Presiden Brasil: Lockdown di Tengah Pandemik Bisa Membunuh Ekonomi

"Tanpa gaji dan pekerjaan, orang akan mati"

Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro membela kebijakannya yang tidak menerapkan lockdown nasional di negeri Samba itu untuk mengatasi pandemik COVID-19. Sebab, bila itu dilakukan sejak awal, maka bisa membunuh perekonomian Brasil dan menyebabkan banyak orang jadi pengangguran. Padahal, dengan tetap membuka aktivitas perekonomian seperti biasa angka penyebaran COVID-19 di Brasil terus melonjak. 

Data dari laman World O Meter per Senin (20/7/2020) menyebut Brasil kini tercatat sebagai negara dengan penyebaran pandemik COVID-19 tertinggi kedua di dunia. Tercatat ada 2 juta orang di Brasil yang telah terpapar COVID-19. Di mana, sebanyak 79.533 orang di antaranya meninggal dunia. 

Tetapi, menurut Bolsonaro, tidak memberlakukan lockdown adalah kebijakan terbaik saat ini. 

"Tanpa gaji dan pekerjaan, orang-orang pada akhirnya akan mati. Lockdown itu juga membunuh (warga)," ungkap Bolsonaro merujuk pada kebijakan yang diterapkan di beberapa kabupaten dan wilayah di Brasil dan dikutip kantor berita Reuters pada Minggu, 19 Juli 2020. 

Pernyataan itu tetap disampaikan oleh Bolsonaro kendati dirinya sendiri kini terpapar virus corona. Kepada media, Boslonaro sudah menjalani tes dua kali sejak terpapar COVID-19, tetapi hasilnya masih terus positif. Ia juga mengatakan kondisinya saat ini sehat dan belum dirawat di rumah sakit. 

Bolsonaro mengaku untuk bisa pulih, ia mengonsumsi obat hydroxychloroquine (antimalaria) yang belum terbukti khasiatnya secara medis. Kepada para pendukungnya, Bolsonaro mengklaim obat itu terbukti manjur. 

"Saya bukti nyata dan hidup obat ini ampuh," tutur dia lagi. 

Bagaimana kondisi perekonomian Brasil kini di saat angka kasus COVID-19 tidak menunjukkan penurunan?

1. Aktivitas perekonomian di Brasil pada bulan April turun 9,73 persen dibandingkan Maret

Presiden Brasil: Lockdown di Tengah Pandemik Bisa Membunuh EkonomiPara penumpang berjalan di stasiun kereta Central do Brasil di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Rio de Janeiro, Brasil, Jumat (26/6/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Ricardo Moraes

Kendati tidak memberlakukan lockdown secara nasional, tetapi perekonomian Brasil tetap merosot tajam. Kantor berita Xinhua pada 18 Juni 2020 lalu melaporkan perekonomian negeri samba di bulan April anjlok 9,7 persen bila dibandingkan Maret lalu. Bank Sentral Brasil mencatat ini menjadi rekor terburuk sejak tahun 2003 lalu. 

Berdasarkan indeks aktivitas perekonomian bank (IBC-Br) penyesuaian angka pertumbuhan perekonomian di bulan April mencerminkan dampak terkuat dari pandemik COVID-19 terhadap negara terbesar di kawasan Amerika Latin itu. Perekonomian Brasil sudah mulai terpukul sejak lockdown diberlakukan pada pertengahan Maret lalu. 

Namun, bila dibandingkan pada April 2019 lalu, indeks perekonomian Brasil di periode yang sama terkoreksi sangat jauh yakni 15,09 persen tanpa ada penyesuaian. Sedangkan di bulan Maret, bulan pertama Brasil mengalami dampak pandemik, perekonomian Brasil sudah terkoreksi 6,16 persen bila dibandingkan bulan Februari. 

Baca Juga: Sempat Remehkan Virus Corona, Presiden Brasil Kini Terinfeksi COVID-19

2. Tenaga kesehatan di Brasil merasa kewalahan dalam merawat pasien

Presiden Brasil: Lockdown di Tengah Pandemik Bisa Membunuh EkonomiANTARA FOTO/REUTERS/Bruno Kelly

Sementara, tenaga kesehatan di Brasil merasa kewalahan ketika merawat pasien COVID-19. Salah satu perawat yang mengaku terlalu lelah bekerja, Elaine Oliveira, mengaku begitu merindukan kedua orang tuanya lantaran belum beremu mereka dalam kurun waktu dua bulan. 

"Ketika saya menulis ini, kolega-kolega saya bekerja sangat keras di samping seseorang dan mencoba menyelamatkan nyawa mereka dan atau memberikan mereka martabat," ungkap Oliveira dan dikutip dari stasiun berita BBC pada 20 Mei 2020 lalu. 

Ia mengaku tidak membutuhkan tepuk tangan dari warga. Yang ia butuhkan yaitu warga tetap berada di rumah untuk melindungi diri mereka dan keluarganya. 

Ia merasa geram lantaran melihat banyak warga Brasil yang tetap berkerumun dan tidak mengenakan masker. Bahkan, banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. 

Para pendukung Presiden Bolsonaro secara khusus kerap mengatakan pandemik COVID-19 ini tidak berbahaya. 

3. Presiden Jair Bolsonaro sejak awal sudah meremehkan pandemik COVID-19

Presiden Brasil: Lockdown di Tengah Pandemik Bisa Membunuh EkonomiPresiden Brazil, Jair Bolsonaro, saat sedang bersantai di ruang kantornya. facebook.com/jairmessias.bolsonaro

Sejak awal, Presiden Bolsonaro sudah meremehkan COVID-19. Ia kerap mengatakan virus Sars-CoV-2 sekedar virus biasa yang menyebabkan flu ringan. 

Bahkan, ketika ditanyakan oleh jurnalis pada April lalu ketika tingkat kematian di Brasil lebih dari 5.000 orang, ia justru mengatakan bahwa dirinya bukan malaikat penyelamat. 

"Terus kenapa? Mohon maaf, tapi saya tidak bisa membuat keajaiban (untuk menolong warga)," kata Bolsonaro dan dikutip stasiun berita BBC pada Mei lalu. 

Baca Juga: Jurnalis Brasil Tuntut Presiden Jair Bolsonaro, Ini Penyebabnya

Topik:

Berita Terkini Lainnya