Indonesia Minta Malaysia Perbaiki Kondisi Detensi Imigrasi 

Indonesia minta WNI di detensi segera dipulangkan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui KJRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau telah melakukan pertemuan dengan Pengarah Imigresen Wilayah Sabah dan Jabatan Kesihatan Negeri Sabah (JKNS) Malaysia, serta pertemuan virtual dengan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB).

Pertemuan ini didasari oleh laporan KBMB terkait kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di detensi imigrasi Malaysia, tepatnya di Sabah dan Tawau.

KBMB menyatakan bahwa angka kematian Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di detensi imigrasi di Malaysia cukup tinggi.

Pada periode Januari 2021 hingga Maret 2022, sedikitnya ada 17 WNI meninggal dunia ketika menunggu proses deportasi. Angka tersebut merupakan perkiraan dari KBMB karena sulitnya melakukan penyelidikan. Selain itu, ada satu WNI yang meninggal diduga karena disiksa.

1. Penyamaan data antara Indonesia dan Malaysia

Indonesia Minta Malaysia Perbaiki Kondisi Detensi Imigrasi ilustrasi TKI (ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid)

Dari pertemuan dengan Imigresen tersebut diperoleh data WNI yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigresen (DTI) di Sabah pada tahun 2021 sebanyak 18 orang dan periode Januari hingga Juni 2022 sejumlah 7 orang.
 
Data tersebut sama dengan data yang dimiliki perwakilan RI yang berisikan nama dan penyebab kematian berdasarkan hasil pemeriksaan (post-mortem) dari otoritas rumah sakit setempat, dikutip dari keterangan tertulis Kemlu RI, Kamis (30/6/2022).
 
Sementara itu, penyebab utama tingginya kematian itu adalah karena keterlambatan pemulangan para deportan akibat pembatasan perjalanan selama pandemik.

Baca Juga: 18 WNI Meninggal di Detensi Imigrasi Malaysia, Diduga Ada yang Disiksa

2. Kedubes Malaysia di Jakarta meminta maaf karena salah data

Indonesia Minta Malaysia Perbaiki Kondisi Detensi Imigrasi fin.co.id

Data itu juga sesuai dengan ralat dari Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, mengenai jumlah WNI yang meninggal di DTI di Sabah.

Awalnya, Kedubes Malaysia merilis bahwa ada 149 WNI yang meninggal di detensi imigrasi di Sabah. Namun, mereka telah meralat dan meminta maaf atas kesalahan data tersebut.

"149 adalah jumlah WNA dari seluruh negara yang meninggal dari 2021 hingga Juni 2022. Kedutaan Besar Malaysia meminta maaf atas kekeliruan ini," tulis mereka dalam sebuah pernyataan yang diterima IDN Times.

3. RI minta pemulangan WNI dipercepat dan kondisi detensi diperbaiki

Indonesia Minta Malaysia Perbaiki Kondisi Detensi Imigrasi Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia mengantre saat tiba di Bandara Internasional Kualanamu Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Kamis (9/4)(ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Dalam pertemuan dengan Imigresen itu, pemerintah Indonesia meminta agar proses pemulangan para deportan dapat segera dilakukan karena risiko pandemi yang sudah rendah, atas biaya negara. Disampaikan pula agar kondisi detensi diperbaiki dari segi akses kesehatan dan fasilitas sanitasinya.
 
Di lain pihak KJRI Kota Kinabalu dan KRI di Sabah juga akan meningkatkan intensitas kunjungan pemantauan, bantuan logistik pakaian, makanan, obat-obatan, alat-alat kesehatan, dan tes PCR dalam proses pemulangan.

Dalam waktu dekat Duta Besar RI di Malaysia, Hermono akan mengunjungi Sabah dan melakukan pertemuan untuk segera mematangkan langkah-langkah di atas.

Sementara, pertemuan dengan KBMB yang telah dilakukan untuk memperoleh data rinci yang mungkin dimiliki, sehingga dapat melakukan pendalaman lebih seksama. Dalam kaitan tersebut, KBMB akan melakukan klarifikasi kepada Kedubes Malaysia di Jakarta tentang data yang berbeda itu.

Baca Juga: Kemlu RI Telusuri Kondisi WNI di Detensi Imigrasi Malaysia 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya