Salip Filipina, Indonesia Jadi Episentrum COVID-19 di Asia Tenggara! 

Indonesia punya 500-an kasus lebih banyak dari Filipina

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 di Indonesia pada Kamis (15/10/2020) menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan, hari ini masih ditemukan 4.411 kasus COVID-19, sehingga menambah akumulasi menjadi 349.160.

Sedangkan, angka kematian pada hari ini bertambah 112 pasien. Sehingga, jumlah pasien yang meninggal menjadi 12.268. 

Sebagai pembanding, dikutip dari harian Singapura, The Straits Times, Filipina biasanya berada di peringkat teratas dengan kasus tertinggi. Namun, hari ini dalam 24 jam, Filipina melaporkan 2.261 kasus baru COVID-19. Bila diakumulasi angka kasus COVID-19 menjadi 348.698. 

Kasus aktif yang dimiliki oleh Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan Filipina. Mengutip data dari World O Meter, kasus aktif di Indonesia 63.231 kasus. Sementara, kasus aktif di Filipina 48.040. 

Harian ST menyoroti Indonesia kini menjadi episentrum COVID-19 lantaran angka harian kini stabil 4.000an. Sehingga, angka kasus COVID-19 melesat di Indonesia. Faktor lain yang turut menyumbang yakni mulai dilonggarkannya pembatasan pergerakan manusia di beberapa provinsi dengan harapan bisa kembali memulihkan perekonomian. 

Lalu, apakah vaksin COVID-19 yang mulai dikirimkan ke Indonesia pada November mendatang bisa membantu mengendalikan pandemik?

1. Epidemiolog meragukan vaksin dapat menjadi jawaban untuk mengendalikan pandemik di Indonesia

Salip Filipina, Indonesia Jadi Episentrum COVID-19 di Asia Tenggara! Ilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Untuk menurunkan angka pandemik COVID-19, pemerintah menggantungkan harapan ke vaksin. Sejauh ini, sudah ada empat jenis vaksin yang berhasil diamankan dan diimpor ke Indonesia.

Tiga vaksin di antaranya buatan perusahaan farmasi asal Tiongkok yakni Sinovac Biotech, Cansino dan Sinopharm/G42. Sedangkan, satu vaksin lainnya adalah buatan AstraZeneca yang menggandeng Universitas Oxford.

Di antara 4 perusahaan farmasi itu, hanya vaksin buatan Sinovac Biotech yang melakukan uji klinis tahap ketiga di Indonesia. Sinovac Biotech juga meneken kesepakatan untuk melakukan transfer teknologi sehingga vaksin COVID-19 bisa diproduksi oleh PT Bio Farma. Vaksin dari tiga perusahaan farmasi lainnya diimpor langsung.

Menteri Koordinator bidang kemaritiman dan investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proses imunisasi dipercepat dari semula Januari 2021 menjadi November 2020. Hal ini sempat dikritik oleh para ahli, salah satunya epidemiolog dari Universitas Indonesia, dr. Pandu Riono.

Ia mengingatkan pemerintah sangat berbahaya memberikan imunisasi dari vaksin yang belum lolos uji klinis tahap ketiga dan tidak disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

"Pemerintah tidak pernah mengajak masyarakat ilmiah dan para ahli mengenai hasil studi vaksin-vaksin ini. Kalau hasil studi (uji klinis) belum ada untuk apa vaksinnya sudah dibeli dan akan didatangkan ke Indonesia?" tanya pengajar di Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat (FKM) ketika dihubungi oleh IDNTimes pada Selasa, 13 Oktober 2020 lalu.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh epidemiolog dari Universitas Griffith, Brisbane, Dicky Budiman. Menurut dia, saat ini vaksin yang akan diimpor belum tentu akan menjadi game changer di Indonesia. 

"Saat ini di Indonesia masih banyak kasus COVID-19 yang belum terdeteksi. Kasus yang tidak terdeteksi ini akan terus bertambah dengan pola eksponensial," kata Dicky melalui pesan pendek kepada IDN Times pada hari ini, Kamis (15/10/2020). 

Ia bahkan merujuk ke yang diunggah oleh Our World in Data, peningkatan kasus diprediksi masih terjadi di awal 2021 bila strategi 3T (test, tracing and treatment) tidak dilakukan secara maksimal. 

Baca Juga: Pandemi Virus Corona, Angka Kematian Indonesia Tertinggi di ASEAN

2. Kasus COVID-19 diprediksi juga bisa kembali meningkat di Filipina

Salip Filipina, Indonesia Jadi Episentrum COVID-19 di Asia Tenggara! Presiden Filipina, Rodrigo Duterte ketika berbicara dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo (Biro Pers Istana Kepresidenan)

Meski hari ini Indonesia berada di atas Filipina, tetapi situasi bisa saja berbalik. Kasus COVID-19 diprediksi kembali naik lantaran pemerintah memilih untuk melonggarkan pembatasan pergerakan manusia. Kebijakan itu dipilih oleh Presiden Rodrigo Duterte untuk kembali memulihkan perekonomian Filipina yang sudah memasuki resesi. 

Pemerintah membolehkan warga untuk duduk tanpa menjaga jarak dalam transportasi umum. Bahkan, area perkantoran sudah dibolehkan beroperasi dengan kapasitas normal. Tak cukup sampai di situ saja, kini warga yang berusia remaja dan lansia hingga 65 tahun diizinkan keluar dari rumah.

3. Sebaran kasus COVID-19 di kawasan Asia Tenggara

Salip Filipina, Indonesia Jadi Episentrum COVID-19 di Asia Tenggara! Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Berikut adalah sebaran COVID-19 di negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Data ini dihimpun dengan merujuk informasi yang diunggah di situs World O Meter pada Kamis (15/10/2020): 

  1. Indonesia: 349.160 kasus COVID-19
  2. Filipina: 348.698 kasus COVID-19
  3. Singapura: 57.892 kasus COVID-19
  4. Myanmar: 31.325 kasus COVID-19
  5. Malaysia: 18.129 kasus COVID-19
  6. Thailand: 3.665 kasus COVID-19
  7. Vietnam: 1.124 kasus COVID-19
  8. Kamboja: 283 kasus COVID-19
  9. Brunei: 147 kasus COVID-19
  10. Laos: 23 kasus COVID-19

Baca Juga: Airlangga: Vaksin COVID-19 Astra Zeneca Telah Berangkat ke Indonesia

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya