[UPDATE] Kasus Pasien Positif COVID-19 di Seluruh Dunia Tembus 1 Juta 

52.771 orang dilaporkan meninggal karena COVID-19

Jakarta, IDN Times - Dalam waktu hanya tiga bulan jumlah pasien COVID-19 di seluruh dunia per (3/4) telah menembus angka 1 juta orang. Dikutip dari laman Universitas John Hopkins, kasus positif COVID-19 tertinggi ada di Amerika Serikat yakni 236.339. Sedangkan, angka kematian tertinggi ada di Italia yakni 13.915 orang. Sementara yang sembuh mencapai 210.055. 

Angka ini jelas menyeramkan untuk dilihat. Apalagi menurut laporan stasiun berita BBC hari ini, angka kasus positif yang sesungguhnya diprediksi lebih besar dari itu. 

Hanya butuh waktu 1,5 bulan kasus itu bisa mencapai 100 ribu. Angkanya berlibat ganda dua kali hanya dalam kurun satu pekan. Hampir seperempat kasus pasien positif COVID-19 ditemukan di Negeri Abang Sam, sedangkan separuhnya dari angka satu juta pasien itu, berada di Benua Eropa. 

Angka ini jauh dari jumlah pasien yang positif COVID-19 di Tiongkok, negara pertama ditemukannya virus Sars-CoV-2. Bila memutar kembali waktu, bagaimana awal mula dunia bisa terpapar virus mematikan ini? Bahkan, hingga kini obat dan vaksinnya belum ditemukan. 

1. Virus ini kali pertama muncul di Wuhan dan disampaikan oleh seorang dokter

[UPDATE] Kasus Pasien Positif COVID-19 di Seluruh Dunia Tembus 1 Juta (Dokter yang pertama kali ingatkan bahaya virus corona Li Wenliang) www.bbc.co.uk

Individu yang pertama kali mengabarkan adanya virus corona jenis baru adalah dokter mata (optamologis) berusia 34 tahun, Dr. Li Wenliang. Ia mencoba mengirimkan pesan kepada petugas lainnya bahwa ada virus baru yang muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Alih-alih ditelusuri lebih lanjut, Li malah dikunjungi polisi dan dituduh telah membuat hoaks. 

Li akhirnya meninggal pada (7/2) pukul 02:58 waktu setempat akibat terinfeksi virus corona. Ia terpapar COVID-19 ketika merawat pasien di rumah sakit. Polisi yang sempat menuduhnya membuat hoaks akhirnya meminta maaf. 

Stasiun berita BBC kali pertama menulis laporan pertamanya mengenai sebuah virus misterius di Wuhan pada (3/1) lalu. Saat itu sebanyak 44 kasus positif virus corona sudah terkonfirmasi. 11 kasus di antaranya bahkan dilaporkan parah. 

Saat itu sudah muncul kekhawatiran peristiwa ini mirip dengan wabah Sars pada 2003 lalu yang menewaskan 774 orang. Lalu, pada (18/1) jumlah kasus pasien positif COVID-19 terus meningkat menjadi 60 orang. Namun, para ahli memperkirakan angka yang sesungguhnya sudah mencapai 1.700 kasus. 

Dua hari kemudian, ketika jutaan orang tengah menyiapkan untuk mudik di Tahun Baru China, jumlah pasien positif COVID-19 telah meningkat tiga kali lipat. Virus Sars-CoV-2 sudah terdeteksi di tiga kota yakni Beijing, Shenzen dan Shanghai. 

Baca Juga: Dokter Tiongkok yang Pertama Kali Peringatkan Bahaya Corona, Tewas

2. Pemerintah kota kemudian menutup Wuhan pada 23 Januari dan akan dibuka kembali pada 8 April

[UPDATE] Kasus Pasien Positif COVID-19 di Seluruh Dunia Tembus 1 Juta Suasana dalam ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, di tengah pandemik COVID-19, di provinsi Hubei, China, pada 16 Februari 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Tak ingin virus lebih meluas, pemerintah kota Wuhan menempuh langkah ekstrem. Pada (23/1), Wuhan ditutup total. Semua warga diminta berada di rumah. Tidak boleh ada kendaraan yang masuk dan keluar dari daerah tersebut. Bahkan, warga Wuhan tak diizinkan untuk keluar dari daerah tersebut dengan alasan apapun. 

Langkah itu ditempuh lantaran Wuhan sebagai episentrum awal COVID-19 memiliki 16 juta penduduk. Ketika Wuhan ditutup total, sebanyak 18 orang telah tewas dan 570 orang lainnya telah terinfeksi virus corona, termasuk mereka yang bermukim di Taiwan, Jepang, Thailand, Korea Selatan dan Amerika Serikat. 

Satu pekan kemudian, seorang turis berusia 80 tahun meninggal di Eropa karena COVID-19. Ini penanda virus itu telah masuk ke Benua Eropa. 

Virus itu kemudian muncul di Iran lima hari kemudian. Dua orang dilaporkan tewas hanya selang beberapa jam didiagnosa COVID-19. Negara itu kemudian sempat berubah menjadi episentrum baru virus corona. 

Virus Sars-CoV-2 akhirnya mulai dianggap serius di Italia pada (23/2). Negara yang sempat di awal terlihat santai itu, kemudian sempat menutup 10 kota di daerah Lombardy pada (23/2). Kemudian penutupan total di seluruh Italia terjadi tak lama kemudian. 

(23/3), Perdana Menteri Inggris mengumumkan Boris Johnson mengumumkan negeri Ratu Elizabeth tersebut dikarantina total selama 3 pekan. Tiga hari kemudian (26/3), Amerika Serikat secara resmi mengambil alih posisi Tiongkok dan menjadi negara dengan kasus positif COVID-19 paling banyak di seluruh dunia. Saat itu jumlah kasus positif masih 86 ribu. Kini, hanya selang 8 hari, kasus positif di sana telah menembus angka 236 ribu. 

3. Indonesia dalam waktu satu bulan dari semula mengklaim negara bebas virus corona menjadi negara dengan tingkat kematiannya tertinggi di Asia Tenggara

[UPDATE] Kasus Pasien Positif COVID-19 di Seluruh Dunia Tembus 1 Juta Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Lalu, bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Di Tanah Air, pandemik virus corona ditangani sejak awal secara buruk. Di saat negara lain sudah mulai bersiap menghadapi COVID-19 di awal Februari lalu, pemerintah masih menyangkal virus Sars-CoV-2 sudah masuk ke Indonesia. Bahkan, ketika itu pemerintah masih bersikeras bahwa Indonesia masih menjadi negara yang bebas COVID-19. 

Publik menilai pemerintah terkesan mengentengkan sifat mematikan virus ini. Persepsi itu tercipta dari pernyataan yang diucapkan oleh para pejabat tingginya, termasuk Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ia sempat terekam di ruang publik pada (29/2) lalu berbicara virus corona tak bisa masuk ke Indonesia lantaran adanya doa dari para kia'i dan qunut. 

Akhirnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang didampingi Menteri Kesehatan Terawan Adi Putranto mengumumkan kasus pertama COVID-19 secara resmi pada (2/3) lalu. Hanya dalam waktu satu bulan, situasi di Indonesia berkembang begitu cepat. Data dari Kemenkes tercatat ada 1.790 kasus positif COVID-19, 170 pasien yang meninggal dan 112 orang yang sembuh. 

https://www.youtube.com/embed/tjxHELqn72E

Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya