Jokowi Akan Terbang ke Saudi Oktober, Temui Putra Mahkota MBS

Jokowi akan jadi co-chair di KTT ASEAN-GCC

Jakarta, IDN Times - Presiden Republik Indonesia Joko “Jokowi” Widodo direncanakan bakal ke Arab Saudi pada Oktober mendatang, untuk menghadiri KTT ASEAN-GCC (Gulf Cooperation Council).

Dalam pertemuan ini, Jokowi akan menjadi co-chair bersama Perdana Menteri yang juga Putra Mahkota Saudi, Mohammad bin Salman (MBS).

“Berada di Saudi nanti, Presiden juga akan melakukan kunjungan bilateral ke Pangeran MBS. Detailnya masih dalam pembahasan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhamad Iqbal, dalam jumpa pers di Kemlu RI, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Isu yang dibahas dalam KTT ini, lanjut Iqbal, akan berpusat pada ekonomi dan perdagangan.

Baca Juga: Raja Salman Tunjuk Pangeran MBS Jadi Perdana Menteri Arab Saudi 

1. Saudi sudah teken TAC ASEAN

Jokowi Akan Terbang ke Saudi Oktober, Temui Putra Mahkota MBSMenteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud menandatangani Traktat Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sementara itu pada Juli 2023, Saudi telah menandatangani Treaty of Amity and Cooperation (TAC) atau Traktat Persahabatan dan Kerja Sama dengan ASEAN.

TAC merupakan traktat yang bertujuan untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, yang mengatur mekanisme penyelesaian konflik secara damai.

TAC sendiri telah ditandatangani pada 1976 oleh lima Kepala Negara pendiri ASEAN. TAC akhirnya diamandemen pada 1987 untuk memperluas aksesi negara-negara di luar ASEAN.

2. Saudi adalah negara ke-51 yang teken TAC

Jokowi Akan Terbang ke Saudi Oktober, Temui Putra Mahkota MBSMenteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn. (IDN Times/Sonya Michaella)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan, Arab Saudi adalah negara ke-51 yang menandatangani TAC dan mencerminkan komitmen kuat dari Arab Saudi untuk mematuhi nilai-nilai dan prinsip-prinsip ASEAN di TAC.

“Komitmen untuk bekerja sama dan berkolaborasi. Komitmen untuk secara konsisten menegakkan hukum internasional. Komitmen untuk berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas Asia Tenggara dan sekitarnya,” lanjut Retno kala itu.

3. TAC punya relevansi besar hadapi tantangan geopolitik

Jokowi Akan Terbang ke Saudi Oktober, Temui Putra Mahkota MBSBendera negara ASEAN di Bintang Flores, Labuan Bajo. (IDN Times/Sonya Michaella)

Sebelumnya, Indonesia, lewat Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri RI menginisiasi dialog kebijakan yang menarik perhatian para ahli kebijakan dari negara-negara ASEAN, pekan lalu. Acara tersebut bertema "ASEAN Policy Dialogue on the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC)”.

Dialog kebijakan ASEAN yang pertama ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk membangun komunitas bagi para perumus kebijakan strategis, dari negara anggota ASEAN dan mitra mereka.

ASEAN diharapkan tetap dapat memperkuat peran TAC dalam menjaga perdamaian, membangun kerja sama yang inklusif, serta menghadapi tantangan yang muncul dalam dinamika geopolitik. 

Baca Juga: Temui Pangeran MBS, Luhut Dapat Kepastian Arab Saudi di Proyek IKN

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya