7 Orang Tewas dalam Penembakan di Sinagoge Yerusalem

Jakarta, IDN Times - Aksi penembakan terjadi di sinagoge Ateret Avraham kawasan Neve Yaakov, Yerusalem, Jumat (27/1/2023) malam waktu setempat. Buntutnya, tujuh orang tewas dan 10 lainnya luka-luka dalam peristiwa ini.
Dilansir The Jerusalem Post, tersangka aksi penembakan sudah teridentifikasi. Dia adalah Alkam Khairi, pria berusia 21 tahun, yang diduga tak terkoneksi dengan jaringan atau organisasi manapun.
1. Polisi telat datang
Menurut saksi mata, Alkam awalnya masuk ke sinagoge dan melepaskan tembakan dengan handgun ketika jemaah sedang berdoa. Kemudian, dia mulai mengejar orang-orang yang mencoba kabur.
Polisi datang usai menerima panggilan darurat. Alkam kemudian mencoba kabur dengan menggunakan mobil. Dia juga menembak ke arah polisi. Kemudian, polisi menembak balik dan membunuhnya.
Seorang saksi mata menyatakan sebenarnya polisi telat datang. Mereka baru tiba di lokasi kejadian 20 menit setelah tembakan pertama, akibat tak percaya dengan panggilan darurat tersebut.
Tapi, juru bicara kepolisian Israel berdalih mereka langsung bergerak dan tiba lima menit ke tempat kejadian usai menerima laporan tersebut.
Baca Juga: Indonesia Kutuk Keras Serangan Israel di Jenin
2. Israel gelar rapat darurat
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan ini merupakan serangan paling mematikan terhadap warganya dalam beberapa tahun terakhir. Pihaknya akan mengambil tindakan dengan menggelar rapat darurat terlebih dulu bersama pihak keamanan. Netanyahu juga meminta agar warga tak bertindak sendiri.
"Kami akan mengevaluasi situasi dan mengambil tindakan secepatnya. Kami bertindak dengan cermat dan cepat," ujar Netanyahu dikuti JPost.
Baca Juga: Israel Balas Serang Palestina usai Hamas Luncurkan 2 Rudal
3. Respons natural atas pendudukan Jenin
Sementara, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyatakan serangan di sinagoge tersebut tak bisa dihindarkan. Ini menjadi respons dari upaya pendudukan yang dilakukan Israel di Jenin, dan menewaskan sembilan warga sipil Palestina.
"Operasi ini menjadi respons atas tindak kriminal yang bertujuan menduduki Jenin dan bersifat natural," ujar Qassem.