Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena Filsafat

Ia membela kaum filsuf dengan buku Tahafut At-Tahafut

Apakah kamu pernah mendengar istilah polymath? Polymath adalah sebutan untuk orang yang ahli tidak hanya di satu bidang saja, tapi di banyak bidang. Kebanyakan ilmuwan muslim zaman dulu adalah polymath, salah satunya adalah Ibnu Rushd (Latin: Averroes). Ibnu Rushd adalah seorang ilmuwan yang menguasai filsafat, logika, psikologi, kedokteran, matematika, geografi, hukum, fiqih, dan teologi.

Bagi kamu yang penasaran dengan Ibnu Rushd, berikut ini 7 fakta menarik tentang dirinya.

1. Berasal dari keluarga terpandang dan berilmu

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIbn Rushd (causeur.fr)

Ibnu Rushd lahir pada tahun 1126 di Kordoba (Sekarang Spanyol). Ia berasal dari keluarga yang terkenal kealimannya di bidang fiqih. Buktinya, kakek dan ayah Ibnu Rushd sukses menjadi hakim kerajaan di Andalusia. Penguasaan ilmu fiqih dan berbagai ilmu-ilmu keislaman turut diwariskan kepada Ibnu Rushd.

2. Berguru kepada banyak ilmuwan untuk belajar berbagai macam bidang

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIbn Rushd (islamicphilosophers-averroes.blogspot.com)

Ibnu Rushd adalah sosok yang tekun belajar. Ia juga memiliki keluarga yang cerdas dan selalu memotivasi dirinya untuk mencari ilmu. Sejak kecil, Ibnu Rushd sudah belajar ilmu-ilmu agama dari ayahnya. Kemudian, ia berguru kepada banyak ilmuwan di masa remajanya. Abu al-Qasim, Abu Marwan Ibn Massarat dan Abu Abdullah Marzi adalah guru haditsnya; Hafidz Abu Muhamad Ibn Rizqi adalah guru fiqihnya; Abu Ja’far adalah guru ilmu ketabibannya; dan masih banyak lagi.

Ibnu Rushd menginspirasi kita untuk tekun belajar dan mencari sebanyak-banyaknya ilmu dari ahlinya. Tentunya, akses kita untuk belajar berbagai hal jauh lebih mudah dengan adanya internet. Bandingkan dengan keadaan Ibnu Rushd dahulu yang harus berpindah tempat dari satu majelis ilmu ke majelis ilmu lainnya untuk belajar. Wahai pemuda, yuk contoh ‘kerakusan’ Ibnu Rushd dalam mencari ilmu !

3. Ibnu Rushd jadi hakim kerajaan dan tabib

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIbn Rushd (epicworldhistory.blogspot.com)

Ibnu Rushd memiliki karir yang cemerlang di Kekhalifan Muwahhidun. Pemerintahan ini sangat memperhatikan keilmuwan. Berkat kecerdasannya, Ibnu Rushd diangkat oleh Khalifah Abu Yaqub Yusuf menjadi hakim di Sevilla pada tahun 1169 M. Selanjutnya, ia menjadi hakim di Kordoba. Kemudian, pada tahun 1182 M, Ibnu Rusyd menggantikan Ibnu Tufail sebagai tabib istana. Ia juga diangkat menjadi hakim kepala di Kordoba pada tahun yang sama. Jabatan bergengsi ini pernah dipegang oleh kakek Ibnu Rushd.

Baca Juga: 13 Kutipan Filsuf Socrates yang Akan Buat Kamu Bijak Hadapi Kehidupan

4. Dapat proyek menulis tafsir tentang filsafat Aristoteles dari Khalifah

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIlustrasi para ilmuwan sedang bercengkerama (integrasi.science)

Di tengah kesibukannya sebagai hakim dan tabib, Ibnu Rushd dipercaya oleh Khalifah Abu Yaqub Yusuf untuk menuliskan pemikirannya tentang filsafat Aristoteles. Soalnya, Khalifah tertarik banget dengan filsafat Aristoteles, tapi merasa bahwa tulisan-tulisan Aristoteles sulit dimengerti. Proyek menulis tafsir tersebut sukses menjadi batu loncatan Ibnu Rushd untuk membuat karya-karya tulisan berikutnya, baik di bidang teologi, fiqih, filsafat, kedokteran, hukum, dan lain-lain.

Meskipun sibuk banget dengan pekerjaannya, ia tetap produktif berkarya. Ini dapat menjadi inspirasi buat kamu yang hectic abis untuk pandai-pandai memanfaatkan waktu agar bisa tetap berkarya.

5. Ibnu Rushd menyanggah argumen Al-Ghazali di bukunya, Tahafut At-Tahafut

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatBuku Ibn Rushd (nuansa.co)

Karya Ibnu Rushd yang paling fenomenal adalah Tahafut At-Tahafut (Kerancuan dari buku Tahafut). Buku ini menyanggah beberapa poin argumen Al-Ghazali di buku Tahafut Al-Falasifah (Kerancuan para filsuf).

Menurut Al-Ghazali, ada 3 pemikiran utama para filsuf nih yang menyesatkan.

Pertama, pandangan tentang keqadiman alam

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIlustrasi alam semesta (kids.nationalgeographic.com)

Pada zaman dulu, terjadi perdebatan antara kaum teolog dan kaum filsuf mengenai “apakah alam semesta ini selalu ada sejak dulu (qadim) atau memiliki permulaan (hadits)?”

Kaum filsuf Neoplatonisme seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi berpendapat bahwa alam ini selalu ada sejak dulu. Mereka berpendapat bahwa alam ini tidak diciptakan dari ‘tiada’ menjadi ‘ada’.

Menurut pendapat Al-Ghazali, Tuhan menciptakan alam dari ‘tiada’ menjadi ‘ada’. Sebelum alam ini tercipta, hanya ada Tuhan dan tidak ada  hal lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa Tuhan tidak menggunakan unsur lain untuk menciptakan alam semesta. Al-Ghazali sangat menolak pendapat kaum filsuf tersebut. Bahkan, ia mengkafirkan orang-orang yang berpendapat seperti itu.

Ibnu Rushd menyanggah argumen Al-Ghazali dan menganggap bahwa mengkafirkan kaum filsuf adalah sesuatu yang berlebihan. Ia berpandangan bahwa perbedaan pendapat ini hanya masalah perbedaan perspektif saja. Menurutnya, alam ini diciptakan dari unsur yang telah ada, seperti air dan asap. Untuk memperkuat argumennya, Ibnu Rushd bahkan melampirkan ayat-ayat Al-Qur’an.

Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. “ (QS. Hud : 7)

 “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.” (QS. Fushshilat : 11)

Jadi, Ibnu Rusyd menafsirkan bahwa alam ini selalu ada. Soalnya, Tuhan menciptakan alam dengan memberi wujud unsur-unsur yang telah ada tersebut (air dan asap).

Baca Juga: 10 Aliran Filsafat yang Mempengaruhi Pola Pikir Manusia

Kedua, pandangan tentang pengetahuan Tuhan

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIlustrasi alam semesta (Chandra X-Ray Observatory)

Menurut kaum filsuf, Tuhan memiliki pengetahuan yang bersifat universal terhadap makhluknya. Al-Ghazali membantah pendapat tersebut. Menurutnya, pengetahuan Tuhan tidak mungkin hanya bersifat universal saja, melainkan Dia pasti mengetahui perincian-perincian tentang makhluknya. Dalam hal ini, Ibnu Rusyd menyatakan bahwa Al-Ghazali sudah salah faham. Kaum Filsuf tidak pernah mengatakan kalau Tuhan tidak tahu mengenai perincian. Kenyataannya, kaum filsuf berpendapat bahwa pengetahuan Tuhan dan pengetahuan manusia tentang perincian yang terjadi di alam ini tentu berbeda.

Ketiga, pandangan tentang kebangkitan manusia di akhirat

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIlustrasi alam semesta (nasa.gov)

Menurut Ibnu Sina dan Al-Farabi, manusia dibangkitkan hanya rohnya saja di hari akhir. Dalam buku Tahafut Al-Falasifah, Al-Ghazali menyatakan bahwa hal itu tidak mungkin karena Al-Qur’an sendiri mengatakan bahwa jasmani dan rohani manusia akan mengalami kenikmatan di surga ataupun kesengsaraan di Neraka. Ibnu Rushd berargumen bahwa Al-Ghazali telah menuliskan hal yang bertentangan di dalam bukunya yang lain. Al-Ghazali mengatakan bahwa bagi kaum sufi, kebangkitan di hari akhir nanti hanya melibatkan rohani saja (ia adalah bagian dari kaum sufi).

6. Dianggap sesat oleh penganut 2 agama

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatIlustrasi aksi persekusi orang di tempat umum (al-fanarmedia.org)

Karena berbagai tulisannya kebanyakan mendukung kaum filsuf, maka kaum teolog yang berasal dari agama Islam dan Kristen menganggap Ibnu Rushd telah sesat. Di kalangan muslim sendiri, buku Tahafut Al-Falasifah yang ‘menyerang’ kaum filsuf masih sangat berpengaruh di masa itu. Akibatnya, mereka menganggap bahwa Ibnu Rushd sesat. Pada suatu hari, Ibnu Rushd pernah sholat di Mesjid Kordoba, lalu orang-orang mengejek dan mengusir dirinya. Tidak berhenti sampai di situ, buku-buku karya Ibnu Rushd dibakar oleh masyarakat Kordoba pada tahun 1195.

Begitu pula dengan otoritas gereja di Paris. Ibnu Rusyd dituduh sesat karena argumennya mengenai  kekekalan alam, kesatuan akal, dan sebagainya. Akhirnya, mereka juga membakar tulisan-tulisan Ibnu Rushd di depan Universitas Sorbonne pada tahun 1277 M.

7. Ibnu Rushd diasingkan

Ibnu Rushd: Polimatik Muslim yang Dituduh Sesat karena FilsafatPatung Averroes (Ibn Rushd) di Córdoba, Spanyol. (Saleemzohaib, CC0, via Wikimedia Commons)

Karena tuduhan sesat yang diterima Ibnu Rushd, akhirnya Khalifah Al-Mansur memerintahkan Ibnu Rushd untuk mengasingkan diri ke perkampungan Yahudi, Lucena. Setelah 1 tahun diasingkan, para ulama’ yang pro Ibnu Rushd melakukan protes kepada Khalifah. Mereka yakin bahwa Ibnu Rushd tidak bersalah. Hal itu membuat Khalifah Al-Mansur memberi surat pengampunan dan membebaskan Ibnu Rushd dari pengasingan. Tidak lama kemudian, Ibnu Rushd pun wafat pada usia 72 tahun.

Ibnu Rushd adalah ilmuwan muslim yang berusaha menyelaskan agama dan logika, keimanan dan filsafat. Ia berpendapat bahwa “Kebenaran tidak akan bertentangan dengan kebenaran lainnya”. Ya, Ibnu Rushd meyakini bahwa agama dan filsafat adalah alat untuk menemukan kebenaran.

Ibnu Rushd dapat dikatakan sebagai sosok ilmuwan muslim terakhir yang berjuang untuk menekankan pentingnya penggunaan logika dan metode saintifik. Sayangnya, perjuangan tersebut gagal karena banyak kaum teolog Islam yang mengharamkan filsafat. Setelah itu, akhirnya gemilangnya keilmuwan di peradaban Islam kian meredup.

Sebagai penutup tulisan ini, berikut salah satu perkataan Ibnu Rushd yang terkenal dan cocok dengan konteks kehidupan kita saat ini.

Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkus yang batil dengan kemasan agama.

Baca Juga: Bushido, Sebuah Filsafat Samurai yang Bisa Kamu Terapkan dalam Hidupmu

Siti Nur Azizah Photo Writer Siti Nur Azizah

Statically Dynamic

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya