan (impeachment). Meskipun Bolsonaro memiliki dukungan cukup kuat di kongres tetapi drama mengenai keterlibatan dua puteranya dalam kasus korupsi berpengaruh terhadap popularitas Bolsonaro. Sebanyak 44 persen warga mengaku tidak setuju dengan pemerintahan Bolsonaro saat ini. 

Baca Juga: Brasil Ganti Data Resmi COVID-19, Angka Kematian Jadi Lebih Rendah

Topik:

Berita Terkini Lainnya