Sempat Absen, Trump Tiba-tiba Hadir di KTT APEC Sebelum Lengser

Trump sempat menolak gunakan backdrop virtual tuan rumah

Jakarta, IDN Times - Puncak pertemuan 21 kepala negara di kawasan Asia Pasifik, KTT APEC, diwarnai kejutan pada Jumat, 20 November 2020. Presiden Amerika Serikat yang tak pernah ikut lagi KTT APEC sejak 2017, tiba-tiba memutuskan hadir.

Stasiun berita Channel News Asia, Jumat kemarin juga melaporkan dalam KTT itu Trump turut membuat para pemimpin APEC lainnya bingung, karena ia tak menggunakan backdrop pertemuan virtual yang telah digunakan oleh pihak tuan rumah, Malaysia.

Pertemuan virtual yang sifatnya tertutup dari media itu menggunakan platform Zoom. Setiap pemimpin negara anggota yang hadir menggunakan backdrop berupa bangunan masjid yang menggambarkan kantor Perdana Menteri Negeri Jiran. 

Trump lebih memilih menggunakan backdrop warna beige dan di dinding itu terdapat lambang Presiden AS. Menurut seorang sumber, Trump memang tak mau menggunakan backdrop yang disiapkan pihak panitia.

Di dalam pertemuan tertutup itu, Trump sempat berpidato. Namun, naskah pidatonya tidak langsung bisa diakses oleh publik. Sebelumnya, pada Trump juga absen dalam pertemuan dengan para CEO di kawasan Asia Pasifik tersebut. 

Untuk apa Trump hadir dalam KTT APEC? Sebab, selain dianggap sudah sejak lama AS menarik diri dari berbagai forum multilateral, Trump diproyeksikan kalah dalam pemilu pada 3 November 2020. 

1. Trump diduga hadir karena ingin menunjukkan eksistensi sebagai Presiden AS

Sempat Absen, Trump Tiba-tiba Hadir di KTT APEC Sebelum LengserPresiden Amerika Serikat, Donald J. Trump (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Analis mengatakan Trump hadir dalam KTT APEC 2020 karena ingin menunjukkan ke dunia bahwa ia masih duduk sebagai Presiden di Negeri Paman Sam. Apalagi kini, ia sedang berusaha membalikan situasi pemilu dengan mengajukan gugatan hukum ke pengadilan terkait perolehan suara. 

Proyeksi semua media besar di Negeri Paman Sam, Joe Biden lah yang menang dengan meraih 306 suara elektoral. Sedangkan, Trump hanya meraih 232 suara elektoral. Namun hingga kini, Trump masih menolak mengakui kekalahannya dari Biden. 

Sejak awal, kebijakan Trump yang mengedepankan kepentingan Amerika atau "America's First" telah membuatnya terasing dari berbagai mitra di forum-forum multilateral. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Tiongkok. 

Dalam KTT APEC pada Jumat kemarin, Presiden Xi Jinping memanfaatkan acara itu untuk mempertahankan bahwa kebijakan perdagangan bebas dibutuhkan. 

"Penting bagi Asia Pasifik untuk tetap menjadi penjaga dalam menjaga perdamaian dan stabilitas, menegakan multilateralisme, dan mendorong ekonomi yang terbuka," ungkap Xi dan dikutip dari stasiun berita CCTV

"Perdagangan bebas dan terbuka serta investasi, tidak bisa dicapai dalam satu malam," tutur dia, lagi. 

Baca Juga: RI Siap Bersolek untuk Maju Jadi Calon Tuan Rumah KTT APEC dan G-20

2. Tiongkok akan tergabung dalam dua forum multilateral besar di bidang perdagangan, sedangkan AS absen

Sempat Absen, Trump Tiba-tiba Hadir di KTT APEC Sebelum LengserPresiden Tiongkok Xi Jinping mengenakan seragam militer (www.scmp.com)

Di forum itu, Presiden Xi Jinping juga menyampaikan bahwa Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk bergabung ke forum Perdagangan Trans Pasifik yang komprehensif dan agresif (CPTPP). Forum ini dulu dikenalkan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Barack Obama. Namun, ketika Trump berkuasa, justru AS memilih mundur. 

Sebelumnya, Negeri Paman Sam juga tidak masuk ke dalam kesepakatan dagang terbesar yakni Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), di mana Tiongkok juga ikut bergabung. Kantor berita AP melaporkan bila Tiongkok akan bergabung juga dengan CPTPP, maka mereka ada di dua forum multilateral yang besar. Sementara, Washington tidak ikut satu pun forum tersebut. 

3. Para pemimpin APEC sepakat mengadopsi visi Putrajaya 2040 untuk menggantikan Bogor Goals 1994

Sempat Absen, Trump Tiba-tiba Hadir di KTT APEC Sebelum LengserPerdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yasin (www.apec.org)

Di bagian akhir KTT, para pemimpin APEC akhirnya sepakat mengeluarkan dokumen pernyataan bersama. Dokumen ini absen ketika KTT APEC digelar pada 2018 di Papua Nugini. Hal itu lantaran terjadi cekcok antara Tiongkok dengan AS mengenai kebijakan perdagangan. 

Dokumen yang diadopsi itu bernama Putrajaya Vision 2040, yakni visi 20 tahun bagi negara anggota APEC. Dokumen itu menggantikan visi Bogor Goals yang dirilis pada 1994. Ketika itu, para pemimpin APEC sepakat melakukan perdagangan dan investasi yang terbuka dan bebas. 

Para negara anggota APEC sepakat untuk membangun sebuah kawasan yang terbuka, dinamis, memiliki daya tahan, dan damai pada 2040. Pimpinan negara anggota APEC juga menugaskan masing-masing bawahannya untuk membuat implementasi dari kesepakatan itu pada 2021. 

"Kami mengakui pentingnya lingkungan perdagangan dan investasi yang bebas, terbuka, adil, tidak diskriminatif, transparan dan bisa diprediksi untuk memicu pemulihan ekonomi dalam situasi yang menantang ini," demikian isi dokumen tersebut. 

Pemulihan ekonomi menjadi salah satu faktor utama yang disorot karena diprediksi negara anggota APEC mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi pada 2020 karena pandemik. Pada tahun ini, diprediksi terjadi penurunan hingga 2,7 persen dibandingkan 3,6 persen pada 2019 lalu. 

Baca Juga: Jokowi: 74 Juta Penduduk Negara Anggota APEC Kehilangan Pekerjaan

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya