Setelah 250 Hari Bebas COVID-19, Taiwan Temukan Transmisi Lokal Corona

Transmisi lokal disebabkan oleh pilot dari Selandia Baru

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Taiwan geram terhadap seorang pilot asal Selandia Baru karena abai mengenai protokol kesehatan di saat pandemik COVID-19. Pilot yang baru selesai bertugas dari Amerika Serikat itu kemudian diketahui terpapar virus corona. 

Kantor berita Reuters, Rabu, 23 Desember 2020 melaporkan pilot yang bekerja di maskapai nasional, EVA Air itu rupanya tidak jujur dengan melaporkan orang-orang yang kontak dan tempat yang dikunjungi selama 14 hari terakhir. Selain itu, pilot tersebut juga tidak mematuhi aturan dengan absen menggunakan masker selama berada di dalam kokpit. 

Transmisi lokal pertama di Taiwan itu diumumkan pada Selasa, 22 Desember 2020 lalu. Ini menjadi kali pertama Taiwan kembali mengumumkan kasus COVID-19 setelah selama 250 hari tidak ada kasus harian corona. Kasus itu membuat publik Taiwan geram. Bahkan, satu stasiun televisi menyebut pilot tersebut sebagai musuh publik. 

Lalu, kebijakan apa yang diambil oleh maskapai EVA Air terhadap pilot yang abai protokol kesehatan itu?

1. Maskapai EVA Air memecat pilot asal Selandia Baru karena melanggar protokol kesehatan

Setelah 250 Hari Bebas COVID-19, Taiwan Temukan Transmisi Lokal CoronaIlustrasi pesawat (Pesawat) (IDN Times/Arief Rahmat)

Setelah mengetahui salah satu pilotnya menularkan virus corona ke individu lain di Taiwan, maskapai Eva Air langsung menggelar rapat dengan komite disiplin. Berdasarkan rapat itu, mereka menemukan pilotnya telah melanggar sederet aturan termasuk undang-undang penyakit menular. Manajemen kemudian memutuskan untuk memberhentikan pilot tersebut. 

"EVA Air selalu mematuhi aturan pemerintah mengenai kebijakan pencegahan epidemi dan sebagian besar dari kru kabin juga mengikuti aturan tersebut," demikian keterangan tertulis dari EVA Air. 

Mereka mengakui akibat kelakuan satu individu di perusahaannya telah membahayakan keselamatan orang lain khususnya dalam pencegahan epidemik. Sama seperti maskapai lainnya di dunia, jadwal penerbangan EVA Air juga menurun drastis. Hal ini disebabkan kebijakan negara-negara yang masih menutup perbatasannya. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Chen Shih-chung mengatakan sejauh ini sudah ada 170 kontak terdekat dari perempuan itu yang mengikuti tes. Hasilnya negatif COVID-19. Pemerintah masih menunggu hasil tes dari tiga individu lainnya. 

Taiwan melaporkan terdapat 777 kasus COVID-19 dan tujuh pasien meninggal. Namun, sebagian besar dari kasus itu merupakan kasus impor. 

Baca Juga: Taiwan Perpanjang Larangan Masuk bagi TKI gegara Situasi COVID di RI

2. Kementerian Transportasi mengenakan denda ke EVA Air Rp496 juta

Setelah 250 Hari Bebas COVID-19, Taiwan Temukan Transmisi Lokal CoronaIlustrasi Suasana Taipei, Taiwan (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Akibat kejadian itu, Kementerian Transportasi turut menjatuhkan sanksi bagi EVA Air yakni denda senilai T$1 juta atau setara Rp496 juta. Di dalam keterangan tertulisnya, Menteri Transportasi, Lin Chia-lung, mengatakan EVA Air tidak mematuhi aturan pencegahan COVID-19 yang berlaku di Taiwan. 

"Karena telah melanggar aturan terkait COVID-19, kementerian akan mengenakan denda terhadap maskapai senilai T$1 juta, ini merupakan nilai maksimum denda yang dapat dikenakan," demikian keterangan tertulis Kementerian Transportasi. 

Usai kejadian itu, Kementerian Transportasi meminta kepada semua maskapai untuk memperketat pengawasan terhadap protokol kesehatan. EVA Air sudah mengajukan permintaan maaf kepada pemerintah. Namun, mereka tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar atas sanksi yang telah dijatuhkan. 

3. Kemunculan transmisi lokal COVID-19 memicu kemarahan publik

Setelah 250 Hari Bebas COVID-19, Taiwan Temukan Transmisi Lokal CoronaANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang

Taiwan sudah mengklaim bebas transmisi lokal COVID-19 sejak April lalu. Maka, ketika pemerintah mengumumkan ditemukan kembali transmisi lokal, publik pun terkejut. Sebab, pemberlakuan protokol kesehatan di Taiwan sangat ketat. 

Setelah ditelusuri pilot asal Selandia Baru yang kini dirawat di rumah sakit tidak secara jujur mengungkap semua kontak untuk dilakukan pelacakan. Satu stasiun televisi di Taiwan bahkan menyebut pilot itu sebagai musuh publik. 

Selain itu, ia diketahui juga tidak mengenakan masker selama berada di ruang kokpit sesuai dengan aturan yang ada. 

Baca Juga: Kemnaker: 6 Perusahaan Pengirim TKI ke Taiwan Abai Protokol Kesehatan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya