Indonesia Dorong Pembentukan ASEAN Maritime Outlook
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepentingan peningkatan kerja sama maritim ASEAN dengan mitra menjadi latar dari rekomendasi Indonesia untuk pembentukan ASEAN Maritime Outlook (AMO).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan AMO akan membuka kerja sama yang lebih luas dalam hubungan dengan mitra.
“Kita mengetahui potensi besar kontribusi kerja sama maritim untuk kesejahteraan di Indo-Pasifik,” kata Retno dalam pertemuan Dewan Politik Keamanan ASEAN ke-25 di Phnom Penh, Kamboja pada Kamis (10/11/2022).
1. Potensi Indo Pasifik sangat besar
Isu maritim sering hanya didekati dari perspektif keamanan secara sempit. Sementara potensi kerja sama maritim, terutama di Indo-Pasifik sangatlah besar.
Dengan potensi besar inilah, maka ASEAN memasukkan kerja sama maritim sebagai salah satu prioritas ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
“Kerja sama maritim harus menjadi masa depan yang menyatukan kita dengan mitra, bukan malah memisahkan,” ujar Retno.
Baca Juga: Jokowi Hadiri KTT ASEAN, Bahas Konflik Myanmar hingga Ukraina
2. Isu maritim dan HAM akan jadi prioritas di keketuaan Indonesia di ASEAN
Editor’s picks
Tahun depan, Indonesia akan memegang keketuaan ASEAN. Isu kerja sama maritim akan menjadi salah satu prioritas dan akan mendorong kerja sama praktis dan konkret antara ASEAN dan negara mitra wicara.
Selain isu maritim, Retno juga menekankan pentingnya visi yang progresif mengenai hak asasi manusia. Retno mengajak ASEAN untuk pengarusutamaan HAM di ketiga pilar kerja sama ASEAN.
Retno mengusulkan adanya dialog HAM ASEAN penting untuk dilakukan secara reguler. Dialog terbuka dengan menyertakan semua pemangku kepentingan dan pentingnya ASEAN memperkuat mandat perlindungan badan HAM ASEAN atau ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR).
3. Isu Laut China Selatan dan penyeludupan juga dibahas
Dalam pertemuan APSC ini, Indonesia juga diwakili oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan RI Mahfud MD, yang mengangkat isu penyelundupan manusia, Laut China Selatan, serta dinamika di kawasan dan dunia. Menkopolhukam sampaikan agar penanganan ketiga tersebut dilakukan secara komprehensif melalui mekanisme ASEAN.
Pertemuan 25th APSC telah mendengarkan laporan Sekretariat ASEAN atas perkembangan implementasi Cetak Biru Pilar Polkam. Hingga saat ini tercatat 290 dari 295 action lines telah diselesaikan di Pilar Polkam.
25th APSC dilaksanakan sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan KTT ke-40 dan ke-41 ASEAN untuk melihat implementasi dan potensi sinergi berbagai kerja sama di Pilar Politik-Keamanan ASEAN.
Baca Juga: Menlu Retno: ASEAN Sudah Extra Effort Atasi Isu Myanmar