Trump Sempat Ancam Pecat Bos FDA bila Tak Beri Izin Edar Vaksin COVID

Trump merasa dikalahkan Inggris yang sudah vaksinasi 

Jakarta, IDN Times - Presiden Donald J Trump dilaporkan sempat mengancam Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) Stephen Hahn bila ia tak segera merilis izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Pfizer. Akhirnya, pada Jumat, 11 Desember 2020, Hahn merilis EUA vaksin buatan perusahaan farmasi Negeri Paman Sam dan Jerman tersebut. 

Stasiun berita ABC News, Minggu, 13 Desember 2020 melaporkan ancaman pemecatan itu disampaikan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Mark Meadows melalui telepon. Keterangan pembicaraan telepon itu didukung keterangan itu turut didukung oleh dua pejabat yang berwenang di Gedung Putih. Meadows menegaskan Hahn bisa dipecat bila izin penggunaan darurat vaksin Pfizer tidak dikeluarkan pada Jumat pekan lalu. 

Keinginan itu terpenuhi, meski sebelumnya dewan pakar FDA sudah menyetujui vaksin buatan Pfizer dan BioNTech aman untuk dikonsumsi. Presiden Trump pun sudah menyebut pada Jumat pekan lalu bahwa vaksin itu sudah melewati standar keselamatan yang sangat baik. Ia juga menyebut vaksin COVID-19 tersebut adalah salah satu pencapaian terbaik di dunia sains. 

Bagaimana proses distribusi vaksin buatan Pfizer dan BioNTech di Negeri Paman Sam? Apalagi direncanakan warga akan disuntikan dengan vaksin itu untuk kali pertama pada hari ini. 

1. Warga AS akan divaksin untuk kali pertama pada Senin, 14 Desember 2020

Trump Sempat Ancam Pecat Bos FDA bila Tak Beri Izin Edar Vaksin COVIDLogo perusahaan farmasi Pfizer (www.fiercebiotech.com)

Warga Negeri Paman Sam dijadwalkan akan disuntik vaksin buatan Pfizer dan BioNTech pada Senin (14/12/2020). Jenderal Gustave Perna yang diperintahkan untuk mengawasi distribusi vaksin Pfizer mengatakan akan ada tiga juta dosis vaksin Pfizer yang didistribusikan. 

Ketika memberikan keterangan pes pada Sabtu pekan lalu, Jenderal Perna mengatakan semua ampul dosis vaksin akan dikemas ke dalam kotak dingin dan dimasukan ke dalam truk kontainer dalam kurun waktu 24 jam kemudian.

"Kami mengharapkan pada Senin akan ada 145 titik di seluruh Amerika Serikat yang menerima vaksin tersebut. Sebanyak 425 titik akan dicapai pada hari Selasa dan 66 titik final dicapai pada Rabu," ungkap Perna yang dikutip stasiun berita BBC.  

Proses distribusi tiga juta vaksin Pfizer diprediksi akan rampung pada pekan depan. Ia merasa yakin vaksin Pfizer yang dipercaya bisa mengatasi pandemik COVID-19 akan bisa diterima di oleh pengelola fasilitas kesehatan dengan utuh dan baik. Meski begitu, Jenderal Perna mewanti-wanti, meski tiga juta vaksin Pfizer sudah didistribusikan bukan berarti pandemik COVID-19 di AS sudah usai. 

Baca Juga: Trump Perintahkan agar Vaksin COVID-19 Dibagikan 2 Hari Jelang Pemilu

2. Bos FDA tegaskan izin edar darurat bagi vaksin Pfizer sudah melalui proses pemeriksaan yang teliti

Trump Sempat Ancam Pecat Bos FDA bila Tak Beri Izin Edar Vaksin COVIDKomisioner Food and Drug Administration (FDA), Stephen Hahn (Tangkapan layar YouTube)

Meski sempat diancam, tetapi ketika memberikan keterangan pers Stephen Hahn menjelaskan ke publik izin edar dari FDA bisa dirilis usai melalui pemeriksaan yang transparan. Ia memastikan izin edar darurat bagi vaksin Pfizer sudah melalui standar ilmiah yang ketat. "Hal itu demi jaminan keamanan, efektivitas dan kualitas produksi," ungkap Hahn seperti dikutip stasiun berita BBC

Ia juga menyebut pemberian izin edar bagi vaksin Pfizer merupakan pencapaian yang luar biasa bagi dunia sains di Negeri Paman Sam. Hahn berharap vaksin ini bisa memberikan perlindungan bagi keluarga di AS yang terdampak pandemik COVID-19. 

Angka harian dan kematian akibat pandemik COVID-19 di AS terus mencetak rekor. Pada Sabtu pekan lalu saja tercatat ada 3.309 pasien yang meninggal karena terkait COVID-19. Sementara, 16,7 juta warga AS sudah terpapar COVID-19, di mana total 306.459 pasien telah meninggal. 

Selain AS, vaksin Pfizer sudah diberikan izin penggunaan darurat di beberapa negara lainnya seperti Inggris, Kanada, Arab Saudi dan Bahrain. Sama seperti negara-negara itu, AS juga memprioritaskan vaksin Pfizer bagi tenaga kesehatan dan pelayan publik. Vaksin di sana diberikan secara gratis dan sukarela. 

3. Trump sejak awal sudah intervensi agar vaksin COVID-19 secepatnya dikeluarkan

Trump Sempat Ancam Pecat Bos FDA bila Tak Beri Izin Edar Vaksin COVIDDonald Trump Jr. bersama ayahnya, Presiden Donald J Trump (ww.instagram.com/@donaldjtrumpjr)

Ini bukan kali pertama Trump diketahui mencoba melakukan intervensi dalam penanganan pandemik COVID-19. Pada September lalu, ia sempat memerintahkan otoritas kesehatan di Negeri Paman Sam agar segera memberikan izin distribusi vaksin COVID-19 dua hari sebelum pemilu. Namun, perintah itu ditolak. 

Kini, Trump coba intervensi dengan mengacam akan memecat bos FDA. Bahkan, melalui akun media sosialnya, Trump memaki Hahn dengan sebutan kura-kura karena dianggap lambat mengeluarkan izin edar darurat vaksin Pfizer. 

"Meski FDA berhasil mengeluarkan izin untuk vaksin hebat lainnya dalam kurun waktu lima tahun, tetapi tetap saja mereka adalah kura-kura besar, tua dan lambat. Keluarkan vaksinnya saat ini juga, Dr. Hahn. Berhenti bermain-main dan mulai lah selamatkan nyawa manusia," demikian cuit Trump pada 11 Desember 2020 lalu. 

Sementara, Dekan Fakultas Kesehatan Publik, Brown University, Dr. Ashish Jha, dengan adanya intervensi dari Gedung Putih soal terbitnya izin darurat penggunaan vaksin, malah membuat tingkat kepercayaan publik untuk divaksinasi terus menurun. 

"Ini jelas menggambarkan adanya campur tangan politik. Setiap kali Anda melihat presiden terlibat, maka Anda melihat tingkat kepercayaan vaksin turun 10%," ungkap Dr. Jha. 

Baca Juga: Trump Perintahkan Tes COVID-19 di AS Tak Perlu Dilakukan Masif

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya