Dubes Ukraina Minta Uni Eropa Hayati Bhineka Tunggal Ika

Wawancara khusus IDN Times dengan Duta Besar Ukraina di RI

Jakarta, IDN Times - Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa pada pekan lalu telah menetapkan Ukraina sebagai calon atau kandidat resmi negara anggota yang bakal masuk ke Uni Eropa.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin berbicara soal persatuan Uni Eropa yang bisa mengambil contoh dari Bhineka Tunggal Ika milik Indonesia. 

“Bagi kami, menjadi bagian dari Eropa adalah menjadi bagian dari keluarga besar yang berarti integrasi ekonomi, integrasi energi, budaya dan lain lain. Jadi itu akan menjadi proyek besar dari segalanya,” kata Hamianin ketika diwawancarai oleh IDN Times, pekan lalu.

Baca Juga: Dubes Ukraina: Polandia adalah Lokomotif Utama Pemulihan Ekonomi Kami 

1. Eropa akan semakin bersatu

Dubes Ukraina Minta Uni Eropa Hayati Bhineka Tunggal IkaBendera Uni Eropa dan beberapa bendera anggota dari Uni Eropa. (Pixabay.com/Dusan_Cvetanovic)

Dengan pencalonan tetap Ukraina dan juga Moldova, kemungkinan besar dua negara ini bakal menjadi anggota dari Uni Eropa.

“Akan ada pencapaian besar karena Eropa akan semakin bersatu. Semakin Eropa bersatu, akan semakin sedikit ancaman, semakin tiadk berbahaya,” ujar Hamianin.

Menurutnya, di dalam Uni Eropa, orang-orang tidak berkelahi. Hamianin menyebut Uni Eropa adalah sebuah keluarga.

“Mereka malah mendapatkan teman, berdagang, pertukaran budaya. Pendidikan, integrasi pekerjaan. Jadi untuk Uni Eropa, saya pikir itu akan menjadi pencapaian yang luar biasa, hebat apalagi dari segi ekonomi jika menerima Ukraina,” tuturnya.

Baca Juga: Dubes Rusia: Kami Tak Perlu Senjata Nuklir untuk Lawan Ukraina

2. Bhineka Tunggal Ika bisa diaplikasikan ke Uni Eropa

Dubes Ukraina Minta Uni Eropa Hayati Bhineka Tunggal Ikawww.gurupendidikan.co.id

Di akhir pembicaraan, Hamianin mengaku bahwa dia sangat menyukai dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika.

“Memang saya pikir prinsip Indonesia, Bhineka Tunggal Ika ini bisa diterapkan di Uni Eropa juga. Prinsip ini sangat bagus dan saya sangat mengaguminya dan ini tentang persatuan,” tutur Hamianin lagi.

Hamianin juga menjamin bakal ada porsi khusus untuk Uni Eropa dengan kondisi sumber daya alam Ukraina yang cukup kaya. Meski Ukraina dengan 40 juta penduduknya bukan negara besar di Eropa dalam hal populasi, tetapi Ukraina bisa mengikuti perkembangan seperti kesejahteraan warga, pasar yang prospektif dan sangat menarik bagi produsen Eropa.

“Saya pikir ini akan menjadi sebuah proyek. Ini adalah proyek yang menguntungkan untuk Ukraina dan Eropa. Jadi tentu saja, ada beberapa kekhawatiran dari beberapa pemimpin, tetapi apa yang kita lakukan sekarang, kami berjuang tidak hanya untuk kemerdekaan Ukraina, tetapi untuk perdamaian dan stabilitas Eropa,” ungkap penyuka sop buntut ini.

Baca Juga: Dubes Ukraina untuk RI: Perang Dunia III Sedang Terjadi

3. Status kandidat resmi Ukraina di Uni Eropa

Dubes Ukraina Minta Uni Eropa Hayati Bhineka Tunggal Ikapotret bendera Ukraina dan Uni Eropa (europa.eu)

Para pemimpin Uni Eropa Kamis (23/6/2022), di Brussel memutuskan untuk memberikan Ukraina dan Moldova status "kandidat resmi" untuk keanggotaan di Uni Eropa (UE). Presiden Dewan Eropa Charles Michel membuat pengumuman itu setelah pembahasan di antara para pemimpin dari 27 negara anggota Uni Eropa.

Uni Eropa telah mendukung Ukraina sejak Rusia melakukan invasi 24 Februari lalu dan menerapkan sanksi ekonomi luas terhadap Moskow. Hanya empat hari setelah Rusia melancarkan perangnya, Ukraina secara resmi mengajukan permohonan untuk menjadi anggota UE.

Meski sejumlah negara anggota awalnya terpecah dengan status Ukraina ini, pada akhirnya Komisi Eropa merekomendasikan status ini dan Uni Eropa menetapkan status tersebut pada pertemuan 27 pemimpin negara anggota blok tersebut.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya