Vietnam Kini Catat 6 Pasien Meninggal karena COVID-19

Vietnam menyebut COVID-19 di sana masuk gelombang ketiga

Jakarta, IDN Times - Vietnam kini tak lagi bisa mendeklarasikan sebagai negara yang mampu jaga nol kematian akibat COVID-19. Berdasarkan laporan dari laman World O Meter, per Selasa (4/8/2020), sudah ada 6 pasien COVID-19 di Vietnam yang meninggal. Sedangkan kasus COVID-19 di sana terus bertambah menjadi 652. 

Gelombang kedua ini bermula dari adanya transmisi lokal di Kota Da Nang yang terdeteksi pada 24 Juli 2020 lalu. Padahal, kota ini merupakan salah satu tujuan pariwisata favorit di Vietnam. Pasien pertama diberi nama "pasien 416" merupakan pria berusia 57 tahun, seorang pensiunan di Kota Da Nang. Ini merupakan kali pertama ditemukan transmisi lokal sejak 16 April 2020 lalu. 

Alhasil, otoritas setempat meminta agar 800 ribu turis yang sedang berada di Da Nang keluar dari episentrum dan pindah ke kota lain sejak 1 Juli 2020. Stasiun berita Channel News Asia, Sabtu, 1 Agustus 2020 lalu melaporkan pernyataan Kementerian Kesehatan setempat yang menyebut sebanyak 41 ribu orang sudah mengunjungi tiga rumah sakit. 

Bagaimana cara Vietnam menghadapi pandemik yang mereka klaim sudah memasuki gelombang ketiga?

1. Pemkot Da Nang akan melakukan tes terhadap 1,1 juta warganya

Vietnam Kini Catat 6 Pasien Meninggal karena COVID-19Ilustrasi pasien COVID-19. IDN Times/Sukma Shakti

Kantor berita Reuters melaporkan pada pekan lalu otoritas di Da Nang akan melakukan tes terhadap 1,1 juta warganya. Ini merupakan tindak lanjut setelah otoritas Da Nang memberlakukan lockdown lokal sejak pekan lalu. Pemkot menutup tempat-tempat hiburan dan melarang pergerakan manusia di dalam dan luar kota Da Nang. 

Sedangkan menurut analisis otoritas setempat pada Minggu, 2 Agustus 2020, jenis strain virus Sars-CoV-2 yang terdeteksi di Da Nang jauh lebih menular dibandingkan strain di awal pandemik. Virus itu bisa langsung menular ke 5 hingga 6 orang. Pada periode sebelumnya, virus hanya menularkan hingga ke 2 orang. 

Baca Juga: COVID-19 di RI Terus Naik, Vietnam Justru Sudah Bebas dari Pandemik

2. Vietnam mengaku kesulitan melacak asal mula penyebaran COVID-19 di Kota Da Nang

Vietnam Kini Catat 6 Pasien Meninggal karena COVID-19Ilustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Sementara, ketika ditanya sumber atau awal mula penularan di Kota Da Nang, otoritas setempat mengaku kesulitan untuk melacaknya. Sebab, ada beragam sumber virus di sana. 

"Ada begitu banyak penularan di sana di kalangan masyarakat," ungkap Pemerintah Vietnam pada Minggu, 2 Agustus 2020. 

Untuk mempermudah pelacakan, otoritas di Vietnam mengerahkan pelajar dari akademi militer. Mereka juga diminta untuk melakukan pengambilan sampel untuk bisa diuji. 

Sementara, perwakilan Vietnam di Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Kidong Park, pemerintahnya tengah menyiapkan kemungkinan penularan di komunitas yang lebih luas. 

"Pemerintah kami akan memastikan warganya terlindung dari COVID-19 dengan cara menjaga agar angka penularannya rendah dan mengendalikan transmisi di masyarakat," ungkap Kidong kepada Reuters

3. Turis asing belum diizinkan masuk ke Vietnam

Vietnam Kini Catat 6 Pasien Meninggal karena COVID-19Lini masa perjalanan Vietnam lawan pandemik COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Kendati Vietnam sudah sempat mendeklarasikan diri berhasil mengalahkan pandemik COVID-19, tetapi pemerintah tidak ingin terburu-buru membuka penerbangan internasional ke dalam negara itu. Artinya, hingga kini Vietnam belum siap untuk menerima kedatangan turis asing.

Padahal, Vietnam termasuk menjadi salah satu destinasi favorit turis internasional. Itu sebabnya sektor pariwisata begitu terdampak di Vietnam. 

"Jadi, kami masih menutup penerbangan internasional. Orang Indonesia belum bisa masuk ke Vietnam karena belum diizinkan. Kami punya staf di KBRI dan KJRI, total 8 orang. Mereka kini stranded gak bisa masuk ke Vietnam," ungkap Duta Besar RI untuk Vietnam, Ibnu Hadi ketika berbicara di program "Ambassador's Talk" by IDN Times yang tayang di YouTube pada 21 Juli 2020 lalu. 

Ibnu juga menjelaskan salah satu alasan mengapa Vietnam belum bersedia membuka penerbangan internasional karena ingin mencegah penyebaran kasus impor COVID-19 ke negaranya. Dengan begitu, anggaran yang digelontorkan oleh pemerintah bisa fokus digunakan untuk mengatasi transmisi lokal di Vietnam. 

Ia menambahkan bisa saja diatur penerbangan khusus untuk mengangkut warga ke Vietnam. Tapi, maskapai yang bisa mengangkut penumpang saja tidak cukup, sebab dibutuhkan pula izin. 

https://www.youtube.com/embed/92mSBcq_w3k

Baca Juga: Dubes Ibnu: Biaya Perawatan Pasien COVID-19 di Vietnam Rp30 Juta 

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya