UE Capai Kesepakatan Gelontorkan Dana 750 Miliar Euro atasi Pandemik

Kesepakatan dicapai usai rapat selama 4 hari

Jakarta, IDN Times -  Usai rapat selama lima hari dan empat malam, Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan bersejarah mengenai kebijakan pemulihan ekonomi paska pandemik COVID-19. Dikutip dari stasiun berita BBC, Selasa, 21 Juli 2020, kesepakatan itu termasuk dana senilai 750 miliar Euro atau setara Rp12.669 triliun (1 Euro = Rp16.892) dalam bentuk dana hibah dan pinjaman untuk mengatasi dampak pandemik COVID-19 di 27 negara anggota UE. 

Kesepakatan khususnya menyoroti program hibah senilai 390 miliar Euro (setara Rp6.588 triliun) bagi negara-negara anggota yang paling parah terkena pandemik. Dua negara diharapkan akan menerima dana itu yakni Italia dan Spanyol. Sedangkan, 360 miliar Euro (setara Rp6.081 triliun) akan disiapkan bagi negara-negara yang tergabung dalam UE. 

Paket pemulihan ekonomi ini akan membantu negara anggota UE untuk mempertahankan pengeluaran usai kebijakan pemberlakuan lockdown yang berdampak parah ke sektor ekonomi. Pertemuan tingkat tinggi para pemimpin UE menjadi tatap muka pertama usai kawasan itu memberlakukan pembatasan pergerakan manusia akibat pandemik COVID-19. Para pemimpin negara anggota UE sempat terlibat ketegangan ketika melakukan negosiasi. 

Diskusi terbelah menjadi negara-negara yang terkena dampak parah pandemik COVID-19 dengan negara yang berhemat serta memilih mengandalkan bantuan keuangan dari dalam negerinya sendiri. Ada empat negara di UE yang disebut "four frugal" dan terdiri dari Belanda, Austria, Swedia dan Denmark. Four frugal dan Finlandia sempat menolak dicairkannya bantuan keuangan senilai 500 miliar Euro. Mereka hanya memberikan toleransi sebesar 375 miliar Euro. 

Mengapa akhirnya empat negara itu bersedia menerima kesepakatan tersebut?

1. Kesepakatan di antara negara-negara Uni Eropa tercapai setelah ada pembicaraan selama 90 jam

UE Capai Kesepakatan Gelontorkan Dana 750 Miliar Euro atasi PandemikPengibaran bendera Uni Eropa yang dipasang setengah tiang. twitter.com/ComisionEuropea

Menurut laporan stasiun berita BBC, kesepakatan berhasil dicapai usai lebih dari 90 jam pembicaraan. Presiden Dewan Uni Eropa, Charles Michel mengatakan ini merupakan momen penting dan bersejarah bagi benua biru. Ia menyebutnya kesepakatan tersebut adalah perjanjian yang tepat bagi UE saat ini. 

"Kami berhasil mencapainya (kesepakatan bantuan keuangan). Paket bantuan pemulihan keuangan. Ini merupakan kesepakatan yang kuat dan yang paling penting ini merupakan kesepakatan yang paling tepat bagi Eropa saat ini," demikian cuit Michel di akun Twitternya pada Selasa kemarin. 

Perdebatan paling alot di pertemuan para pemimpin UE itu terjadi ketika membahas besaran paket bantuan pemulihan ekonomi yang akan dikucurkan oleh UE. Empat negara "frugal four" semula menolak bila nominalnya lebih dari 375 miliar Euro. Sedangkan, Spanyol dan Italia tidak bersedia menerima kesepakatan bila nilai bantuan di bawah 400 miliar Euro. 

Bahkan, menurut sebuah laporan, Presiden Prancis, Emmanuel Macron sempat memukul meja dengan tangannya karena merasa kesal. Ia juga mengatakan kepada para pemimpin empat negara itu, bila nominal bantuan yang dikucurkan sesuai keinginan mereka itu berarti membiarkan UE dalam bahaya. 

Sementara, perdebatan lainnya disampaikan oleh pemimpin Polandia dan Hungaria. Mereka sempat mengancam akan memveto kebijakan paket bantuan keuangan itu bila diberlakukan dengan cara negara yang dikucurkan dana harus memenuhi prinsip-prinsip demokrasi. 

Baca Juga: Uni Eropa Buka Border, Bali Makin Siap Gaet Wisatawan Asal Eropa

2. Cara mencairkan dan mendistribusikan bantuan keuangan ke negara anggota Uni Eropa

UE Capai Kesepakatan Gelontorkan Dana 750 Miliar Euro atasi Pandemik(Ilustrasi utang) IDN Times/Arief Rahmat

Kini setelah tercapai kesepakatan, maka para pemimpin UE akan berlanjut ke langkah selanjutnya yang juga tidak mudah yaitu mempertahankan kesepakatan di hadapan Parlemen Uni Eropa. Di sisi lain, kendati sempat menentang tetapi Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menyambut baik kesepakatan itu. Namun, ia mengakui adanya perpecahan di dalam pembicaraan. 

"Kami semua profesional, kami bisa menerima beberapa kritikan," kata Rutte. 

Proses selanjutnya yang harus dilalui yaitu Komisi Eropa akan meminjam 750 miliar Euro dari pasar internasional dan mendistribusikan bantuan itu. Kesepakatan itu dicapai bersamaan dengan anggaran bagi UE untuk tujuh tahun ke depan yakni senilai 1,1 triliun Euro. 

3. Inggris tidak berhak memperoleh bantuan keuangan walaupun angka kematian akibat COVID-19 tinggi

UE Capai Kesepakatan Gelontorkan Dana 750 Miliar Euro atasi Pandemik(Ilustrasi jam besar Big Ben di London, Inggris) Reuters/Stefan Wermuth

Sayangnya, Inggris tidak akan bisa ikut menikmati bantuan pemulihan keuangan itu lantaran telah resmi keluar dari Uni Eropa pada Januari mendatang. Padahal, Inggris termasuk negara di kawasan Eropa yang memiliki kasus pandemik COVID-19 tinggi. Jumlah pasien yang meninggal akibat COVID-19 di Inggris pun juga tergolong tinggi. 

Berdasarkan data dari World O Meter, per (22/7/2020), jumlah pasien yang meninggal di Inggris mencapai 45.422 orang. Sedangkan, sebanyak 295.817 orang telah terpapar COVID-19. 

Baca Juga: Menteri Kesehatan Inggris: Saya Telah Dinyatakan Positif Virus Corona

Topik:

Berita Terkini Lainnya