TKI Parti yang Kalahkan Bos Bandara Changi Gugat Balik Jaksa Singapura

Parti dituding mencuri di rumah bos Bandara Changi Singapura

Jakarta, IDN Times - Setelah memenangkan gugatan di pengadilan melawan bos Bandara Changi, Singapura, TKI Parti Liyani masih melanjutkan langkah hukum. Parti mengajukan gugatan disipliner terhadap dua jaksa Singapura yang menuntutnya bersalah di pengadilan negara. Tuntutan Parti disampaikan oleh kuasa hukumnya, Anil Balchandani. 

Harian Singapura, The Straits Times, Rabu 23 September 2020 melaporkan, dua jaksa yang digugat balik oleh Parti diketahui bernama Tan Wee Hao dan Tan Ying. Sebelumnya, Parti dinyatakan bersalah di pengadilan negara (pengadilan tingkat pertama) karena dugaan mencuri barang di kediaman bos bandara Singapura, Liew Mun Leong. 

Parti dituduh telah mencuri benda-benda mewah di rumah bos Bandara Changi Singapura, tempatnya bekerja selama sembilan tahun terakhir. Benda-benda yang dijadikan barang bukti mulai dari tas tangan mewah, pemutar DVD, hingga baju. Tetapi, di pengadilan tinggi, semua tuduhan yang dilaporkan oleh mantan majikannya, Liew Mun Leong, tidak terbukti. 

Kasus Parti melawan salah satu orang super kaya di Negeri Singa itu menarik perhatian publik. Bahkan, Menteri Kehakiman K Shanmugam menyampaikan, parlemen akan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk menggali lebih jauh kasus yang dijuluki "Daud versus Goliath" itu. Lantas, apa ancaman hukuman bagi jaksa bila terbukti melanggar kode etik saat bekerja?

1. Bila terbukti melakukan pelanggaran, dua jaksa bisa didenda Rp217 juta

TKI Parti yang Kalahkan Bos Bandara Changi Gugat Balik Jaksa SingapuraIlustrasi pengadilan (IDN Times/Sukma Shakti)

Stasiun berita Channel News Asia, Rabu 23 September 2020 melaporkan, bila permohonan Parti dikabulkan, maka pengadilan akan membentuk pengadilan disiplin untuk menyelidiki lebih jauh tuntutan yang pernah diajukan oleh kedua jaksa.

Pengadilan nantinya akan menggali dan membuktikan apakah dua jaksa telah melanggar aturan disiplin sesuai dengan UU Profesi di Bidang Hukum Pasal 82A. 

Bila kedua jaksa terbukti bersalah, maka Ketua Mahkamah Agung bisa menjatuhkan hukuman berupa kecaman dan denda maksimum senilai SGD$20 ribu (Rp174 juta) atau hukuman lainnya. Kasus tersebut akan dianggap selesai, bila kedua jaksa terbukti tidak bersalah. 

Baca Juga: Pengadilan Singapura Bebaskan TKI yang Dituduh Mencuri oleh Bos Changi

2. Parti Liyani hingga saat ini masih berada di Singapura

TKI Parti yang Kalahkan Bos Bandara Changi Gugat Balik Jaksa SingapuraTangkap Layar - TKI Parti Liyani (Website/scmp.com)

Sementara, hingga saat ini Parti masih berada di Negeri Singa. Kini, TKI 46 tahun itu ditampung di rumah penampungan yang disediakan oleh organisasi advokasi buruh migran Humanitarian Organization for Migration Economics (HOME). 

Selama berjuang untuk memperoleh keadilan dalam waktu empat tahun, Parti turut didampingi pengacara pro bono dari HOME. Bila dihitung maka ongkos pengadilan bisa mencapai SGD$150 ribu atau setara Rp1,6 miliar. 

Parti yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur itu berharap bisa secepatnya pulang ke Tanah Air dan ingin membuka usaha di bidang makanan. 

3. Parti ingin mantan majikannya meminta maaf di hadapan publik

TKI Parti yang Kalahkan Bos Bandara Changi Gugat Balik Jaksa SingapuraBos grup Changi Airport, Singapura, Liew Mun Leong (Website/scmp.com)

Sementara, mantan majikan Parti, Liew Mun Leong, memilih mundur dari posisinya setelah TKI yang pernah bekerja di kediamannya itu dinyatakan terbukti tidak bersalah atas tuduhan pencurian. Parti dilaporkan ke polisi dengan tuduhan telah mencuri benda-benda mewah di kediamannya. 

Selain bekerja di rumah Liew, Parti juga diminta membereskan rumah dan kantor putra Liew, Karl. Semua dilakukan tanpa ketentuan tertulis. Di Singapura, pelanggaran semacam itu bisa berdampak hukum. 

Ketika menyampaikan pernyataannya, pria 74 tahun itu mengatakan sengaja mundur karena tidak ingin situasinya saat ini ikut mempengaruhi jajaran direksi, manajemen, dan staf di grup Bandara Changi, tempatnya dulu bekerja. 

"Pengadilan tinggi telah membuat keputusannya. Saya memiliki keyakinan terhadap sistem hukum di negara ini dan menghormati keputusan Pengadilan Tinggi," ungkap Liew yang dikutip dari harian South China Morning Post (SCMP)

Ia juga menyadari bahwa Jaksa Agung dan polisi tengah meninjau kembali kasus yang membelitnya. "Bila dibutuhkan, maka keluarga saya dan saya siap terus bekerja sama dengan polisi dan Jaksa Agung," katanya lagi. 

Sementara, Parti juga tengah memperjuangkan kompensasi dari Liew, lantaran kehilangan pemasukan selama empat tahun. Ia dipecat secara semena-mena oleh Liew pada 28 Oktober 2016. Parti tak sempat membawa pulang barang-barangnya di Singapura lantaran diminta oleh Liew segera meninggalkan Negeri Singa di hari yang sama.

Baca Juga: Bos Bandara Singapura Mundur Usai Kalah Lawan TKI di Pengadilan 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya