ASEAN Buka Suara Atas Eksekusi Mati 4 Aktivis Myanmar

Eksekusi ini terjadi sepekan jelang pertemuan Menlu ASEAN

Jakarta, IDN Times - Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN menyatakan cukup ‘terganggu’ mengetahui eksekusi mati yang dilakukan junta militer Myanmar terhadap empat aktivis.

ASEAN, yang tahun ini diketuai Kamboja, menyebut aksi Myanmar tersebut sangat tercela dan merusak upaya regional untuk mengurangi eskalasi krisis politik.

Sebab, eksekusi mati yang dilakukan junta militer ini terjadi hanya kurang dari sepekan, menjelang perhelatan ASEAN Ministerial Meeting di Kamboja. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi direncakan akan hadir dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga: Myanmar Dikecam Dunia Internasional karena Eksekusi Mati 4 Aktivis

1. ASEAN sebut junta tak ada kemauan meredakan krisis

ASEAN Buka Suara Atas Eksekusi Mati 4 Aktivis MyanmarMin Aung Hlaing, pemimpin junta militer Myanmar. (Twitter.com/Kenneth Roth)

Kamboja, sebagai ketua ASEAN tahun ini, telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk keras aksi junta militer tersebut.

“Eksekusi mati yang dilakukan hanya sepekan sebelum Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-55 sangat tercela,” sebut pernyataan dari Kamboja, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (26/7/2022).

“Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya kemauan junta untuk mendukung rencana perdamaian ASEAN, yang didukung juga oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa,” lanjut pernyataan itu.

2. ASEAN sempat menyerukan agar junta menahan diri

ASEAN Buka Suara Atas Eksekusi Mati 4 Aktivis MyanmarPertemuan menteri luar negeri ASEAN (Special ASEAN-India Foreign Ministers’ Meeting/SAIFMM) di New Delhi, India pada Kamis (16/6/2022). (twitter.com/VivianBala)

ASEAN mengaku sangat ‘terganggu’ dengan kabar eksekusi empat aktivis ini. Mereka adalah eks anggota parlemen Phyo Zeya Thaw, penulis dan aktivis Ko Jimmy, Hla Myo Aung, dan Aung Thura Zaw.

Sebelum dieksekusi, mereka telah ditahan terlebih dahulu dan menghadapi persidangan tertutup, serta tak transparan. Mereka berempat juga merupakan loyalis dari Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan saat kudeta, 1 Februari 2021.

“Sementara kompleksitas krisis dapat dirasakan di seluruh penjuru Myanmar, ASEAN secara keseluruhan telah menyerukan agar junta menahan diri sepenuhnya,” sebut pernyataan itu.

Baca Juga: AS Kecam Eksekusi Mati Aktivis Myanmar oleh Junta Militer 

3. Anggota keluarga empat aktivis tidak tahu soal eksekusi tersebut

Sementara itu, anggota keluarga dari empat aktivis yang dieksekusi mati tersebut, tidak mengetahui kapan dan di mana eksekusi dilakukan.

Mereka juga tak diberitahu metode seperti apa yang digunakan untuk eksekusi. Mirisnya, mereka tak diizinkan mengambil jenazah empat aktivis tersebut.

Pihak berwenang Myanmar kini memperketat keamanan di Penjara Insen di Yangon, tempat keempat aktivis ditahan sebelumnya. Sebab, demonstrasi telah pecah di depan penjara untuk meminta penjelasan atas eksekusi mati itu.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya