Tiongkok Minta Kru Kabin Pakai Popok dalam Penerbangan di Era COVID-19

Instruksi itu berlaku ketika terbang ke negara yang berisiko

Jakarta, IDN Times - Regulator penerbangan Tiongkok memberikan rekomendasi baru kepada seluruh kru kabin yaitu pakai popok dan hindari penggunaan toilet. Hal itu tertulis di dalam panduan terbang baru bagi kru yang tetap bertugas di era pandemik COVID-19. 

Stasiun berita BBC, Jumat, (11/12/2020) melaporkan penggunaan popok masuk di bagian peralatan perlindungan bagi kru kabin. Rekomendasi itu berlaku bagi penerbangan sewa yang terbang menuju ke negara-negara di mana risiko COVID-19 masih tinggi. 

Badan Penerbangan Sipil Tiongkok menjelaskan negara yang termasuk berisiko tinggi COVID-19 yaitu di mana tingkat penularannya 500 berbanding satu juta penduduk. Selain itu, kru kabin juga wajib mengenakan perlengkapan lain seperti kacamata, masker, sarung tangan sekali pakai, pelindung kepala, baju pelindung sekali pakai dan penutup sepatu. Sementara, kru penerbangan seperti pilot tidak diwajibkan memakai popok. 

Rute-rute mana saja yang telah dibuka oleh maskapai asal Tiongkok di era pandemik COVID-19?

1. Beijing telah kembali membuka rute penerbangan internasional sejak September lalu

Tiongkok Minta Kru Kabin Pakai Popok dalam Penerbangan di Era COVID-19Ilustrasi bandara di Beijing, Tiongkok (www.globaltimes.cn)

Setelah enam bulan menutup diri, Beijing International Capital Airport akhirnya membuka kembali rute penerbangan internasional sejak September 2020 lalu. Hal itu menandakan kasus transmisi lokal telah berhasil dibendung. 

Laman Global Times Tiongkok melaporkan September lalu Beijing sudah menerima penerbangan langsung internasional yang menghubungkan delapan negara di tiga benua. Di penerbangan itu termasuk penerbangan dari empat negara Eropa.

Regulator penerbangan hanya membuka lalu lintas udara ke negara yang rendah kasus impornya ke Tiongkok seperti Thailand, Kamboja dan Pakistan di Asia. Lalu, Tiongkok membuka penerbangan dari Denmark, Austria, Yunani dan Swedia. Penerbangan internasional pertama diterbangkan dari Phnom Penh, Kamboja. Penumpang menggunakan maskapai China Air. 

"Dibukanya lagi penerbangan internasional menunjukkan Tiongkok telah berhasil mengendalikan wabah COVID-19 di dalam negeri. Meskipun ditemukan lagi beberapa kasus baru, tapi itu semua berhasil diatasi dan disembuhkan," ungkap mantan epidemiolog di Badan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tiongkok, Zeng Guang. 

Baca Juga: Risiko COVID-19 di Pesawat dan Cara Melindungi Diri, Siap Terbang?

2. Wuhan juga buka penerbangan internasional, termasuk ke Jakarta

Tiongkok Minta Kru Kabin Pakai Popok dalam Penerbangan di Era COVID-19Ilustrasi pesawat (Pesawat) (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain Beijing, kota lain di Tiongkok yang membuka penerbangan internasional adalah Wuhan, area yang dulu menjadi episentrum dunia COVID-19.

Dikutip dari harian China Daily, 8 September 2020, Badan Penerbangan Sipil Tiongkok telah merestui Bandara Internasional Tianhe Wuhan kembali melayani sembilan rute, termasuk Jakarta. Delapan rute penerbangan langsung lainnya yang kembali dibuka yaitu menuju ke Seoul, Bangkok, Kuala Lumpur, Manila, Hanoi, Sihanouk, Tokyo dan Singapura. 

Ketika dikonfirmasi ke Kementerian Perhubungan, juru bicara Adita Irawati membenarkan bahwa rute Jakarta-Wuhan kembali dibuka. 

"Rute dari dan ke Tiongkok memang sudah dibuka, termasuk ke Wuhan. Namun, hingga saat ini belum ada maskapai yang mengajukan rute ke Wuhan," ungkap Adita melalui pesan pendek kepada IDN Times pada 9 September 2020 lalu. 

3. Tiongkok klaim sudah berhasil keluar dari pandemik COVID-19 dan resesi ekonomi

Tiongkok Minta Kru Kabin Pakai Popok dalam Penerbangan di Era COVID-19ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Presiden Tiongkok, Xi Jinping mengklaim negara yang ia pimpin sudah berhasil melewati ujian luar biasa dan historis. Bahkan, Xi mengklaim Negeri Tirai Bambu itu, kini berada di posisi terdepan dibandingkan negara lain dalam hal pemulihan ekonomi.

"Kita berhasil meraih kesuksesan di awal peperangan manusia melawan virus corona. Kini, kita jadi pemimpin dalam hal pemulihan ekonomi dan perjuangan melawan COVID-19," ungkap Xi pada September lalu. 

Bahkan, stasiun berita BBC pada 19 Oktober 2020 lalu melaporkan bahwa kondisi perekonomian Tiongkok pun juga membaik. Pada periode Juli hingga September 2020 ekonomi Tiongkok tumbuh 4,9 persen. Meskipun angka pertumbuhan itu meleset dari prediksi para ekonom di mana mereka memprediksi ekonomi Tiongkok bisa tumbuh 5,2 persen. Maka tak heran bila Tiongkok mengklaim diri sebagai yang paling cepat bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat pandemik.

Kini, di saat negara lain masih berupaya keluar dari pandemik, Tiongkok telah menemukan bakal vaksin untuk mencegah agar tidak terpapar COVID-19. Indonesia termasuk satu dari banyak negara yang menggantungkan harapan pada vaksin buatan Negeri Tirai Bambu.

Pada Minggu, 6 Desember 2020 lalu, 1,2 juta vaksin jadi CoronaVac telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Vaksin buatan Sinovac BioTech itu akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan bila sudah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).  

Baca Juga: Penumpang Pesawat di Semarang Melonjak Signifikan, Naik 109 Persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya