Al Azhar Mesir Minta Produk Swedia dan Belanda Diboikot

Buntut dari pembakaran Al-Qur'an

Jakarta, IDN Times - Al Azhar Mesir, pusat pembelajaran Islam Sunni tertinggi, menyerukan untuk memboikot produk Belanda dan Swedia menyusul aksi pembakaran dan penyobekan salinan Al-Qur’an yang membuat murka negara-negara Muslim.

Pembakaran salinan Al-Qur’an di Swedia oleh politikus sayap kanan Rasmus Paludan ini juga diikuti oleh politikus sayap kanan Belanda Edwin Wagensveld yang merobek-robek salinan kitab suci umat Muslim tersebut.

Setelah merobek-robeknya, ia melemparkan kertas-kertas tersebut ke udara, lantas membakarnya di dalam panci. Aksi ini dilakukan di ibu kota Den Haag.

1. Swedia dan Belanda tidak bermoral

Dilansir dari Anadolu, Rabu (25/1/2023), Al Azhar meminta masyarakat Arab dan Muslim untuk memboikot semua produk Swedia dan Belanda sebagai reaksi atas aksi dari dua negara ini.

“Mereka telah berlebihan dalam melakukan aksi dan sangat biadab, serta tidak bermoral yang berlandaskan kebebasan berekspresi,” demikian pernyataan dari Al Azhar.

“Orang-orang menyimpang ini tidak akan pernah menghargai nilai agama,” lanjut pernyataan itu.

Baca Juga: Buntut Pembakaran Alquran, Turki Tolak Keanggotaan Swedia di NATO

2. Turki murka dengan Swedia dan Belanda

Al Azhar Mesir Minta Produk Swedia dan Belanda DiboikotPresiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. (twitter.com/Recep Tayyip Erdoğan)

Kementerian Luar Negeri Turki murka atas ulah Paludan tersebut. Turki mendesak Swedia untuk segera mengambil tindakan terhadap pelaku pembakaran, dan meminta agar semua negara bersuara melawan Islamofobia.

Hubungan Turki dan Swedia juga merenggang akibat adanya aksi unjuk rasa anti-Turki di Swedia melawan unjuk rasa pro-Turki. Unjuk rasa ini juga tidak lepas dari proses masuknya Swedia yang tertahan karena Turki masih mencegahnya.

“Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami. Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai suci kami dengan kedok kebebasan berekspresi, sama sama sekali tidak dapat diterima,” demikian pernyataan Kemlu Turki.

3. Indonesia mengutuk aksi tersebut

Indonesia juga mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh Paludan tersebut. Kementerian Luar Negeri RI menegaskan, hal itu merupakan penistaan kitab suci yang melukai dan menodai toleransi umat beragama.

“Kebebasan berpendapat seharusnya dilakukan secara bertanggung jawab,” demikian pernyataan Kemlu RI.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Dewan Kerjasama Teluk serta Organisasi Kerjasama Islam kompak telah mengutuk aksi Paludan itu.

Baca Juga: Kemlu RI Akan Panggil Dubes Swedia soal Pembakaran Al-Qur'an

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya