WHO: Imunisasi Massal Vaksin COVID-19 Baru Terjadi Pertengahan 2021

Trump ingin vaksin COVID-19 dibagikan awal November

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi imunisasi massal vaksin COVID-19 baru dilakukan paling cepat pada pertengahan 2021, meski pemerintah Amerika Serikat sempat menyebut mereka akan melakukan imunisasi massal dalam hitungan pekan.

Bahkan, pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump telah memberi instruksi agar masing-masing negara bagian mulai melakukan vaksinasi pada 1 November 2020. 

Tetapi, juru bicara WHO Margaret Harris menepis prediksi imunisasi massal bisa dilakukan dalam hitungan pekan, meskipun ada beberapa kandidat vaksin yang kini telah memasuki uji klinis tahap ketiga. 

"Kita sudah mengetahui ada enam hingga sembilan (bakal vaksin) yang telah melalui proses penelitian," ungkap Harris yang dikutip harian Hong Kong, South China Morning Post (SCMP), Minggu, 6 September 2020. 

"Namun, dalam batas waktu yang realistis, kami memprediksi penyebaran vaksin COVID-19 baru akan terjadi hingga pertengahan tahun depan," sambung dia. 

Keinginan pemerintah di seluruh dunia mempercepat distribusi vaksin COVID-19 bisa dipahami. Sebab, korban akibat pandemik COVID-19 terus berjatuhan. Dalam kasus AS, Badan Pengendali Obat dan Makanan (FDA) diprediksi akan mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 sebelum proses uji klinis tahap ketiga rampung. 

Vaksin mana saja yang telah siap diberikan kepada manusia?

1. WHO akan memberikan izin bagi vaksin COVID-19 yang memiliki keampuhan sekitar 50 persen

WHO: Imunisasi Massal Vaksin COVID-19 Baru Terjadi Pertengahan 2021Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Berdasarkan data yang dimiliki WHO, kini ada 34 kandidat vaksin di seluruh dunia yang tengah mengikuti uji klinis terhadap manusia di tahap ketiga. Sementara, sisa 142 bakal vaksin masih menjalani tahap pre klinis. 

Menurut Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan, pihaknya tengah bekerja sama dengan para pakar dari seluruh dunia, termasuk FDA, untuk menentukan kriteria bagi sebuah bakal vaksin dinyatakan aman dan ampuh. 

"Kami ingin melihat vaksin yang setidaknya memiliki keampuhan 50 persen. Vaksin itu yang kemungkinan akan dipilih," kata Swaminathan. 

Kabar baiknya, menurut WHO, perusahaan farmasi sudah siap untuk melipatgandakan produksi mereka begitu badan PBB itu memberi restu vaksin tertentu siap edar ke publik.

Baca Juga: Perusahaan Farmasi AS Jual Obat COVID-19 Remdesivir Seharga Rp33 juta 

2. Perusahaan farmasi Tiongkok, Sinovac mengklaim telah memberikan vaksin COVID-19 ke ribuan pengawainya

WHO: Imunisasi Massal Vaksin COVID-19 Baru Terjadi Pertengahan 2021Ilustrasi vaksin yang dibuat oleh Sinovac (www.scmp.com)

Sementara, pada saat vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech tengah menjalani uji klinis tahap ketiga, ribuan pegawai di perusahaan farmasi itu telah ditawari ikut program darurat imunisasi massal. Tawaran itu juga berlaku bagi keluarga para pegawai. 

Juru bicara Sinovac Biotech, Liu Peicheng, mengonfirmasi sekitar 3.000 pegawai dan keluarganya telah ditawarkan disuntik vaksin COVID-19. Tiongkok memang telah memberikan lampu hijau penggunaan vaksin COVID-19 untuk pekerja di sektor yang rentan terpapar pandemik, seperti petugas imigrasi dan tenaga medis.

Vaksin COVID-19 juga sudah diberikan kepada para penjual di pasar basah Xinfadi. Pasar itu diklaim sebagai sumber munculnya COVID-19 hingga menimbulkan gelombang kedua pandemik di Tiongkok. 

Petinggi Sinovac Biotech, Yin Weidong memprediksi restu hasil uji klinis bisa diperoleh pada akhir 2020. 

"Pemberian vaksin juga untuk mencegah epidemi lainnya muncul di musim gugur dan dingin," ungkap Yin pada acara pameran internasional dagang di Beijing dan dikutip harian SCMP

"Bila ada satu saja orang di tempat ini terpapar virus, maka akan menularkan ke ratusan orang lainnya. Strategi pengendalian di Tiongkok perlu diperbaiki dan perbaikan itu salah satunya bergantung kepada vaksin," kata dia. 

3. Perusahaan farmasi China National Biotec Group juga telah memberikan vaksin COVID-19 ke pegawainya

WHO: Imunisasi Massal Vaksin COVID-19 Baru Terjadi Pertengahan 2021Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Imunisasi massal juga rupanya sudah dilakukan perusahaan farmasi China National Biotec Group (CNBG). Deputi General Manager di bidang pemasaran CNBG, Zhang Yinan, mengatakan ia dan 150 pegawai lainnya telah diberikan vaksin COVID-19 melalui program darurat. 

"Setelah sukses diuji cobakan ke hewan, saya bersedia untuk mencoba produk dari perusahaan tempat saya bekerja, dan mengecek apakah vaksin itu aman dan manjur. Ada 150 pegawai lainnya seperti saya yang telah diimunisasi," kata Zhang. 

Sama seperti Sinovac, CNBG juga telah mengikat kesepakatan untuk memproduksi vaksin dalam jumlah besar. CNBG akan melakukan uji klinis tahap ketiga dengan melibatkan 35 ribu relawan di Uni Emirat Arab pada November mendatang. 

"UEA telah membeli dengan kesepakatan tertulis dengan CNBG. Tapi kami belum bisa mengungkap berapa jumlah pasti pesanan dan harganya," tutur Zhang. 

Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Harga Vaksin COVID-19 Dibanderol hingga Rp438 Ribu

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya