[UPDATE] COVID Kembali Naik, Afrika Selatan Bakal Masuk Gelombang ke-5

Kenaikan kasus COVID-19 terjadi selama 14 hari terakhir

Jakarta, IDN Times - Di saat kasus COVID-19 di sejumlah negara termasuk di Indonesia tengah melandai, Afrika Selatan (Afsel) justru pelan-pelan mengalami kenaikan. Selama 14 hari terakhir terjadi kenaikan kasus dalam pola yang stabil. 

Dikutip dari Institut Nasional Penyakit Menular Afsel (NICD), per 28 April 2022 lalu, jumlah kasus baru bertambah 4.146 dan positivity rate mencapai 18,3 persen. Sementara, dalam kurun waktu 24 jam terakhir di hari yang sama, terdapat 4 warga yang meninggal dunia akibat COVID-19. Padahal, satu pekan sebelumnya, jumlah penambahan kasus harian hanya mencapai ratusan. 

Stasiun berita Al Jazeera melaporkan, biang kerok dari kenaikan kasus itu adalah sub varian dari Omicron yakni BA.4 dan BA.5. Pemerintah Afsel memprediksi negara itu memang akan memasuki gelombang kelima COVID-19. Namun, mereka tak menyangka bakal terjadi pada akhir April 2022. 

Otoritas di Afsel memperkirakan, gelombang kelima bakal terjadi pada Mei atau Juni, ketika musim dingin dimulai di bumi belahan selatan.

Menteri Kesehatan Afsel, Joe Phaahla, mengatakan meski tren masuknya pasien ke rumah sakit mulai naik, tetapi jumlahnya tidak signifikan. Perubahan yang tidak terlalu signifikan juga tidak terlihat di fasilitas Intensive Care Unit (ICU) atau di angka kematian. 

Apakah ini menandakan sudah ada varian baru COVID-19 yang bermutasi di Afsel?

1. Kasus COVID-19 di Afrika Selatan masih didominasi varian Omicron

[UPDATE] COVID Kembali Naik, Afrika Selatan Bakal Masuk Gelombang ke-5Presiden Afrika Selatan dan Pimpinan Uni Afrika, Cyril Ramaphosa (kiri), bersama negarawan Afrika, Dr Lubisi (kanan) (twitter.com/CyrilRamaphosa)

Saat ini belum ada varian baru lainnya yang diketahui muncul di Afsel. Saat ini, varian yang ada jenis Omicron yang kali pertama muncul di Afsel dan Botswana di bulan November 2021 lalu, lalu menyebar ke seluruh dunia. 

Dari analisis ahli penyakit menular Richard Lessells, mulai memudarnya kekebalan tubuh yang muncul dari gelombang sebelumnya bisa jadi menjadi salah satu kontributor kenaikan kasus yang lebih cepat.

Ia juga menyebut kenaikan kasus karena varian BA.4 dan BA.5 menunjukkan bahwa varian tersebut diuntungkan dengan adanya perkembangan varian Omicron lainnya seperti BA.2.

Namun, menurut Wassila Jassat dari NICD, meski terjadi lonjakan kasus karena varian BA.4 dan BA.5 belum ada tanda-tanda dampak yang diakibatkan lebih mematikan dibandingkan varian Delta. Berdasarkan data sepertiga penduduk dewasa di Afsel telah menerima dua dosis vaksin COVID-19. 

Di sisi lain, ahli kesehatan senior di Afsel, Nicholas Crisp mengatakan pemerintah tidak berencana untuk membeli vaksin lainnya. Menurut mereka, saat ini dosis vaksin yang dimiliki sudah cukup.

Pemerintah Afsel juga tidak berminat untuk membeli obat COVID-19 buatan Pfizer yang bernama Paxlovid. Salah satu alasannya karena harga obat tersebut sangat mahal. 

Baca Juga: Makin Dekat RI, Varian Omicron COVID-19 Sudah Ditemukan di Malaysia

2. Tujuh warga meninggal akibat COVID-19 selama 24 jam terakhir di Afsel

[UPDATE] COVID Kembali Naik, Afrika Selatan Bakal Masuk Gelombang ke-5Suasana di sekitar salah satu rumah sakit yang berada di Afrika Selatan dalam menangani pasien COVID-19. (Twitter.com/Dr_Leo_SA)

Sementara, mengutip data World O Meter, dalam 24 jam terakhir ada tujuh pasien yang meninggal akibat COVID-19. Dengan demikian akumulasi warga yang meninggal menjadi 100.370. 

Sedangkan, jumlah kasus baru dalam 24 jam terakhir bertambah 2.650. Maka, akumulasi warga di Afsel yang telah terpapar COVID-19 mencapai 3.798.413.

Di sisi lain, menurut penelitian sejumlah ahli di Afsel, diperkirakan mutasi dari baru BA.4 dan BA.5 mampu menghindari imunitas tubuh sehingga tetap bisa menginfeksi manusia. 

3. Daftar 10 negara dengan kasus harian tertinggi di dunia

[UPDATE] COVID Kembali Naik, Afrika Selatan Bakal Masuk Gelombang ke-5Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Sementara, berikut adalah daftar 10 negara dengan penambahan kasus harian tertinggi selama 24 jam terakhir:

  1. Amerika Serikat: 32.098 kasus baru
  2. Australia: 31.084 kasus baru
  3. Jepang: 25.425 kasus baru
  4. Jerman: 20.595 kasus baru
  5. Korea Selatan: 20.084 kasus baru
  6. Italia: 18.896 kasus baru
  7. Taiwan: 17.858 kasus baru
  8. Thailand: 9.331 kasus baru
  9. Prancis: 8.737 kasus baru
  10. Selandia Baru: 6.731 kasus baru.

Baca Juga: Satgas: Penyintas COVID-19 Bisa Terinfeksi Varian Omicron

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya