14 Jenazah Diduga Pengungsi Rohingya Terdampar di Pantai Myanmar 

Mereka disinyalir mencoba menyeberang ke Malaysia

Jakarta, IDN Times - Setidaknya ada 14 jenazah terdampar di pantai Myanmar. Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNHCR melaporkan bahwa dari jasad tersebut ada anak-anak pengungsi Rohingya.

Digadang-gadang, terdamparnya belasan jasad ini akibat perahu yang mereka tumpangi terbalik. Mereka disebut berusaha masuk ke Malaysia.

Baca Juga: UNHCR Terima Rp330 Miliar Sumbangan Zakat di 2021

1. Perahu yang ditumpangi dihantam badai

14 Jenazah Diduga Pengungsi Rohingya Terdampar di Pantai Myanmar Pengungsi Rohingya turun dari kapal di pesisir Pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh, pada 25 Juni 2020. (ANTARA FOTO/Rahmad)

Meskipun tidak dirinci secara jelas, UNCHR mengatakan kapal tersebut meninggalkan Sittwe, Myanmar barat pada 19 Mei dan dihantam badai karena saat itu kondisi laut dilaporkan cukup berbahaya. Perahu tersebut dilaporkan terbalik dua hari kemudian.

“14 jasad ditemukan dan 35 orang termasuk pemilik perahu berhasil diselamatkan,” kata juru bicara Kepolisian Distrik Pathein, Letnan Kolonel Tun Shwe, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (24/5/2022).

Seorang anggota Organisasi Penyelamatan Myanmar di Pathein mengatakan delapan jenazah ditemukan pada Minggu (22/5/2022) di sebuah pantai, sekitar tiga jam dari ibu kota Pathein.

2. Kapal membawa pengungsi Rohingya

14 Jenazah Diduga Pengungsi Rohingya Terdampar di Pantai Myanmar Pengungsi etnis Rohingya saat proses evakuasi oleh TNI AL di Pelabuhan ASEAN, Krueng Geukuh, Aceh Utara, Aceh, Jumat (31/12/2021). (ANTARA FOTO/Rahmad)

Seorang aktivis pembela hak Rohingya mengonfirmasi bahwa ada 12 perempuan dan dua anak laki-laki yang meninggal akibat perahu yang terbalik. “Kapal itu membawa pengungsi Rohingya dari Buthidaung, Maungdaw dan Sittwe,” ujar dia.

Sementara itu, pengungsi yang selamat saat ini berada di kantor polisi Pathein. Namun, belum bisa dipastikan apakah mereka akan ditahan atau dikembalikan ke kamp pengungsi.

3. Pengungsi Rohingya mencoba mendapatkan hidup yang layak

14 Jenazah Diduga Pengungsi Rohingya Terdampar di Pantai Myanmar Ilustrasi pengungsi etnis Rohingya berada di Pulau Idaman, pesisir Pantai Kuala Simpang Ulim, Aceh Timur, Aceh, Sabtu (5/6/2021). Sebanyak 81 orang pengungsi etnis Rohingya dengan tujuan Malaysia yang terdampar di Aceh pada 4 Juni 2021. (ANTARA FOTO/Irwansyah)

Ratusan pengungsi Rohingya kerap melarikan diri dari Myanmar atau dari kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, untuk mencoba masuk ke negara lain demi kehidupan yang layak.

“Tragedi terbaru ini menunjukkan sekali lagi rasa putus asa yang dirasakan oleh Rohingya di Myanmar dan di kawasan sekitar,” kata Direktur UNHCR untuk Asia dan Pasifik Indrika Ratwatte.

Ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar akibat konflik militer yang menyerang etnis mereka. Kekerasan militer Myanmar terhadap Rohingya ini juga disebut Amerika Serikat sebagai genosida.

Rohingya yang masih berada di Myanmar dipandang sebagai penyelundup dari Bangladesh dan ditolak kewarganegaraannya, di mana berpengaruh besar terhadap hak serta akses kesehatan dan pendidikan.

Setiap tahun, ratusan Rohingya juga berusaha menyeberang dari Myanmar ke negara lain di Asia Tenggara, misalnya Malaysia atau Indonesia untuk mendapatkan hidup yang lebih layak.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya