Presiden Donald Trump Juga Berpotensi Kena Virus Corona, Kok Bisa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sesungguhnya juga berpotensi tertular virus corona yang bermula dari kota Wuhan, Tiongkok. Stasiun berita CNN edisi (10/3) melaporkan Trump sempat berada satu mobil dengan salah satu anggota kongres dari Partai Republik, Matt Gaetz pada Senin (9/3). Bahkan, Gaetz turut menumpang pesawat kepresidenan Air Force One bersama dengan mogul properti itu.
Gaetz dan empat anggota kongres lainnya kini sedang mengisolasi diri karena sempat melakukan kontak langsung dengan pria yang belakangan dinyatakan positif tertular virus yang diberi nama Sars CoV-19 itu.
Kendati demikian, Gedung Putih bersikeras Trump tidak perlu mengikuti tes virus corona. Trump sendiri pun juga merasa tes itu tidak perlu, lantaran ia percaya diri masih belum mengalami gejala-gejala orang yang telah tertular virus mematikan tersebut.
"Tidak ada gejala-gejala, tidak muncul (apapun)," ungkap Trump seperti dikutip dari laman Fortune, Rabu (11/3).
Lalu, tidak kah rakyat Amerika Serikat khawatir presidennya bisa saja terjangkit COVID-19, tapi ia merasa tak perlu dites?
1. Trump sempat bersama anggota senat yang pernah kontak langsung dengan pasien positif virus corona
Laman Fortune juga melaporkan sikap Trump yang menolak untuk dites virus corona lantaran ia mengikuti saran dari dokter di Gedung Putih. Padahal, Kepala Staf Kepresidenan, Mark Meadow memutuskan untuk mengisolasi dirinya di rumah hingga hari ini, lantaran merasa kontak langsung dengan pria yang dinyatakan positif tertular virus corona. Begitu juga dengan anggota kongres dari Partai Republik yang juga teman baik Trump, Doug Collins.
Collins bahkan terekam kamera sempat berjabat tangan dengan Trump ketika berada di Gedung Putih. CNN melaporkan seharusnya Trump khawatir lantaran ketiga orang yang sempat bersamanya berusia di atas 70 tahun, kelompok yang rentan tertular COVID-19.
Politikus itu juga berpeluang melakukan kontak dengan banyak orang, apalagi tahun ini merupakan tahun persiapan menuju pemilu Negeri Paman Sam.
Baca Juga: Virus Corona: Apa Itu Virus? Ini Asal Muasal dan Cara Terbentuknya
2. Trump mengaku bersedia untuk dites virus corona
Editor’s picks
Kendati dokter kepresidenan di Gedung Putih menyarankan Trump tak perlu mengikuti tes virus corona, tetapi ia mengaku tak masalah apabila diharuskan tes. Hingga saat ini, Trump bersikukuh masih dalam keadaan sehat, sehingga publik AS tak perlu khawatir.
"Saya rasa itu bukan sebuah masalah yang besar. Saya akan melakukannya (tes virus corona)," ungkap Trump seperti dikutip dari laman Politico pada Selasa (10/3).
Ia mengatakan tak mempermasalahkan sama sekali untuk dites lantaran percaya diri kondisi tubuhnya prima.
"Tapi, kembali lagi, saya berbicara dengan dokter di Gedung Putih, seseorang yang hebat dan berbakat. Dia mengatakan tidak ada alasan untuk melakukan (tes virus corona). Tidak ada gejala, tidak ada apapun. Dan Anda tahu, apabila ada gejala, maka Anda akan menjadi orang pertama yang tahu. Mungkin Anda yang akan menyampaikannya ke saya," tutur dia lagi.
3. Sebanyak 28 orang telah meninggal akibat virus corona di AS
Sementara, menurut data yang tak resmi dan dikumpulkan oleh Universitas John Hopkins, total orang yang telah positif tertular virus corona di AS mencapai 1.000 orang. Laman Politico mencatat kasus ke-1.000 dilaporkan pada Selasa malam kemarin. Angka individu-individu yang tertular virus corona semakin meningkat di Negeri Paman Sam sejak otoritas berwenang mengumumkan adanya komunitas pertama yang tertular COVID-19 pada (26/2) lalu di daerah California.
Maka, pejabat berwenang di California dan New York mulai memberlakukan kebijakan yang lebih agresif untuk mencegah meluasnya virus itu.
Sementara, data dari Universitas John Hopkins menunjukkan sebanyak 28 orang telah meninggal di Amerika Serikat. Walaupun pejabat berwenang memprediksi angka sesungguhnya yang meninggal bisa lebih tinggi dari itu. Sebagian besar angka kematian terjadi di Washington, di mana di situ terdapat sebuah rumah untuk merawat lansia dan orang-orang pensiun dekat Seattle yang terjangkit cukup parah akibat virus itu.
Baca Juga: [BREAKING] Selain Kasus 25, Ada 3 WNA di Indonesia Positif Virus Corona