Tiongkok Percaya Diri Bisa Atasi Wabah Virus Corona

Saat ini sudah ada 492 yang tewas akibat terjangkit corona

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Tiongkok optimistis bisa mengendalikan dampak dari mewabahnya virus corona yang pada (4/2) lalu sudah menewaskan 492 orang. Akibat penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan itu, turut menghantam perekonomian Tiongkok. Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian menyebut dampak perekonomian itu tak akan berlangsung lama. 

"Menurut saya, memang wabah ini akan memberi dampak pada ekonomi Tiongkok. Namun, dampak itu hanya bersifat jangka pendek saja," ujar Xiao ketika memberikan keterangan pers pada Selasa (4/2) di kediaman dinasnya di area Mega Kuningan dan dikutip dari kantor berita Antara

Ia yakin Tiongkok bisa kembali bangkit, lantaran para ahli medis di negaranya tengah mencari cara untuk menemukan pengobatan yang paling efektif bagi pasien yang terjangkit virus corona. Dubes Xiao bercerita di negaranya, ahli medis menggunakan metode pengobatan gabungan yakni tradisional dan modern. Kendati tidak dijelaskan secara detail bagaimana langkah medis yang dimaksud, namun ia mengatakan sudah kemajuan positif dari metode tersebut. 

"Menurut saya, kalau detail tentang langkah-langkah pengobatan dan obat yang digunakan mungkin harus dijawab ahli-ahli negara kami. Tetapi, saya bisa konfirmasi bahwa sekarang ahli-ahli (medis) Tiongkok menggunakan cara medis tradisional Tiongkok dan (pengobatan) barat," katanya lagi. 

Lalu, apa yang menyebabkan Tiongkok begitu percaya diri mampu bisa mengendalikan virus corona? 

1. Para ahli di Tiongkok terus meneliti untuk mencari antivirus corona

Tiongkok Percaya Diri Bisa Atasi Wabah Virus Corona(Dubes Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian) ANTARA FOTO/Aria Cindyara

Dubes Xiao mengatakan para ahli di Tiongkok tengah bekerja keras melakukan penelitian dan mencari antivirus agar bisa memulihkan para pasien yang sudah terjangkit corona. Saat ini, virus mematikan tersebut sudah tersebar di 25 negara. Namun, di Indonesia, virus itu diklaim belum ada. 

"Belakangan ini laboratorium nasional Tiongkok sudah mengisolasi tiga strain virus dan akan membuat vaksin dari strain virus itu," ungkap Xiao kemarin. 

Ia juga menyebut para ahli juga tengah meneliti penyebab awal mula virus itu berkembang di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Berdasarkan penelitian awal, diduga virus itu menyebar dari binantang liar. 

"Kemungkinan besar berasal dari kelelawar," tutur dia lagi. 

Kendati begitu, penelitian masih harus dilakukan lebih lanjut untuk memastikan asal-usul virus itu. 

Baca Juga: Tiongkok Minta RI Tak Berlebihan Hadapi Wabah Virus Corona

2. Dubes Tiongkok optimistis bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat wabah virus corona

Tiongkok Percaya Diri Bisa Atasi Wabah Virus CoronaPara pekerja terlihat di lini produksi pembuatan masker di sebuah pabrik di Shanghai, Tiongkok, pada 31 Januari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song)

Di sisi lain, Dubes Xiao memang mengakui ada dampak ekonomi yang dirasakan oleh Tiongkok usai virus corona menyebar ke luar dari negeri tirai bambu. Namun, mereka berpikir dampak itu hanya sementara. 

"Menurut saya, wabah ini akan memberi dampak ekonomi pada Tiongkok. Namun, dampak itu hanya bersifat jangka pendek saja," kata dia. 

Ia yakin perekonomian Tiongkok memiliki dasar yang solid dan cenderung stabil. Lagipula menurut Tiongkok, ini bukan kali pertama mereka menghadapi penyebaran wabah virus. Xiao kemudian menyebut kasus-kasus wabah virus lainnya seperti SARS dan Ebola yang juga sempat memukul perekonomian Tiongkok. 

"Saat ini perkembangan Tiongkok sedang berada di periode peluang strategis yang penting. Perkembangan ekonomi, ketangguhan dan dinamika yang bagus serta potensi yang besar (menjadi) dasar ekonomi Tiongkok yang cenderung stabil," tutur Xiao. 

Kendati Tiongkok optimistis bisa bangkit dari dampak ekonomi akibat virus corona, namun media barat berpendapat hal yang berbeda. Harian New York Times edisi Senin (3/2) menyebut dampak ekonomi yang dirasakan oleh Negeri Tirai Bambu itu lebih buruk dibandingkan ketika SARS merebak. 

Prediksi ahli ekonomi dari Oxford Economics yang dikutip NYT memprediksi perekonomian Tiongkok akan turun ke angka 5,6 persen pada tahun 2020. Angka pertumbuhan ini turun 0,5 persen dibandingkan tahun 2019. 

Penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok turut berpengaruh ke perekonomian global yang diprediksi tahun ini juga merosot 0,2 persen. Hal itu sudah bisa diprediksi lantaran banyak perusahaan internasional yang bergantung ke pabrik-pabrik di Tiongkok sudah diwanti-wanti akan ada masalah harga. 

Beberapa nama merek besar seperti Apple, Starbucks, dan Ikea telah menutup toko-tokonya sementara waktu di Tiongkok. Beberapa pusat perbelanjaan tak dilirik oleh warga, sehingga bisa mengancam angka penjualan merek besar seperti Nike, McDonald hingga Under Armour. 

3. Tiongkok belum bersedia menerima bantuan dari Amerika Serikat untuk mengatasi wabah virus corona

Tiongkok Percaya Diri Bisa Atasi Wabah Virus CoronaSeorang pria menggunakan masker saat berjalan melewati gedung Bursa Saham Shanghai di distrik keuangan Pudong di Shanghai, Tiongkok, saat negara tersebut dilanda wabah virus korona tipe baru, pada 3 Februari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song)

Sementara, untuk mengatasi wabah virus corona, Pemerintah Amerika Serikat menawarkan bantuan untuk mengirimkan tim dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Namun, menurut Menteri Kesehatan AS, Alex Azar yang dikutip harian Washington Post edisi (28/1) lalu, tawaran itu belum direspons oleh Tiongkok. 

Walaupun Negeri Paman Sam mengakui Tiongkok kini lebih terbuka dalam mengungkap penyebaran wabah virus corona. Hal itu terkonfirmasi dari pertemuan badan kesehatan sedunia, WHO pada akhir Januari lalu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Menurut WHO, Tiongkok akan bersikap terbuka, transparan dan bertanggung jawab untuk mengatasi penyebaran virus corona. 

Hal serupa juga diakui oleh penasihat keamanan nasional Presiden Donal Trump, Robert O'Brien. 

"Sejauh ini Tiongkok telah bersikap lebih transparan dibandingkan krisis serupa yang terjadi di masa lalu dan kami mengapresiasi hal itu," kata O'Brien ketika diwawancarai oleh stasiun CBS. 

Baca Juga: Dokter Dituduh Sebar Hoaks, Padahal Ingatkan Bahaya Virus Corona

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya