Warga Uni Emirat Arab Sudah Mulai Diimunisasi Vaksin Sinopharm

UEA klaim kemanjuran Sinopharm mencapai 86 persen

Jakarta, IDN Times - Setelah diberikan izin penggunaan darurat (EUA), Pemerintah Uni Emirat Arab sudah melakukan imunisasi kepada warganya dengan menggunakan vaksin buatan Tiongkok, Sinopharm. UEA memilih vaksin Sinopharm usai otoritas kesehatan di sana menyatakan vaksin produksi Tiongkok itu memiliki kemanjuran 86 persen di uji klinis ketiga. 

Laman Arab News, Minggu, 13 Desember 2020 melaporkan berdasarkan hasil laporan awal vaksin itu menunjukkan tingkat serokonversi 99 persen dari antibodi penawar dan 100 persen efektivitas dalam mencegah kasus penyakit sedang dan parah.

"Hasil analisa menunjukkan tidak ada kekhawatiran terkait masalah keselamatan," demikian pernyataan dari Kementerian Kesehatan UEA. 

Kemenkes sudah memberikan EUA sejak September 2020 lalu. Alhasil para petugas yang berada di front terdepan diberikan prioritas untuk menerima vaksin COVID-19. 

Berdasarkan keterangan dari Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan UEA, Husin Bagis, vaksin kemudian juga disuntikan kepada para anggota keluarga Raja. Ia pun mengaku sudah menerima vaksin COVID-19 buatan Sinopharm sejak Oktober lalu. 

"Kami mengajukan permohonan agar ikut divaksin karena kami banyak berinteraksi dengan masyarakat lokal dan warga Indonesia untuk perpanjangan paspor, visa, dan sebagainya. Itu alasannya kami meminta agar ikut divaksinasi," ungkap Husin ketika berbicara di program Forum Merdeka Barat 9 pada Senin pagi (14/12/2020). 

Ia menambahkan tidak semua negara diberikan prioritas untuk divaksinasi. Menurutnya, itu semua bisa terjadi karena adanya kedekatan hubungan kedua negara. 

Apakah Dubes Husin merasakan efek samping dari pemberian vaksin Sinopharm? Mengapa UEA memilih bermitra dengan Sinopharm?

1. Semua pegawai di KBRI termasuk Duta Besar sudah diberikan vaksin Sinopharm

Warga Uni Emirat Arab Sudah Mulai Diimunisasi Vaksin SinopharmGedung KBRI di Abu Dhabi, UEA (www.facebook.com/@kbriabudhabi)

Sebelum dilakukan proses imunisasi massal, perusahaan farmasi China National Pharmaceutical Group telah melakukan uji klinis ketiga terhadap 31 ribu relawan dari 125 kewarganegaraan. Dubes Husin menjelaskan sebanyak 50 WNI di antaranya ikut serta dalam uji klinis tersebut. 

Setelah diberikan izin darurat, baru kemudian pegawai di KBRI Abu Dhabi disuntikan vaksin.

"Suntikan pertama terhadap 23 orang dilakukan pada 21 Oktober 2020. Sedangkan, suntikan kedua diberikan pada 23 November 2020," ujar Dubes Husin. 

Sementara, bagi mereka yang belum disuntik vaksin di termin pertama, bisa diberikan imunisasi pada 23 November 2020 dan 5 Desember 2020.

"Kami tidak ada persiapan khusus. Perusahaan G42 yang bermitra dengan Sinopharm datang ke KBRI, lalu memeriksa kami semua. Yang sehat langsung disuntik, sedangkan yang tidak sehat ditunda dulu," kata dia lagi. 

Ia mengatakan setelah dua bulan disuntik tidak ada yang berbeda pada kesehatannya. Proses vaksinasi berjalan lancar. "Istri saya dan staf yang bekerja di Wisma Indonesia juga sudah disuntik, dan tidak ada masalah semuanya," ujarnya. 

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Cansino dan Sinopharm Tiba di Indonesia November 2020 

2. Sinopharm justru belum merilis hasil uji klinis tahap ketiga ke publik tetapi sudah diberi izin penggunaan darurat

Warga Uni Emirat Arab Sudah Mulai Diimunisasi Vaksin SinopharmHasil perburuan vaksin COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Meski sudah diberikan izin darurat, tetapi hasil uji klinis vaksin Sinopharm belum dirilis ke publik. Kemenkes UEA tidak memberikan penjelasan secara detail dari 31 ribu relawan, berapa orang yang jatuh sakti usai diberi vaksin. Otoritas di sana juga tidak menjelaskan berapa banyak mereka yang diberikan vaksin COVID-19 dan berapa yang diberi plasebo. Tidak ada pula informasi mengenai efek samping dari vaksin tersebut. 

Menurut pernyataan yang disampaikan ke publik untuk kali pertama tentang kemanjuran vaksin ditemukan fakta bahwa 99 persen orang yang mengonsumsinya langsung terbentuk antibodi. Antibodi itu kemudian menyerang virus Sars-CoV-2. Tidak ada satupun relawan yang mengonsumsinya terpapar COVID-19 atau mengalami sakit yang parah. 

Meski begitu para ahli mengaku khawatir terhadap sikap China National Pharmaceutical Group yang tidak transparan. Mereka juga mengaku bingung mengapa pengumuman soal kemanjuran vaksin Sinopharm, justru datang dari otoritas di UEA dan bukan dilakukan oleh perusahaan farmasi itu sendiri. 

Vaksin Sinopharm sudah diberikan kepada satu juta warga Tiongkok di bawah izin penggunaan darurat. Sinopharm termasuk salah satu dari empat vaksin buatan Tiongkok yang memasuki tahap akhir pengembangan. 

3. Uni Emirat Arab memilih vaksin Sinopharm karena COVID-19 kali pertama muncul di Tiongkok

Warga Uni Emirat Arab Sudah Mulai Diimunisasi Vaksin SinopharmIlustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, menurut Dubes Husin salah satu alasan mengapa otoritas di UEA memilih menggunakan vaksin Sinopharm, karena COVID-19 pertama kali dilaporkan muncul di Negeri Tirai Bambu.

"Sehingga, pasti Tiongkok akan lebih cepat mencari solusinya termasuk mendapatkan vaksin untuk COVID-19," tutur Husin. 

Setelah itu, otoritas UEA membuat perusahaan artificial intelligence (AI) bernama G42 di Abu Dhabi. G42 kemudian dijadikan mitra oleh Sinopharm, karena perusahaan itu juga mengembangkan sayap sebagai perusahaan farmasi. 

Husin juga menggaris bawahi salah satu alasan penanganan pandemik COVID-19 di UEA lebih mudah dibandingkan di Indonesia, karena jumlah penduduknya hanya 9 juta orang. Selain itu, pemberlakuan aturan untuk praktik 3M sangat ketat dan tegas. 

Husin berkisah ketika Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan dan Menteri BUMN, Erick Thohir berkunjung ke Abu Dhabi beberapa waktu lalu, mereka makan di sebuah restoran. Tetapi, pihak restoran menolak permintaan untuk menambah meja untuk rombongan Luhut karena pengelola mematuhi aturan 3M di UEA. "Mereka mengatakan saya bisa ditutup bila tidak memberikan tambahan meja dan tak mematuhi aturan," tutur Husin menirukan pemilik restoran. 

Baca Juga: 25 Staf KBRI di Abu Dhabi Sudah Disuntik Vaksin COVID-19, Kok Bisa?

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya