Varian Baru COVID-19 di Inggris dan Afrika Selatan Berbeda

Inggris masih pelajari hasil mutasi virus corona di Afsel

Jakarta, IDN Times - Selain galur baru virus corona B117, Inggris kini menghadapi potensi mutasi lainnya yang penularannya jauh lebih cepat. Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, mengatakan ditemukan pasien yang positif COVID-19 namun memiliki galur baru corona yang muncul di Afrika Selatan. 

Stasiun berita Al Jazeera, Rabu, 23 Desember 2020 melaporkan departemen kesehatan Afsel pada pekan lalu menemukan mutasi baru virus corona. Galur baru itu diprediksi menjadi penyebab lonjakan kasus infeksi COVID-19 di Afsel. 

"Berkat kemampuan genom yang mengesankan dari Afsel, maka kami berhasil mendeteksi dua mutasi baru virus corona lainnya yang sudah masuk di Inggris," ungkap Menkes Hancock ketika memberikan keterangan pers pada Rabu kemarin. 

Dua pasien, ujar Hancock, adalah kontak terdekat individu yang beberapa pekan belakangan baru kembali dari Afsel. 

"Varian baru ini (dari Afrika Selatan) sangat mengkhawatirkan, karena belum diketahui apakah lebih mudah menular. Tetapi, sepertinya, virus ini telah bermutasi lebih jauh dibandingkan vrian baru yang ditemukan di Inggris," kata dia lagi. 

Apa perbedaan mutasi baru virus corona dari Afsel dengan yang muncul di Inggris atau dinamakan B117?

1. Inggris masih mempelajari varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan

Varian Baru COVID-19 di Inggris dan Afrika Selatan BerbedaIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut pejabat Kementerian Kesehatan Publik Inggris, Susan Hopkins, varian baru dari Afrika Selatan sangat berbeda dengan galur baru yang muncul di Negeri Ratu Elizabeth itu. "Virus itu memiliki mutasi yang berbeda," kata Hopkins. 

"Keduanya kelihatan lebih mudah menular (ke manusia lain). Kami memiliki bukti mengenai transmisi galur baru yang muncul di Inggris, karena kami tengah mempelajari secara detail bersama mitra di kampus," tutur dia lagi. 

Ia menambahkan, pihaknya masih terus mempelajari varian baru dari Afrika Selatan. Ia juga mengaku yakin vaksin COVID-19 yang saat ini sudah mulai diedarkan tetap dapat bekerja secara ampuh untuk memberikan perlindungan. Sebab, vaksin itu menghasilkan imunitas yang kuat dan dapat melawan banyak varian virus. 

Sementara, ilmuwan di Afrika Selatan tengah mempelajari apakah vaksin yang sudah didistribusikan bisa memberikan perlindungan terhadap mutasi baru corona. 

Baca Juga: Afrika Selatan Temukan Varian Baru COVID-19 di Negaranya

2. Pemerintah Inggris melarang penerbangan yang datang dari Afrika Selatan

Varian Baru COVID-19 di Inggris dan Afrika Selatan BerbedaIlustrasi Infrastruktur (Pesawat) (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai langkah pencegahan, Pemerintah Inggris sejak Rabu kemarin telah memberlakukan larangan masuk bagi semua penerbangan dari Afrika Selatan. Menkes Hancock juga mengumumkan semua warga Inggris yang terpapar virus corona varian baru dari Afrika Selatan sudah dimasukan ke dalam fasilitas karantina mandiri. Begitu juga kontak terdekat mereka. 

Ia juga meminta kepada semua warga Inggris yang pernah melakukan kontak dekat dengan individu yang baru kembali dari Afrika Selatan dalam dua pekan terakhir, agar melakukan isolasi mandiri. 

"Mereka harus membatasi diri melakukan kontak dengan siapapun," tutur Hancock. 

Sementara, jurnalis Al Jazeera, Haru Mutasa, yang melaporkan dari Johanesburg mengatakan kasus harian COVID-19 di Afrika Selatan rata-rata mencapai 10 ribu. 

"Pejabat berwenang di Afrika Selatan sudah memperingatkan Inggris mengenai varian baru virus corona ini pada pekan lalu," kata Mutasa. 

Ia menambahkan varian baru virus corona menyebar lebih cepat dan bisa jadi menjadi biang keladi munculnya gelombang kedua COVID-19 di Afrika Selatan. "Varian baru itu kali pertama diketahui di area Cape Town," tutur dia lagi. 

3. Inggris akan semakin memperketat aturan untuk lockdown tier 4

Varian Baru COVID-19 di Inggris dan Afrika Selatan BerbedaIlustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, akibat munculnya galur baru COVID-19 di Inggris, negara itu kini dikucilkan. Banyak negara ramai-ramai melarang penerbangan dari Inggris. 

Di dalam Inggris sendiri, pemerintah terus memperketat aturan lockdown yang paling berat yakni tier 4. Menkes Hancock mengatakan mulai Sabtu, 26 Desember 2020 lebih banyak area di bagian selatan Inggris ikut di-lockdown. Area lain yang merasakan PSBB lebih longgar juga segera diperketat. 

Hal ini lantaran kasus harian COVID-19 di Inggris terus meroket. Pada Rabu kemarin, Kemenkes mencatat ada 40 ribu kasus baru COVID-19. Bahkan, Inggris mencatat rekor angka kematian yaitu 744. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak April lalu. 

Baca Juga: Strain Virus Corona Baru yang Lebih Menular Sudah Masuk Singapura

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya