Ada Kasus Baru COVID-19, China Larang Warga Tinggalkan Xinjiang 

Transportasi juga ditangguhkan sementara

Jakarta, IDN Times - China melarang warga meninggalkan Xinjiang setelah dilaporkan adanya 38 kasus COVID-19 baru tanpa gejala di kota tersebut.

Wakil Ketua Xinjiang, Liu Sushe, mengatakan, warga diimbau untuk tetap berada di dalam rumah dan tidak diperbolehkan keluar kota.

Baca Juga: Bus Pembawa Pasien COVID-19 Kecelakaan di China, 27 Orang Tewas

1. Hampir semua transportasi ditangguhkan

Ada Kasus Baru COVID-19, China Larang Warga Tinggalkan Xinjiang Warga melintasi jalan di areal permukiman etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, China. ANTARA/M. Irfan Ilmie

Dilansir dari CNN, Kamis (6/10/2022), Liu menambahkan, Xinjiang akan memperkuat pemeriksaan di bandara, stasiun kereta api, dan pos-pos perbatasan untuk mencegah penyebaran virus.

“Semua kereta api keluar kota, bus antar provinsi dan sebagian besar penerbangan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut,” ujar dia.

Di Bandara Urumqi, hampir 100 persen penerbangan keberangkatan dan tiba dibatalkan sejak kemarin. Semua penerbangan dari Kashgar, bandara terbesar kedua di Xinjiang juga dibatalkan.

Baca Juga: Kota Sanya China Lockdown, 80 Ribu Turis Terjebak 

2. Beberapa kasus ditemukan pada penumpang kereta api

Ada Kasus Baru COVID-19, China Larang Warga Tinggalkan Xinjiang (Masjid Grand Bazaar Urumqi di Xinjiang) IDN Times/Uni Lubis

Liu mengatakan, sejak munculnya gelombang penyebaran COVID-19 terbaru yang terdeteksi dari 30 Juli lalu, virus telah menyebar ke 37 kabupaten di Xinjiang.

Sementara itu, beberapa kasus positif COVID-19 ditemukan pada penumpang kereta api yang berangkat dari Urumqi, Xinjiang.

Bahkan hingga kini, kasus positif di Urumqi, Korla, Turban, dan Usu terus bertambah.

Baca Juga: ASEAN dan China Kembali Bahas Laut China Selatan 

3. Xinjiang sempat lockdown dua bulan

Ada Kasus Baru COVID-19, China Larang Warga Tinggalkan Xinjiang Situasi sebuah sekolah di Provinsi Xinjiang, Tiongkok, 11 Juli 2019. (IDN Times/Uni Lubis)

Untuk menekan angka positif COVID-19, China masih memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown, termasuk di Xinjiang.

Penduduk Xinjiang dilarang meninggalkan rumah mereka sejak Agustus hingga September kemarin. Namun lockdown ini membuat mereka kekurangan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan primer lainnya.

Awal September lalu, pejabat Urumqi meminta maaf kepada penduduk karena adanya kekurangan dalam pengendalian pandemik, termasuk kekurangan kebutuhan makanan dan obat-obatan.

Baca Juga: Jokowi Bantah Konflik China-AS Meluas ke Laut China Selatan

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya