[UPDATE] Angka Kematian Harian COVID-19 di RI Turun Dibanding AS

Positivity rate COVID-19 di RI di bawah standar WHO

Jakarta, IDN Times - Setelah sempat mengalami masa kelam, kondisi pandemik COVID-19 di Indonesia mulai membaik. Salah satu indikatornya yakni penurunan yang drastis angka kematian harian. 

Dikutip dari data Satgas Penanganan COVID-19, per Minggu (12/9/2021), angka kematian harian dilaporkan mencapai 188 jiwa. Meski masih terdapat angka kematian, namun situasi ini jauh membaik dibandingkan Juli dan Agustus 2021 lalu yang per hari lebih dari 2.000 orang meninggal akibat COVID-19. 

Masih terdapat angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia terus menambah akumulasi jumlah warga yang meninggal yakni 138.889 jiwa. Sedangkan, kasus harian COVID-19 di Tanah Air bertambah 3.779, sehingga total kasus menjadi 4.167.511. 

Bila membandingkan kondisi pandemik di Tanah Air dengan negara lain, situasi di dalam negeri jelas membaik. Mengutip data World O Meter pada Senin (13/9/2021) pukul 07.00 WIB, angka kematian harian Indonesia berada di peringkat ke-10.

Sebelumnya, ketika memasuki masa terburuk pandemik, Indonesia selalu berada di peringkat pertama untuk kasus harian dan angka kematian harian. 

Lalu, negara mana yang menyumbang angka kematian harian tertinggi di dunia?

1. Rusia sumbang angka kematian harian tertinggi di dunia

[UPDATE] Angka Kematian Harian COVID-19 di RI Turun Dibanding ASPresiden Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam perayaan Hari Angkatan Laut Rusia, pada 26 Juli 2020. twitter.com/PatilSushmit

Berdasarkan data World O Meter, Rusia menempati peringkat pertama angka kematian harian akibat COVID-19. Jumlahnya mencapai 788 jiwa. Di bawahnya terdapat Meksiko, Iran, Malaysia dan Brasil. Masing-masing angka kematian harian di negara tersebut yakni 675, 487, 292 dan 292. 

Angka kematian harian akibat COVID-19 di Amerika Serikat juga lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Jumlahnya mencapai 251 jiwa. 

Mayoritas warga Negeri Paman Sam meninggal akibat COVID-19 adalah mereka yang enggan divaksinasi. Mengutip data dari situs resmi Gedung Putih masih ada 80 juta jiwa warga AS yang sebenarnya sesuai kriteria untuk divaksinasi, tetapi mereka menolak. 

Maka, Presiden AS Joe Biden pada pekan lalu merilis kebijakan mewajibkan semua perusahaan yang memiliki pegawai lebih dari 100 orang agar divaksinasi. Kewajiban serupa juga berlaku bagi petugas kesehatan, kontraktor federal dan pekerja federal. Bila mereka menolak maka akan ada sanksi. 

"Kami ingin melindungi pekerja yang sudah divaksinasi dari mereka yang belum divaksinasi," ungkap Biden seperti dikutip dari New York Times pada Minggu (12/9/2021).

Baca Juga: RI Terima 500 Ribu Dosis Vaksin Johnson & Johnson dari Belanda

2. Positivity rate nasional berada di bawah ketentuan WHO

[UPDATE] Angka Kematian Harian COVID-19 di RI Turun Dibanding ASIlustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Sementara, berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, angka positivity rate atau tingkat penularan COVID-19 di masyarakat juga ikut turun. Per Minggu, 12 September 2021, angkanya mencapai 3,05 persen. Sedangkan, ketentuan standar yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah lima persen. 

Epidemiolog mengatakan bila positivity rate berada di bawah lima persen, maka kondisi pandemik sudah dapat dikendalikan. Meski begitu, mereka masih tidak yakin karena jumlah tes COVID-19 masih rendah.

Data yang dirilis kemarin menunjukkan jumlah orang yang dites hanya 124.016. Padahal, pemerintah pernah menjanjikan untuk menggenjot tingkat pengetesan hingga 400 ribu orang per hari. 

3. AS menduduki peringkat pertama dalam kasus harian COVID-19

[UPDATE] Angka Kematian Harian COVID-19 di RI Turun Dibanding ASNew York Stock Exchange (NYSE), Wall St. (Wikimedia/By Jeffrey Zeldman from Manhattan, USA - New York Stock Exchange, CC BY 2.0)

Sementara, bila melihat dari kasus harian COVID-19, AS kembali menduduki peringkat pertama. Pada Minggu kemarin, mereka melaporkan 35.450 kasus baru. Sehingga, total kasus COVID-19 di AS mencapai 41.853.362. 

Di bawah AS, terdapat India dan Inggris yang masing-masing menyumbang kasus harian 31.374 dan 29.713. Malaysia pun masih menyumbang angka harian 19.198. Namun, bila dilihat dari yang tertular COVID-19 di negara-negara tersebut, angka kematiannya tergolong rendah. Hal ini membuktikan vaksin COVID-19 terbukti mencegah orang untuk dirawat di rumah sakit atau meninggal akibat COVID-19. 

Sementara, bila membandingkan cakupan vaksinasi COVID-19 di Indonesia dengan negara lain, jumlah vaksin yang diberikan di RI masih tergolong rendah. Dikutip dari Our World in Data, baru 15,3 persen jumlah populasi di Indonesia yang menerima vaksin lengkap dua dosis.

Angka ini jomplang bila dibandingkan dengan cakupan vaksinasi COVID-19 di AS yang sudah mencapai 54,3 persen. 

Baca Juga: Jelang PON XX Masih Banyak Warga Papua yang Enggan Divaksinasi COVID

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya