Presiden Duterte Tawarkan Diri Jadi Relawan Vaksin COVID-19 Rusia

"Saya akan sampaikan sendiri ke Presiden Putin"

Jakarta, IDN Times - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menawarkan diri menjadi relawan untuk uji klinis vaksin COVID-19 buatan Rusia, yang disebut Sputnik V. Vaksin itu telah mendapat lampu hijau dari Presiden Vladimir Putin untuk digunakan secara luas di masyarakat pada September mendatang. Meskipun banyak ilmuwan yang mempertanyakan keampuhan vaksin yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya tersebut. 

"Saya akan menyampaikan sendiri ke Presiden Putin bahwa saya memiliki tingkat kepercayaan yang besar dalam kajian Anda melawan COVID-19, dan saya yakin vaksin yang Anda produksi benar-benar baik untuk kemanusiaan," ungkap Duterte yang dikutip stasiun berita Al Jazeera, Selasa 11 Agustus 2020. 

Perburuan untuk menemukan vaksin COVID-19 di seluruh dunia, menimbulkan kekhawatiran faktor keamanan dan keselamatan dikesampingkan. Pemerintah Rusia dinilai lebih mengutamakan prestise negaranya demi mengejar titel sebagai yang pertama menemukan vaksin COVID-19. 

Tetapi, untuk menepis kekhawatiran soal keamanan vaksin COVID-19 buatan Rusia, Duterte bersedia untuk disuntikkan langsung. 

"Saya bisa menjadi pemimpin negara pertama yang ikut uji coba klinis," katanya lagi. 

Duterte mengaku senang hati menerima tawaran distribusi vaksin COVID-19 dari Moskow. Berapa biaya yang harus disiapkan oleh Filipina untuk membeli vaksin COVID-19 Sputnik V tersebut?

Baca Juga: Rusia Umumkan Sudah Punya Vaksin COVID-19, Siap Imunisasi Massal

1. Presiden Duterte berharap vaksin Sputnik V diberikan secara cuma-cuma oleh Rusia

Presiden Duterte Tawarkan Diri Jadi Relawan Vaksin COVID-19 RusiaPresiden Filipina, Rodrigo Duterte, saat sedang berpidato di depan publik. facebook.com/rodyduterte

Stasiun berita Al Jazeera melaporkan, Duterte berharap vaksin Sputnik V yang dikembangkan oleh Rusia bisa diberikan secara cuma-cuma. Namun, Duta Besar Rusia untuk Filipina, Igor Khovaev, tidak menjelaskan secara detail. Ia hanya menyebut, Rusia akan bekerja sama erat dengan Filipina terkait penyediaan vaksin COVID-19. 

"Kami siap untuk melakukan investasi yang diperlukan dengan mitra kami Filipina, dan kami juga siap berbagi teknologi kami," ungkap Khovaev seperti dikutip laman First Post

Ada dua opsi yang mungkin ditempuh Rusia untuk menyediakan vaksin COVID-19 bagi Filipina. Pertama, bermitra dengan perusahaan farmasi lokal untuk memproduksi vaksinnya atau kedua, Filipina ikut dalam proses uji klinis. 

Vaksin COVID-19 itu dikembangkan Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya bersama-sama Kementerian Pertahanan Rusia. Laman Sputnik News melaporkan, proses pengujian yang dimulai pada 18 Juni 2020 lalu terbagi menjadi dua fase. Rusia mengklaim muncul imunitas pada 38 relawan yang dilibatkan. 

Baca Juga: Rusia Umumkan Sudah Punya Vaksin COVID-19, Siap Imunisasi Massal

2. Salah satu putri Presiden Putin disebut ikut uji klinis vaksin Sputnik V

Presiden Duterte Tawarkan Diri Jadi Relawan Vaksin COVID-19 RusiaPresiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev masuk ke ruangan saat Kongres Partai Rusia Bersatu ke-19 di Moscow, Rusia,pada 23 November 2019. ANTARA FOTO/Sergei Ilnitsky/Pool via REUTERS

Laman Hindustimes melaporkan, untuk membuktikan bahwa vaksin Sputnik V aman, Presiden Putin membiarkan salah satu putrinya ikut uji coba klinis. Tidak diketahui apakah yang ikut uji coba klinis Maria atau Katerina. 

Kepada media, Putin mengatakan, tak lama usai disuntikkan vaksin, putrinya sempat mengalami demam 38 derajat celcius. Tapi kemudian di hari selanjutnya, demamnya turun menjadi 37 derajat celcius. Lalu, ia kembali demam usai disuntikkan dosis kedua vaksin tersebut, namun kondisinya membaik di hari selanjutnya. 

"Ia merasa baik dan memiliki antibodi yang tinggi," kata Putin. 

Otoritas di Rusia menyebut, selanjutnya kelompok yang akan menerima vaksinasi massal lebih awal adalah tenaga medis, guru, dan kelompok rentan. Wakil Perdana Menteri Tatyana Golikova mengatakan, proses imunisasi massal terhadap kelompok tersebut sudah bisa dilakukan pada awal Agustus 2020. 

3. Kasus COVID-19 di Filipina kini melampaui Indonesia di kawasan Asia Tenggara

Presiden Duterte Tawarkan Diri Jadi Relawan Vaksin COVID-19 RusiaIlustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Sementara, jumlah kasus COVID-19 di Filipina terus melonjak. Bahkan, sejak pekan lalu, jumlahnya sudah melampaui Indonesia dan menyebabkan Filipina kini menjadi episentrum COVID-19 di kawasan Asia Tenggara. 

Berdasarkan data dari laman World O Meter per Rabu (12/8/2020), kasus COVID-19 di Filipina sudah mencapai 143.749. Sedangkan, angka COVID-19 di Indonesia mencapai 130.718. Meskipun dari data tersebut, angka kematian di Filipina jauh lebih rendah dibandingkan Indonesia. 

Angka kematian akibat COVID-19 di Filipina 2.404 pasien. Sedangkan, di Indonesia sebanyak 5.903 pasien meninggal akibat COVID-19. 

Namun, Juru Bicara Presiden Filipina Harry Roque, membantah data tersebut. Ia justru menyebut angka tes di Indonesia masih lebih rendah sehingga masih banyak orang yang terpapar COVID-19, namun belum terdeteksi. 

"Ini semua karena kita melakukan tes lebih banyak. Tidak benar kita memiliki kasus COVID-19 lebih banyak dibandingkan Indonesia. Orang-orang Indonesia tidak tahu berapa sesungguhnya warga mereka yang sakit, paling tidak Filipina tahu," kata Harry seperti dikutip harian Singapura, The Straits Times

Ia juga meluruskan narasi yang menyebut semakin banyak kasus COVID-19 yang diketahui, maka situasinya malah buruk. Justru, menurut Harry, Filipina berhasil mendeteksi lebih banyak orang yang sudah terpapar virus corona. 

"Mengutip pernyataan Presiden Donald Trump, bila kita ingin angka kasus COVID-19 yang lebih rendah maka hentikan saja tes. Tapi, itu bukan kebijakan kami," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Salip Indonesia, Kasus COVID-19 Filipina Tertinggi di Asia Tenggara

Topik:

  • Sunariyah
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya