WHO: Virus Corona Mungkin Tidak akan Pernah Hilang 

"Belum ada yang dapat prediksi kapan COVID-19 akan hilang"

Jakarta, IDN Times - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada kemungkinan virus corona tidak akan pernah hilang dari lingkungan manusia. Oleh sebab itu, dunia harus mulai menerima kenyataan untuk bisa hidup dengan keberadaan COVID-19 masih menghantui. 

Pernyataan itu disampaikan oleh para petinggi WHO di saat beberapa negara mulai ingin melonggarkan pembatasan pergerakan manusia. Salah satu negara yang sudah mulai melonggarkan antara lain Malaysia dan Vietnam. 

"Penting untuk mengatakan jujur bahwa virus ini bisa saja dapat menjadi endemik lainnya di komunitas kita dan virus ini tidak akan pernah pergi. HIV (Human Immunodeficiency Virus) belum menghilang, tetapi kita bisa tetap hidup dengan virus itu," ungkap Ahli darurat WHO Mike Ryan ketika memberikan keterangan pers dan dikutip dari stasiun berita Al Jazeera pada Kamis (14/5). 

Menurut Ryan, publik harus bersikap realistis karena hingga kini belum diketahui kapan COVID-19 akan menghilang. 

"Saya pikir tidak akan ada janji atau tanggal (kapan pandemik akan berakhir). (Virus) ini mungkin akan bertahan dan menjadi masalah dalam jangka waktu cukup panjang, atau mungkin juga ia tidak bertahan," tuturnya lagi. 

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh manusia agar tidak terpapar COVID-19 sedangkan kehidupan harus mulai berjalan normal?

1. Upaya manusia untuk temukan vaksin COVID-19 dalam waktu singkat dinilai terlalu berambisi

WHO: Virus Corona Mungkin Tidak akan Pernah Hilang www.kingdomfm.co.uk

Menurut Ryan, saat ini bukan berarti pemerintah negara di dunia tidak melakukan apapun untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Salah satunya dengan berlomba-lomba mencari vaksin untuk bisa menumbuhkan antibodi melawan COVID-19. Tetapi, dalam pandangannya bila vaksin ditemukan pun, menghilangkan COVID-19 merupakan ambisi yang sangat besar. 

Sebagai bukti, ia mencontohkan penyakit cacar yang disebabkan oleh virus dan bisa menyebar juga sudah ada vaksin. Tetapi, penyakit itu juga belum bisa dihadapi. 

Saat ini memang ada lebih dari 100 vaksin yang berpotensi untuk dikembangkan. Termasuk yang kini sedang dalam percobaan klinis. Tetapi, para ahli sudah mewanti-wanti proses penemuan vaksin tidak akan mudah. 

Sementara, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rekomendasi dari pihaknya yakni agar masing-masing negara tetap meningkatkan kewaspadaan kendati ingin melonggarkan aturan. 

"Tapi, kita semua harus berkontribusi untuk menghentikan pandemik ini," ujarnya lagi. 

Baca Juga: WHO: Tidak Ada Satu Pun Negara Kebal dari Virus Corona

2. Pemerintah di seluruh dunia mengalami kebingungan kapan waktu yang tepat untuk membuka kembali perekonomian

WHO: Virus Corona Mungkin Tidak akan Pernah Hilang Pengibaran bendera Uni Eropa yang dipasang setengah tiang. twitter.com/ComisionEuropea

Saat ini pemerintah negara di seluruh dunia tengah mengalami kebingungan mengenai kapan waktu yang tepat bagi mereka untuk membuka pelan-pelan perekonomiannya. Sebab, walaupun sudah tren penurunan infeksi COVID-19 di beberapa negara, justru di negara lain yang sudah melonggarkan aturan, virus corona kembali muncul. 

Apalagi angka kasus positif COVID-19 juga terus meningkat. Per (14/5), angka kasus positif menembus 4,3 juta. Di mana sebanyak 291 ribu pasien di seluruh dunia dinyatakan meninggal. 

Tetapi, Uni Eropa pada (13/5) lalu tetap pelan-pelan membuka wilayah perbatasan darat mereka. Menurut UE, mereka akhirnya membuka perlahan-lahan sebagai upaya untuk menyelamatkan perekonomian. Mereka mengatakan tidak terlalu terlambat untuk bisa meraih turis musim panas. Sementara, di waktu bersamaan pemerintah akan memberikan rasa aman kepada para wisatawan. 

Menurut Ryan, pembukaan perlahan-lahan perbatasan di wilayah darat risiko penularan virusnya lebih rendah dibandingkan membuka wilayah udara. Sedangkan, menurut ahli epidimiologi WHO, Maria van Kerkhove, butuh waktu yang cukup lama untuk keluar dari pandemik COVID-19. Jadi, ia mengatakan publik harus bersabar. 

3. WHO mengutuk tindak kekerasan yang diterima oleh pekerja medis selama pandemik COVID-19

WHO: Virus Corona Mungkin Tidak akan Pernah Hilang IDN Times/Bagus F

Dalam pemberian keterangan pers itu, Ryan turut mengutuk tindak kekerasan yang dialami oleh para pekerja medis. Ia mendapatkan data ada 35 tindak kekerasan yang menjadi perhatiannya dan terjadi di bulan April di 11 negara. 

Ia menjelaskan tindak kekerasan terhadap petugas medis bisa terjadi karena kurangnya informasi yang diterima. Sementara, di negara lain, penyebabnya lebih kejam lagi. 

"COVID-19 ini bisa menunjukkan ke masyarakat sisi terbaik dari diri kita, tetapi juga bisa menunjukkan sebagian sisi dari diri kita yang terburuk," kata Ryan. 

Ia melanjutkan sebagian orang justru merasa bisa melampiaskan rasa frustasi mereka kepada individu yang tugasnya murni hanya ingin menolong. 

"Sikap tindak kekerasan dan diskriminasi semacam ini harus dilawan," ujarnya lagi. 

https://www.youtube.com/embed/mP5MdTCKk2s

Baca Juga: Ciri-ciri Hidden Carrier Virus Corona, Tampak Sehat tapi Membawa Virus

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya