Jokowi Temui Investor Uni Emirat Arab, Bicara 4 Poin Penting 

Jokowi melanjutkan kunker ke Abu Dhabi.

Jakarta, IDN Times - Usai menyelesaikan misi kunjungan perdamaian ke Ukraina dan Rusia, Presiden RI, Joko “Jokowi” Widodo melanjutkan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA).

Di Abu Dhabi, Jokowi berdialog dengan sejumlah investor dan pengusaha. Menteri BUMN, Erick Thohir yang turut serta dalam pertemuan mengatakan, para investor dan pengusaha UEA optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek kedua negara.

"Alhamdulillah, tadi pertemuan Bapak Presiden dengan beberapa perusahaan investasi dari Abu Dhabi, mereka sangat optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek yang bisa disinergikan antara dua negara, yaitu UAE, Abu Dhabi, dengan tentunya Indonesia," ujar Erick selepas pertemuan.

Para pengusaha dan investor yang hadir yaitu National Security Advisor, Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan; CEO Group G42 Ltd, Peng Xiao; CEO Abu Dhabi Holding, Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group, Ashraf Ali.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan; Duta Besar RI untuk PEA, Husin Bagis; Kepala Badan Otorita IKN, Bambang Susantono; dan Kepala Indonesia Investment Authority (INA), Ridha Wirakusumah.

1. Indonesia dan Uni Emirat Arab bisa jadi mitra saling menguntungkan

Jokowi Temui Investor Uni Emirat Arab, Bicara 4 Poin Penting Presiden RI Joko Widodo menemui pengusaha dan investor Uni Emirat Arab. (dok. Sekretariat Presiden RI)

Erick memaparkan, setidaknya ada empat poin yang didiskusikan Jokowi dengan para pengusaha. Logistik udara menjadi topik pertama yang dibahas. Erick menyebutkan,  pada era sekarang yang penuh ketidakpastian dalam hal logistik dan rantai pasok, Indonesia dan UEA bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan.

"Indonesia dan UEA ini bisa menjadi partner yang saling menguntungkan. Indonesia sebagai pusat dari supply chains karena kaya dengan sumber daya alam seperti energi, pangan, dan lain-lain. Secara bersamaan, UAE bisa menjadi jendela untuk Indonesia melakukan transaksional dari barang-barang kita ke luar negeri. Ini juga jadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia dan tentu bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja sama ekonomi," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Jumat (1/7/2022).

Baca Juga: Bertemu Putin, Jokowi Tawarkan Jembatan Perdamaian Rusia-Ukraina

Baca Juga: Putin Curhat ke Jokowi soal Sanksi Barat

2. Jokowi dan pengusaha UEA berdialog soal IKN

Jokowi Temui Investor Uni Emirat Arab, Bicara 4 Poin Penting Presiden RI Joko Widodo menemui pengusaha dan investor Uni Emirat Arab. (dok. Sekretariat Presiden RI)

Pertemuan juga membahas soal Ibu Kota Nusantara (IKN). Erick menjelaskan, Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduknya yang pesat, memang perlu membuat ibu kota baru.

Erick memandang, pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.

"Tidak mungkin 50 juta usia muda Indonesia itu harus masuk ke kota-kota yang sudah tua. Tentu dengan sistem dari teknologi terbarukan, kita harus menyiapkan kota masa depan. UAE sendiri, Abu Dhabi sangat optimistis melihat ini sebagai sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya," paparnya.

3. Membahas soal blue economy untuk jaga alam Indonesia

Jokowi Temui Investor Uni Emirat Arab, Bicara 4 Poin Penting Presiden RI Joko Widodo menemui pengusaha dan investor Uni Emirat Arab. (dok. Sekretariat Presiden RI)

Selain itu, pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru atau blue economy juga turut dibahas. Menurut Erick, Presiden Jokowi ingin agar pembangunan ekonomi biru tersebut dapat turut menjaga alam Indonesia, tidak sekadar mengeksploitasinya.

"Kita mempunyai Raja Ampat, komodo yang sangat dilindungi. Sekarang kita coba melihat bagaimana membangun peta biru secara menyeluruh, wisata laut kita yang friendly atau sangat bersahabat dengan alam dan juga dengan industri cruise atau wisata dengan kedekatan kepada kekeluargaan. Jadi bukan sekadar entertainment dan tourism," ucapnya.

Terakhir, dalam pertemuan juga dibahas mengenai perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara. Menurut Erick, hal itu dilakukan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dan bisa terus menjaring investasi.

"Supaya kita bisa lebih kompetitif dan terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja dan tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu," pungkasnya.

Baca Juga: Pertamina Maju Bersama Menteri BUMN Menuju Perusahaan Raksasa Dunia

Baca Juga: Erick Thohir Diminta Bersihkan BUMN Lain

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya