Sempat Buron, Militer Filipina Tangkap WNI yang Terlibat Pengeboman

Militer temukan rompi yang sudah diisi bom di rumah Cici

Jakarta, IDN Times - Setelah sempat buron, militer Filipina berhasil menangkap seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Rezky Fantasya Rullie alias Cici pada Sabtu, 10 Oktober 2020 dalam sebuah operasi yang dilakukan di Jolo, Sulu, Filipina selatan. Wajah Cici sempat masuk dalam poster yang dibuat oleh militer Filipina dan disebar ke warga. Di dalam poster itu juga terdapat satu WNI lainnya bernama Andi Baso. 

Bahkan, di dalam poster, militer sempat mengiming-imingi akan memberikan 3 juta Peso atau setara Rp904,1 juta. Dikutip dari kantor berita Filipina, PNA, Cici ditangkap di sebuah rumah bersama dua perempuan lainnya bernama Fatima Sandra Jimlani dan Inda Nurhaina pada Sabtu kemarin, sekitar pukul 01.50 dini hari. 

Komandan Satgas Militer Filipina, Brigadir Jenderal William Gonzales mengatakan ketika dilakukan penggeledahan di rumah yang dihuni oleh tiga perempuan tersebut, ditemukan rompi yang telah diisi dengan bom pipa dan komponen lainnya yang bisa dirakit menjadi bom. 

Mengapa Cici diburu oleh otoritas militer Filipina? Apa respons dari Kementerian Luar Negeri mengenai penangkapan Cici?

1. Cici diburu otoritas Filipina karena akan melakukan aksi bom bunuh diri

Sempat Buron, Militer Filipina Tangkap WNI yang Terlibat PengebomanPoster dua WNI diburu oleh otoritas militer di Filipina (Facebook City Government of Davao)

Dalam poster pengumuman yang diunggah oleh otoritas Davao ke akun media sosialnya pada Sabtu, 29 Agustus 2020 lalu, Cici disebut terlibat dalam aksi pengeboman di Gunung Carmel, Jolo pada 27 Januari 2019 yang menewaskan 22 orang. Sedangkan, suaminya, Andi Baso disebut terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Kota Jolo pada 24 Agustus 2020 yang menewaskan 14 orang, termasuk enam warga sipil.

Keduanya diburu bersama dengan satu warga Filipina lainnya yakni Mundi Sawadjaan yang menjadi pimpinan sub kelompok militan Abu Sayaff. Menurut laporan PNA, Andi tewas dalam kontak senjata dengan militer Filipina pada 29 Agustus 2020 lalu. 

Brigjen Gonzales mengatakan Cici dan dua perempuan lainnya kini ditahan di sel khusus yang dikelola oleh Grup Deteksi dan Investigasi Kriminal. Ia juga menjelaskan Cici masuk ke dalam target teratasnya untuk ditangkap dalam kondisi hidup. 

"Kami tengah memburu teroris asing pelaku bom bunuh diri di Sulu usai terjadi dua ledakan pada 24 Agustus 2020 lalu di Jolo. Rullie (Cici) adalah target utama kami karena berdasarkan laporan intelijen yang kami terima ia akan melakukan serangan bom bunuh diri usai kematian suaminya, Andi Baso," ungkap Birgjen Gonzales dan dikutip laman PNA. 

Baca Juga: Diduga Terlibat Aksi Pengeboman, 2 WNI Kini Diburu Otoritas Filipina

2. Otoritas Filipina berjanji kepada warganya tidak mau lagi kecolongan aksi teror bom bunuh diri

Sempat Buron, Militer Filipina Tangkap WNI yang Terlibat PengebomanIlustrasi bom bunuh diri (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara, Panglima Militer Filipina, Letnan Jenderal, Cirilito Sobejana, ketika melakukan penangkapan terhadap Cici, otoritas di Indonesia juga sudah diinformasikan. Ia turut menjelaskan dengan adanya keterlibatan keluarga dalam aksi teror menandakan paham ekstrimisme dengan mudah bisa masuk ke dalam unit keluarga. 

"Ini ikut menjadi permasalahan keluarga karena mereka membiarkan dirinya didoktrin," ungkap Letjen Sobejana dan dikutip dari laman Arab News

Hal itu juga terbukti dalam kasus Cici. Menurut Letjen Sobejana, kedua orang tua Cici juga merupakan pelaku teror yang sempat diburu oleh otoritas Filipina. Keduanya merupakan pelaku bom bunuh diri di sebuah gereja katedral di Jolo, Provinsi Sulu pada 2019 lalu. Akibat insiden itu menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai lebih dari 100 jemaat yang sedang melakukan misa di hari Minggu. 

Namun, militer Filipina memastikan warganya yang berada di Sulu tidak perlu khawatir dan merasa tidak aman. Sebab, mereka tidak akan berhenti memburu para teroris asing yang masih bersembunyi di sana dan terafiliasi dengan pimpinan kelompok Abu Sayyaf, Mundi Sawadjaan dan Radulan Sahiron. 

3. Pemerintah Indonesia masih berkoordinasi dengan Filipina untuk bertemu dengan Cici

Sempat Buron, Militer Filipina Tangkap WNI yang Terlibat PengebomanIlustrasi penjara (IDN Times/Mia Amalia)

Sementara, ketika dikonfirmasi kepada Kemenlu, Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha mengaku sudah mendengar mengenai penangkapan Cici. Namun, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan militer di Filipina. 

"Kami terus berkoordinasi agar diberi akses kekonsuleran," ungkap Judha melalui pesan pendek kepada IDN Times, Minggu (11/10/2020). 

Ia memastikan proses hukum terhadap Cici akan berlangsung di Filipina dan bukan di Indonesia. 

Baca Juga: Menlu Retno: Filipina Sebut Pelaku Bom Bunuh Diri di Jolo Bukan WNI

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya